Raja
sudah berhasil melenyapkan keresahan yang disebabkan oleh keinginan, dengan
demikian ia dapat melenyapkan (kegiatan) pikiran. Hanya dengan satu keinginan
terakhir yang mendorongnya, ia menangkupkan kedua tangan dan memohon ;”Rsi yang
agung! Sejauh berkaitan dengan tubuh ini, waktu berlalu dengan cepat mendekati
saat terakhir. Puncak kutukan dari anak Rsi Samika akan segera mendekati saya.
Bagaimanapun saya sudah siap menerimanya dengan senang hati. Meskipun demikian,
selama hayat masih dikandung badan, saya telah bersumpah bahwa saya akan
menggunakan waktu untuk memikirkan Tuhan, mengulang dan merenungkan lagi hal
hal penting dalam berbagai kisah Tuhan; semoga sumpah ini tidak terlanggar
sedikitpun juga. Semoga sisa usia saya yang tidak lama lagi ini dapat
dilewatkan untuk mengukirkan rupa menawan Sri Nandanandana (secara harfiah
berarti Krishna putra Nanda Maharaj) bocah surgawi yang patut dikasihi, yang
mencerahkan tempat tinggal Nanda dan Yasoda. Semoga wujud yang penuh canda dan
riang gembira itu memenuhi kesadaran saya dan meluap, menganugrahkan
kebahagiaan jiwa yang tidak terkira kepada saya. Mohon ceritakan kepada saya
berbagai hal yang baik dan menguntungkan yang pasti telah menandai saat
kelahiran beliau. Apakah peristiwa ajaib dan kejadian luar biasa yang
menyatakan kepada dunia bahwa masa itu Tuhan telah mewujudkan diri-Nya ke
dunia. Bagaimana Kamsa memiliki keputusan kejam untuk membunuh bocah surgawi
itu, dan sementara hari demi hari berlalu, bagaimana tekad itu bisa membesar
bagaikan nyala api yang semakin berkobar ? mohon ceritakan kepada saya kisah
Kelahiran Krishna. Semoga saat terakhir saya bisa dikuduskan dengan kisah suci
ini. Pasti kisah itu akan membuat nafas saya menjadi demikian suci sehingga
dapat mencapai tujuan yang dicita-citakan dalam Gopala.
Mendengar
ini, Resi Shuka bahkan lebih senang lagi. “Maharaja! Saya sengang sekali karena
akan melewatkan beberapa jam yang tersisa dengan menceritakan kelahiran Sri
Krishna yang menakjubkan dan permainan surgawi beliau. Gopala lahir untuk
menegakkan dharma. Hal ini penuh dengan misteri agung. Hanya mereka yang telah
matang dalam kebijaksanaan, melalui proses kegiatan suci yang menguduskan, akan
dapat mengungkapkan misteri itu serta memahami maknanya. Dunia ini merupakan
pusaran dosa busuk yang memuakkan bagi orang-orang lainnya. Mereka bersuka ria
di dalamnya, tenggelam, dan mengapung lalu meluluhkan diri di dalam kegiatan
material yang sangat memabukkan. Maharaja! Jaman dahulu dunia ini diperintah
oleh seorang maharaja dari dinasti Yadu, namanya Ahuka. Sekelompok besar raja
taklukkan serta abdi mengelilingi tahtanya menanti setiap perintah yang akan
diberikan. Semua orang menyampaikan bhakti hormat padanya dan mencari
ketentraman serta kesejahteraan dibawah kepemimpinannya yang dermawan. Ia
mempunyai dua putra yang bernama Devaka dan Ungrasena. Ketika mereka sudah
cukup dewasa untuk mengemban tugas pemerintahan, raja menikahkan mereka dan
membagikan segaian beban tugasnya kepada mereka. Tahun demi tahun berlalu.
Devaka mempunyai tujuh putri sedangkan Ungrasena mempunyai Sembilan putra.
Devaki adalah putra sulung Devaka, dan Kamsa adalah Putra sulung Ungrasena.
Kedua orang ini memainkan peran penting dalam kisah yang dimintai. Pada saat
itu kerajaan Mathura merupakan ibukota dinasti Yadu. Dalam kawasan kota ini
tinggallah seorang penguasa bawahan maharaja, seorang pangeran Yadu bernama
Shurasena. Ia mempunyai sepuluh putra dan lima putrid. Putra tertuanya bernama
Vasudeva. Kunti adalah putrid sulungnya. Kedua keluarga bangsawan ini hidup
berdampingan dan putra putrid merekapun tumbuh. Aliran waktu berlalu dengan
cepat dan didorong oleh kekuatan yang menimbulkan kejadian penting, timbullah
berbagai akibat yang bersejarah.