Jumat, 23 November 2012

Tips mencegah broken heart




Baru beberapa minggu saja mengikrarkan bendera percintaan, eh sekarang kok dianya minta bubaran!  What’s the matter?. Menyalahkan pasangan kita untuk problema ini apalagi sampai mencari kambing hitam kemana-mana bukanlah sebuah tanda kedewasaan. So untuk mengetahuinya lebih lanjut, hari ini saya postkan beberapa artikel yang saya ambil dari beberapa sumber yang saya rasa sangat perlu dibaca oleh sodara-sodaraku kaum wanita, agar tidak lagi seperti lagunya Jeng Maia “Lelaki buaya darat, Busyet….aku tertipu lagi!” That’s why sebelum melangkah untuk mencari pasangan, baiknya kenali dulu apa-apa yang disuka ataupun tidak disukai oleh kaum pria. walaupun penyesalan memang adanya selalu dibelakang. tetapi pencegahan selalu akan menjadi hal baik daripada sekedar pengobatan. ingatlah bahwa airmata wanita itu diberikan Tuhan bukan untuk menangisi hal-hal sepele tapi lebih ditujukan untuk menangisi kehormatan yang telah terenggut disaat belum waktunya dan juga untuk menyesali dosa yang telah dibuat.
So, tak mau hal itu terjadi dan bosan ngedengerin cerita tentang broken heart? simak pelan-pelan informasi ini dan ambil nilai kebenaran di dalamnya.

3 PRILAKU WANITA YANG DIBENCI PRIA
Perilaku wanita yang salah di depan pria sering kali berdampak pada kehidupan cintanya. Tak jarang kesalahan fatal itu membuat sang wanita dihindari lawan jenisnya. Ini dia perilaku-perilaku yang harus dihindari. 

Posesif berlebihan
Selalu minta laporan kegiatan pasangan atau calon pasangan tiap saat, lengkap dengan keterangan tempat serta orang-orang yang ada di sekitarnya. Jika laporan lewat pesan singkat tidak dilakukan, maka Anda tak ragu untuk menelepon berkali-kali walau pasangan sedang berada di lingkungan kerjanya. Memeriksa ponsel dan jejaring sosial pasangan adalah hobi Anda. Tak jarang Anda menelepon atau mengirim pesan singkat pada rekan wanita pasangan dan mengancam mereka agar tak mendekati kekasih Anda.Perilaku cemburu berlebihan ini dapat dipastikan akan membuat pasangan atau calon pasangan Anda menjauh dan menghindar.

Terlalu 'gampangan'
Anda bersedia pulang tengah malam di kencan pertama. Esoknya Anda telah menyatakan cinta, dan seterusnya. Ada pepatah “Semakin mudah didapat, maka semakin mudah juga melepaskannya”. Jangan sampai pria menganggap Anda “murah”. Lebih baik berstatus jomblo ketimbang mengobral diri kan?

Berselingkuh
Berselingkuh bukanlah sebuah prestasi. Selingkuh juga bukan pertanda bahwa Anda wanita hebat yang bisa menggaet pria manapun. Mengkhianati kepercayaan pasangan justru menunjukkan betapa “murahnya” Anda. Anda tak lagi bisa menjaga kehormatan diri juga pasangan. Sekali Anda berselingkuh, maka cap wanita gampangan akan melekat di diri Anda.

3 SIFAT WANITA YANG DIBENCI PRIA.
Jika ingin mendapatkan perhatian dari seorang pria bahkan sampai bisa menjadi kekasihnya, maka para wanita sebaiknya tidak memiliki sifat yang dibenci kaum Adam ini. Ingin tahu sifat seperti apa saja yang dibenci pria dari para wanita, kita lihat dibawah ini:

Terlalu sensitif
Wanita yang terlalu sensitif perasaanya membuat pria serba salah. Jika Anda tipe wanita yang tidak bisa diajak bercanda dan terlalu sensitif, membuat pasangan Anda atau pria yang sedang melakukan pendekatan jadi menjauh dari Anda. 

Terlalu Pintar
Setiap orang menyukai wanita yang cerdas dan mampu menyuarakan pendapatnya di depan publik. Namun, jika kepercayaan diri si wanita sudah terlalu besar dapat membuat pria hilang feeling. 

Cemburu yang tidak rasional
Cemburu merupakan bumbu dalam suatu hubungan. Namun, jika rasa cemburu menjadi berlebihan justru akan menjadi bencana. Apalagi jika setiap lima menit sekali Anda menghubunginya, hal ini akan membuat pria menjadi tidak nyaman dan berpikir ulang tentang hubungan Anda bersamanya. 

Terlalu materialistis
Ketidaknyamanan terburuk yang dirasakan pria adalah bila pasangannya terlalu materialistis. Jika Anda ingin tampil cantik depan pasangan, namun selalu memanfaatkan uang pasangan tentunya Anda tidak akan dilihat cantik oleh pasangan. Sebaiknya buatlah pasangan terkesan dengan kemampuan yang Anda miliki bukan keterkaitan dan ketergantungan Anda dengan uangnya. 

Wanita Bergantung
Pria suka dengan wanita yang manja, namun jika sudah berlebihan pria akan mundur. Bila wanita terlalu bergantung dan ingin selalu dekat dengan pasangannya, akan membuat pria risih dan takut menjalin hubungan lebih serius lagi.
So girls, kalau ada diantara kalian yang punya sifat seperti ini sebaiknya mulai sedikit diubah, bila tidak ingin kehilangan pria yang kalian sukai dan cintai!

PENAMPILAN BUKAN KRITERIA UTAMA COWOK DALAM MEMILIH PASANGAN
"Cewek itu nggak cantik-cantik banget, body-nya juga biasa aja, tapi kok pacarnya ganteng, ya?" Berapa kali komentar seperti itu terlontar dari mulut Anda dan teman-teman? Ungkapan rasa heran seolah-olah tak percaya bahwa pria justru lebih tertarik pada gadis yang "biasa-biasa" saja.

Eits, jangan salah. Wajah cantik dan tubuh indah memang bisa memikat pria dalam sekejap, namun saat mencari kekasih, percayalah. Penampilan saja tak cukup. Ada hal-hal lain yang lebih diutamakan pria. Misalnya:

1. Selera humor
Bagi pria, tak ada yang lebih menyenangkan dari mengobrol dengan wanita yang bisa membuatnya tertawa. Apalagi jika pria itu juga humoris. Wanita dengan selera humor yang baik juga biasanya lebih santai dan tidak mudah tersinggung. Pria biasanya senang bercanda dengan sambil meledek, dan wanita yang humoris bisa menanggapinya dengan baik, bukannya malah ngambek dan tersinggung.

2. Pintar, tapi tak terlalu pintar
Semua pria senang wanita yang cerdas, berwawasan luas, dan banyak tahu. Tapi hati-hati, jangan sampai membuatnya merasa bodoh. Ini bukan berarti kita harus pura-pura bodoh di hadapannya. Cukup berikan kesempatan baginya untuk "memamerkan" pengetahuan dan kecerdasannya. Misalnya, biarlah kita jadi jagoan dalam hal wawasan politik luar negeri, tapi saat dia sedang bicara tentang internet dan komputer yang jadi bidang keahliannya, dengarkanlah dengan hormat dan pujilah dia atas kecerdasannya di bidang itu.

3. Menyenangkan diajak ngobrol
Ini adalah faktor penting yang bahkan bisa mengalahkan faktor fisik. Pria mana pun tak akan ada yang mau berpacaran dengan wanita yang tak nyambung saat diajak ngobrol. Bukan berarti wanita itu kurang cerdas, tapi seringkali minat mereka berbeda. Si lelaki tertarik pada topik A, B, C, si wanita tertarik pada topik X, Y, Z. Masalah ini bisa diatasi dengan bersama-sama mencari topik apa yang kalian berdua sukai. Atau dengan saling membuka diri terhadap topik-topik baru. Siapa tahu si lelaki jadi bisa suka pada topik Z, dan si wanita bisa ikut suka topik A. Tapi masalah ini juga bisa muncul jika si wanita terlalu pemalu. Sebenarnya mereka menyukai hal yang sama, namun si wanita terlalu takut untuk memulai percakapan. Ini sifat yang sebaiknya segera dihilangkan, setidaknya saat berhadapan dengan si dia. Jangan takut bertanya, memberi pendapat, dan memulai percakapan. Apa ruginya mengajak ngobrol, kan? Saat berbincang, jangan biarkan ada jeda kosong terlalu lama. Lontarkan pertanyaan santai tentang dirinya ("Dulu kuliah di mana?"), tentang barang yang dipakainya ("Sepatunya lucu deh. Beli di mana?"), atau tentang hal-hal lain yang memancing opininya ("Semalem nonton audisi Indonesian Idol, nggak? Agnes Monica jadi juri, menurut kamu oke gak?").

4. Percaya diri dan bisa memegang kendali
Memang sudah dari sononya lelaki terlahir sebagai pemimpin dan ingin mengontrol segala sesuatu. Namun bukan berarti mereka menginginkan wanita yang hanya bisa nurut saja bagai kerbau dicocok hidung. Pria sangat kagum pada wanita yang tahu apa yang ia mau, dan tak sungkan mengatakannya. Contoh paling sederhana adalah saat ditanya, "Nonton film apa ya kita?" kebanyakan wanita menjawab, "Terserah". Padahal sebetulnya ia sudah punya pilihan film dalam kepalanya. Mengapa harus takut pilihanmu berbeda dengan pilihan si dia? Setidaknya kita tahu apa yang kita inginkan, dan bukan hanya manut saja mengikuti pilihannya. Sesungguhnya pria juga lelah dengan wanita yang semuanya serba terserah. Ini tak berlaku hanya saat sedang berduaan. Pria juga suka melihat wanita yang memegang kontrol dan tak hanya nurut saja menerima perlakuan dan perintah orang lain, baik di lingkungan pergaulan maupun di tempat kerja.

5. Keibuan
Tanpa disadari, pria akan mengajukan pertanyaan ini dalam benaknya, "Apakah wanita ini akan jadi ibu yang baik bagi anak-anakku?" Tak perlu "cari muka" pada anak-anak kecil untuk menunjukkan sifat keibuanmu. Cukup tunjukkan perhatian padanya. Ia juga tahu bahwa wanita yang perhatian dan bisa merawat serta menjaga orang-orang terdekatnya dengan baik, nantinya akan jadi istri dan ibu yang baik.

6. Fashionable tapi tak berlebihan
Pria senang terlihat "jalan bareng" dengan wanita yang terlihat keren. Tak perlu wajah dan tubuh bak supermodel, bila wanita merawat diri dengan baik dan punya selera mode yang baik, pria pun senang melihatnya. Tapi, hindari tren mode yang terlalu ekstrem dan terlihat "aneh" di mata kebanyakan orang. Pria senang jalan dengan wanita yang jadi pusat perhatian, tapi bukan diperhatikan orang karena dianggap aneh.

7. Tak suka mengeluh
Di Twitter, mengeluh tentang pekerjaan. Di BlackBerry Messenger, mengeluh tentang teman yang menyebalkan. Di status Facebook, mengeluh tentang gebetan. Saat bertemu, mengeluh tentang perilaku si adik yang bikin kesal. Mengeluh itu manusiawi, tapi jika yang keluar dari mulut kita hanya keluhan dan hal-hal negatif, bukan hanya pria yang akan menjauh, tapi juga teman-teman. Ingat, keluhan itu menular dan bisa merusak mood orang lain yang sedang bahagia.

8. Religius
Tak bisa dipungkiri, agama memiliki peran yang cukup penting bagi pria untuk memilih wanita idamannya. Meskipun pria tersebut tidak religius, ia akan merasa tenang jika mengetahui bahwa wanita idamannya dekat dengan agama. Bentuknya macam-macam, dari mulai yang sangat relijius (berjilbab, rajin solat 5 waktu, atau aktif di kegiatan gereja, dll), atau dekat dengan agama dalam hal keseharian, misalnya tak pernah melakukan hal-hal yang dilarang agama. Pria juga menganggap wanita religius nantinya akan jadi istri yang baik (meskipun pada kenyataannya belum tentu).

KRITERIA PRIA DALAM MEMILIH PASANGAN
Meski pria cenderung terlihat santai dalam memilih pasangan, tapi mereka diam-diam juga memiliki kriteria lho untuk dijadikan calon istri. Memang, soal penampilan selalu dijadikan faktor utama untuk memikat hati pria. Pendapat itu benar, tapi wanita cantik tanpa hati yang baik dan kurang perhatian tidak akan pernah dijadikan calon istri oleh pria. Wanita seperti itu hanya akan pas dijadikan kekasih atau teman saja. Daripada penasaran, sebenarnya wanita seperti apa yang ingin dijadikan pria menjadi istrinya: 

Perhatian dan Baik Hati
Dua sifat tersebut menjadi faktor yang penting dimiliki oleh seorang istri menurut para pria. Ketika membayangkan pernikahan, seringkali mereka juga membayangkan punya anak dan membentuk keluarga. Mereka tentunya ingin anak-anaknya memiliki ibu yang pengertian, penuh cinta, perhatian, dan baik hati.

Santai
Santai, tidak terlalu ribet apalagi rewel merupakan karakter wanita yang disukai pria. Pria bisa tertekan membayangkan punya istri yang selalu menuntut, terlalu serius, rewel, dan terlalu pengatur. Santailah sedikit, jangan terlalu serius apalagi dalam menghadapi hal-hal kecil.


Berani Berpendapat
Rata-rata pria senang jika memiliki istri yang tak 'terlalu' penurut. Laki-laki akan senang jika istri juga bisa ikut berpendapat dan berdiskusi tentang sesuatu. Pria tidak terlalu suka pada wanita yang melakukan apa saja demi menyenangkan suami, walau sebenernya sang istri tidak suka melakukannya. Pria senang pada wanita yang berkepribadian kuat dan punya pendirian. 

Menjaga Penampilan
Menjaga penampilan bukan berarti Anda harus selalu tampil cantik seperti supermodel. Pria senang pada wanita yang bisa merawat diri dan menjaga penampilan. Tak ada salahnya sesekali memotong rambut di penata rambut yang terkenal atau merapihkan alis ke salon yang ahli dalam membentuk alis. 


7 TANDA PRIA BOSAN DENGAN ANDA.
Rasa bosan dalam hubungan asmara dapat muncul tiba-tiba. Ketika seseorang mulai bosan dengan kekasihnya, maka ketertarikannya terhadap hubungannya berkurang. Tentu kondisi ini tidak Anda inginkan. Agar kebosanan pasangan bisa segera diatasi, Anda harus menyadari tanda-tanda kejenuhannya. Seperti dilansir dari eHow, ini dia tanda-tanda pria bosan dengan kekasihnya.

Menjadi Lebih Sibuk
Ini mungkin upaya dia untuk tidak menemui Anda. Jangan langsung menegurnya, cari tahu apakah pasangan benar-benar banyak pekerjaan atau sedang menghindar dari Anda. 

Jarang Kontak Fisik
Jika perlakuan sayangnya, seperti memeluk, telah berkurang pada Anda dan dia menjauhkan diri dari kekasihnya, tampaknya dia sedang sangat jenuh dengan Anda.

Jarang Memberi Kabar
Ketika dia merasa memberi kabar bukan lagi hal yang penting untuk Anda ketahui, bisa jadi itu tanda kebosanannya terhadap hubungan.

Anda yang Meneleponnya Duluan
Jika Anda mulai merasa Anda yang selalu mencarinya dan saat ditelepon si dia berusaha mengakhiri percakapan, maka bisa menjadi indikasi yang jelas bahwa dia sedang jenuh.

Lebih Sering Bersama Temannya
Jika dia menjadi lebih sering pergi bersama teman-temannya kemungkinan dia bosan dengan Anda. Si dia mungkin membutuhkan suasana baru dan itu didapatnya dengan saling bercerita dan berkumpul bersama teman-teman.

Dia Tidak Mengajak Anda Pergi
Jika hal ini terjadi, bisa jadi karena tempat kencan yang didatangi sudah tidak menarik lagi baginya. Cobalah ajak si dia untuk menonton pertandingan olahraga favoritnya. Ini bisa membuat dia terkejut dengan ajakan Anda.



Membuat Janji yang Tidak Ditepati
Ketika dia berjanji akan menelepon Anda jam 7 malam, dia baru menelepon jam 9 atau malah keesokan harinya. Begitu pun ketika si dia menjanjikan untuk bertemu, si dia tiba-tiba membatalkannya. Apakah pasangan Anda seperti ini? 



ALASAN PRIA TIBA-TIBA MENJAUH
Saat masa pendekatan, salah satu hal yang paling ditakutkan adalah teman kencan tiba-tiba menjauh atau menghilang tanpa kabar. Jika Anda pernah atau sedang mengalami kondisi ini, pasti ingin tahu alasan kenapa ia tak lagi membalas pesan teks, menelepon, atau menemui Anda.Ini dia beberapa kira-kira alasan pria tiba-tiba menghilang:

Menemukan Wanita Lain
Meskipun telah kencan beberapa kali dan banyak menghabiskan waktu bersama, kemungkinan hatinya berpaling masih bisa terjadi. Jika ini penyebab dia menjauh atau berhenti menghubungi, sebaiknya relakan saja. Tidak ada gunanya mempertahankan pria yang tidak tulus mencintai Anda.

Terlalu Ketergantungan
Belum jadi kekasih resmi, Anda sudah memintanya untuk antar jemput ke kantor. Anda juga menghubunginya secara intens dan ingin selalu berada di dekatnya. Ini membuat pria justru hilang ketertarikan. 

Tidak Yakin dengan Perasaannya
Tidak ada wanita lain, Anda juga tidak terlalu bergantung padanya dan masa pendekatan terlihat berjalan baik. Tapi tak ada angin tak ada hujan, dia menghilang tanpa kabar. Bisa jadi alasannya karena dia belum yakin dengan perasaannya sendiri. 

Dia Hanya Jadikan Anda Pelarian
Saat bersama Anda, mungkin dia sedang mencoba melupakan mantan kekasihnya. Anda seperti dijadikan pelarian untuk mengalihkan rasa sakit hatinya. Jadi, berhati-hatilah jika Anda dekat dengan pria yang putus setelah menjalin asmara cukup lama. 

Tidak Serius dari Awal Pendekatan
Beberapa pria kadang hanya ingin mencari kesenangan dengan flirting di sana-sini. Mereka melakukannya untuk mengusir bosan, bersenang-senang, atau hanya 'iseng' sampai menemukan wanita yang benar-benar disukainya.

Dia Hanya Ingin Bersikap Sopan
Tidak jarang pria terlihat begitu menikmati percakapannya dengan Anda, tapi pada kenyataannya dia tak terlalu tertarik. Menanyakan nomor telepon Anda mungkin sebetulnya hanya basa-basi untuk bersikap sopan.

Dia Kehilangan Nomor Telepon Anda
Ya, terkadang hal ini benar-benar terjadi. Si dia kehilangan nomor Anda sehingga tidak bisa menelpon. Ironisnya, ketika hal itu terjadi, isi kepala wanita malah dipenuhi dengan asumsi negatif yang pada akhirnya membuat mereka merasa buruk terhadap dirinya sendiri.


7 HAL YANG MENYEBABKAN PRIA MEMUTUSKAN IKATAN CINTA
Ketika Anda telah menjalin hubungan cukup lama dengan pasangan Anda, tentu harapan selanjutnya adalah menuju ke pelaminan. Tapi alangkah kagetnya Anda, ketika tiba-tiba pacar Anda justru memutuskan hubungan, sebagai wanita tentu ini sangat menyakitkan.  Tapi sebelum perasaan sakit bahkan benci merasuk di hati Anda, coba pikirkan kira-kira apa yang membuat kekasih Anda mengambil langkah ekstrim ini. Berikut ada beberapa alasan pria memutuskan hubungan dengan kekasihnya: 

Waktunya berakhir
Wanita umumnya berusaha menjaga kesetiaan kepada pasangannya. Namun berbeda dengan pria, mereka cenderung mencari sosok yang betul-betul cocok dan pas untuk dijadikan pasangan hidup. Jika dengan Anda, dia merasa belum pas maka dia akan meninggalkan Anda. 

Mereka Menginginkan Pasangan Sempurna
Setiap pria memiliki fantasi masing-masing akan pasangan yang ideal. Banyak pria yang berharap memiliki pasangan yang dapat menerima mereka seutuhnya, mampu menampilkan sisi terbaiknya dan bisa membantunya untuk berkembang. Ketika pria belum menemukannya, mereka akan terus mencari.



Kebiasaan buruk yang tidak dia sukai
Berusahalah untuk memahami karakter pasangan Anda dan kenali apa yang dia sukai atau tidak. Karena banyak pria yang memutuskan pacarnya karena membersihkan gigi di depannya atau berkelakar terlalu berlebihan

Berikan juga perhatian
Sebagai wanita Anda biasanya maunya dituruti, minta ditemani ke salon atau merajuk minta dibeliin ini atau itu. Tapi pernahkah Anda memberikan perhatian balik ketika pacar Anda minta ditemani nonton atau lainnya? 

Pria juga cemburu
Pria bukannya makhluk yang tidak punya hati sehingga mereka juga bisa cemburu. Jika Anda orang yang mudah dekat dengan pria lain apakah itu teman kantor, jelaskan kepada pacar Anda kalau kedekatan Anda hanya sebagai teman. 

Desakan Keluarga
Hubungan yang Anda jalani bukan hanya antara Anda berdua, melainkan antara dua keluarga. Beberapa pria dipaksa oleh keluarganya untuk memutuskan pacarnya karena keluarganya tidak menyenangi si wanita. Jadi Anda juga harus pandai mengambil hati keluarga pacar Anda. Tunjukkan perhatian kepada keluarganya bahwa Anda juga menyayangi mereka dan Anda senang bersama mereka. 

Takut dengan Komitmen
Pria yang takut komitmen sering disalahartikan. Komitmen merupakan suatu hal yang tidak bisa dihindari ketika pria betul-betul ingin membangun hubungan. Tetapi pria menjadi takut berkomitmen karena mereka merasa sudah tidak cocok dengan hubungan yang dijalankan atau tidak merasa nyaman dengan kekasihnya.Nah, coba Anda pikirkan baik baik sekarang... 


ALASAN UNTUK MEMPERTAHANKAN  HUBUNGAN ?
Anda dan kekasih sudah menjalani hubungan selama beberapa bulan. Kini mulai timbul pertanyaan, “layakkah hubungan ini dipertahankan?” Berikut ini beberapa tanda hubungan Anda patut dipertahankan.

Menjadi diri sendiri

Anda bebas berekspresi saat berada di dekat pasangan. Tak perlu berpura-pura apalagi sibuk berbohong. Dia telah mengenal Anda seutuhnya, dan menganggap kekurangan Anda justru sebagai keunikan.Sehingga hubungan Anda benar-benar dilandasi kejujuran, bukan kemunafikan.

Aman
Anda merasa aman dengan hubungan yang tengah dijalankan. Walau ia sedang tak ada di sisi Anda, namun sama sekali tak terbersit pikiran negatif mengenai pasangan. Anda telah mempercayainya 100 persen. Pasangan Anda pun berhasil menjaga kepercayaan tersebut. Tak ada rasa saling curiga atau cemburu berlebihan. Mengecek ponsel atau jejaring sosial pasangan bukan menjadi hobi Anda. Karena Anda mengetahui setiap kegiatan yang dilakukan pasangan.

Bahagia
Selama menjalani hubungan, Anda merasa sangat bahagia. Tak hanya diri sendiri yang merasa, namun aura kebahagiaan itu juga terpancar dan dapat dirasakan orang sekitar Anda. Hubungan cinta bukanlah beban, justru sesuatu yang melengkapi hidup Anda.

Jika tiga hal di atas Anda rasakan selama berhubungan dengan kekasih, maka jangan ragu-ragu lagi. Pertahankan terus hubungan cinta Anda. Siapa tahu di kemudian hari, dialah yang akan menjadi pendamping Anda seumur hidup.

MENENTUKAN BAHWA SI DIA MEMANG BUKAN PASANGAN YANG TIDAK TEPAT
Hubungan cinta yang telah berjalan lama, namun tak juga berujung pada pernikahan kadang menimbulkan pertanyaan "Apakah ia orang yang tepat?". Berikut beberapa tanda bahwa Anda telah memilih pasangan yang tidak tepat.

1. Tidak bahagia

Walau memiliki pasangan, namun saat bersamanya Anda tak merasa bahagia. Bahkan tak jarang Anda sengaja menghindari jadwal-jadwal bertemu dan kencan. jika ketidakbahagiaan sudah melanda, untuk apa sebuah hubungan harus diteruskan?

2. Merasa rendah diri saat bersama pasangan
Bersama pasangan tak membuat Anda tersenyum bahagia, sebaliknya perasaan rendah diri justru melanda. Sikap pasangan yang dominan dan superior membuat Anda selalu merasa melakukan kesalahan. Apapun yang Anda lakukan seakan tak pernah cukup baginya.

3. Membuat Anda jauh dari sahabat juga keluarga
Pasangan seolah ingin memiliki Anda sendirian. Jangankan untuk bersilaturahmi dengan sahabat, bertemu dan mengambil hati orang tua Anda saja ia enggan melakukannya. Ketimbang bertandang ke rumah dan mengakrabkan diri dengan keluarga, kekasih lebih suka mengatur janji untuk bertemu Anda di tempat lain. Misalnya pusat perbelanjaan.

4. Tidak memiliki tujuan yang sama
Jika ingin hubungan menuju ke jenjang yang serius, tentunya Anda dan pasangan harus memiliki tujuan hidup yang sama. Jika sudah menjalankan hubungan sekian lama, namun Anda dan pasangan tetap tidak memiliki tujuan yang sama, maka ada baiknya untuk menilai ulang hubungan tersebut.

5. Menyangkal kebenaran

Anda sudah menyadari ada yang salah dengan hubungan yang tengah dijalani. Namun entah karena apa, Anda terus melakukan penyangkalan. Terkadang tekanan dari umur yang terus bertambah serta keinginan untuk segera menikah membuat hati dan pikiran Anda tak bisa melihat kesalahan-kesalahan yang ada dalam hubungan. Jangan sampai terjebak dalam kesalahan ini, dan membuat keputusan yang akan Anda sesali seumur hidup.

Memilih pasangan hidup bukanlah sesuatu yang harus dilakukan terburu-buru dan di dalam tekanan apalagi ketepaksaan. Jangan sampai salah memilih pasangan hidup.

CIRI-CIRI ASMARA YANG TAK KAN BERTAHAN LAMA

Jika tanda-tanda ini sudah terlihat bahkan di awal hubungan, sepertinya asmara Anda tak akan bertahan lama.


Hubungan berubah menjadi kejam
Jika Anda sudah bersama dengan kekasih selama beberapa tahun dan Anda masih diperlakukan dengan kejam, maka tidak mungkin pasangan Anda menginginkan hubungan langgeng. Sebagian besar pasangan memang saling menggoda dengan menjadi "kejam" dengan cara yang menyenangkan/genit, namun jika tujuan utama mereka adalah untuk menyakiti atau merendahkan Anda, maka kemudian rasa hormat akan menghilang dari hubungan Anda dan akan berganti air mata.

Anda memilih untuk tidak menghabiskan banyak waktu bersama
Hubungan tumbuh dengan baik jika pasangan tersebut menciptakan keseimbangan yang tepat antara menghabiskan waktu secara terpisah dan menghabiskan waktu khusus bersama. Jika Anda sering mengisi hari tanpa bersama pasangan, dan Anda bahkan tidak merindukan dia sama sekali, ada kemungkinan besar Anda tidak sesayang itu. Hubungan pun akan berakhir.

Anda tidak diperkenalkan kepada keluarga atau teman-temannya
Ketika Anda sudah bertemu seseorang yang spesial dan sangat Anda cintai, Anda merasa sangat bahagia dan ingin menceritakan semua kisah Anda ke semua orang. Jika Anda sudah memiliki pasangan selama beberapa bulan tetapi dia masih belum memperkenalkan Anda kepada keluarga atau teman-temannya, maka Anda harus mencari tahu alasannya.

Pasangan Anda terlalu mengatur
Apakah pasangan Anda selalu ingin tahu keberadaan tepat dan persisnya Anda setiap saat? Meskipun pada awalnya Anda mungkin merasa menikmati perhatian tersebut, namun hal itu bisa menjadi cukup menjengkelkan setelah beberapa lama. Jika pasangan Anda menunjukkan perilaku seperti ini, itu adalah tanda dia pencemburu. Anda hanya bisa bersamanya selama Anda dapat menerima sikapnya itu, tetapi bahkan jika Anda tetap bersama, akhirnya Anda akan memendam perasaan dan ini bukanlah resep yang baik untuk hubungan yang menyenangkan.

Anda tidak memiliki kesamaan
Ya, kita tahu berbeda itu menarik, tetapi ketika Anda begitu berlawanan dengannya, seperti saat Anda tidak bisa mengobrol dengan asyik karena tidak memiliki kesamaan, kami cukup yakin bahwa Anda sangat bertentangan. Tentu saja, Anda tidak ingin bersama seseorang yang persis sama seperti Anda, sebaliknya, memiliki ketertarikan yang berbeda dapat menjadi sesuatu yang menarik. Ketika sampai ke titik saat percakapan Anda menjadi membosankan, maka kami cukup yakin mengatakan bahwa hubungan Anda tidak akan berhasil.

Tidak ada komitmen
Jika Anda telah cukup lama berhubungan, dan pasangan Anda tidak menunjukkan tanda-tanda ingin berkomitmen, ada baiknya Anda mencari tahu alasannya. Tentu saja, beberapa asmara membutuhkan waktu lama untuk tumbuh secara alami, tapi pastikan cinta Anda tidak digantung bersama seseorang yang tidak memiliki rencana masa depan dengan Anda. Suatu hubungan yang di dalamnya terdapat satu orang ingin berkomitmen sedangkan yang lainnya enggan untuk itu, biasanya ditakdirkan berakhir menjadi bencana.

Jarang menelepon
Tentu saja, bagi kebanyakan orang terlalu sibuk untuk menelepon pasangannya itu normal, karena hidup itu penuh kesibukan! Namun, jika kalimat "Saya terlalu sibuk untuk menelepon" menjadi terlalu sering diucapkan, maka pasangan Anda perlu menetapkan prioritas. Jika mereka tidak bisa melakukan itu, maka pada akhirnya Anda akan merasa seperti sampah. Setiap orang perlu merasa istimewa dan jika pasangan Anda tidak bisa membuat Anda merasa seperti itu, saatnya untuk memutuskan hubungan dengannya!


5 TANDA ANDA HARUS PUTUS HUBUNGAN

Di masa awal hubungan segalanya terasa manis. Tapi kini semuanya justru bikin stres. Orang yang dulu selalu membikin kamu tersenyum, kini lebih sering membuatmu menangis (dan sulit bernapas).Jika itu terjadi pada hubunganmu, mungkin sudah saatnya kamu mengajukan pertanyaan : Apakah ini waktunya berpisah? Bagaimana melihat tanda-tanda waktunya untuk putus? Berikut kami sajikan lima tandanya.

Lebih sering menyakitkan daripada menyenangkan
Cinta yang sehat akan terasa seperti saat yang paling membahagiakan. Tentu saja, pertengkaran kecil memang tidak terelakkan, namun jika kamu lebih sering merasa sedih, marah, atau cemas daripada merasa bahagia, sudah jelas bahwa hubungan itu tidak baik untukmu.

Hal yang dulu kamu sukai kini justru mengganggu
Pada awalnya, hal-hal yang berbeda merupakan awal untuk membangun ketertarikan di antara kalian. Namun lama-lama, perbedaan itu justru makin mengganggu. Pada awalnya, ketika kekasihmu sering keluar untuk berpesta, mungkin kamu akan merasa ia orang penting dan seksi. Namun kini, kamu merasa bahwa sikapnya yang genit danekstrovert membuatmu merasa tidak nyaman. Ketika sudah tidak ada gairah, jika kamu merasa perbedaan yang mendasar itu menjadi sumber konflik di antara kalian, sadarilah bahwa mengubah kepribadian bukanlah solusi terbaik. Beralihlah darinya dan temukan pasangan lain yang lebih cocok.

Selalu ingin menghindar darinya
Saat awal menjalin hubungan, kamu ingin bersamanya sepanjang waktu. Kamu sering meneleponnya dan mengirim pesan teks, serta menghabiskan waktu bersamanya setiap kali ada kesempatan. Meskipun normal jika kini kamu merasa tertarik dengan hal lainnya, waspadalah jika kamu sudah mulai merasakan tanda-tanda seperti menghindari telepon darinya, atau selalu membuat jadwal dengan teman-temanmu. Berhati-hatilah dengan sikap yang seperti itu, karena itu bisa membuat pasanganmu marah, jika kamu merasa bosan dan tidak peduli lagi dengannya, itu merupakan tanda-tanda hubunganmu tidak lagi berjalan mulus. Mungkin sudah saatnya memutuskan untuk berteman saja.

Selalu mempertengkarkan masalah lama
Tanda hubungan yang baik adalah dengan dapat menyelesaikan suatu konflik untuk membangun koneksi yang lebih dalam. Jika kamu terus bertengkar dengan masalah yang sama, lagi dan lagi, itu adalah sebuah tanda mendasar bahwa kepribadianmu tidak cocok dengannya. Kamu mungkin juga harus mengakui bahwa kalian tidak cocok satu sama lain. Maka beralihlah darinya kemudian cari seseorang yang mungkin merupakan pasangan idamanmu.

Mengincar cowok lain
Ketika kamu benar-benar jatuh cinta dengan seorang pria, maka secara alami kamu hanya akan tertarik padanya. Seakan-akan dia adalah satu-satunya pria dan tidak ada pria lain di dunia ini. Jika tiba-tiba kamu mulai mengincar cowok lain, membuat alasan untuk berbicara dengan rekan yang terlihat imut, atau menerima ajakan makan siang dari mantanmu, mungkin hatimu mulai mencari hal-hal baru.

Dengan memperhatikan tanda-tanda itu, maka sudah jelas bahwa sudah waktunya buatmu untuk beranjak darinya. Dengan demikian kamu bisa menyayangi dirimu sendiri dan juga pasanganmu, untuk menemukan cinta sejati dan terakhir.


Artikel ini hanya merupakan saduran dari berbagai sumber yang saya pinjam untuk kebaikan saudaraku kaum perempuan. 
silahkan juga baca artikel lain tentang "KEAGUNGAN  WANITA' di bagian lain blog ini.
semoga bermanfaat.

Kamis, 22 November 2012

Krishna dalam Kitab suci Bhagavad Gita. penganjur Perang!




Bhagavad Gita kitab suci Hindu penganjur perang!
(Dari buku Hindu di balik Tuduhan dan Prasangka seri II)

Ada sekelompok orang yang menyebut Sri Krishna sebagai tokoh yang tidak bermoral, karena memaksa Arjuna berperang padahal, menurut mereka Arjuna telah tegas-tegas menolak terlibat dalam pertempuran yang akan memaksanya membunuh kakek, guru, kerabat, dan sanak saudara yang ia hormati dan ia cintai. Benarkah Bhagavad Gita semata-mata mengajarkan perang dan kekerasan?. Pelajaran moral apa yang terkandung dalam perintah Sri Krishna yang menegaskan bahwa Arjuna tetap harus berperang ?

Pada suatu waktu, dalam sebuah diskusi pendalaman Bhagavad Gita, ada seorang peserta yang berkata : “Saya sudah muak dengan agama. Saya malas membaca kitab suci lagi. Termasuk membaca Bhagavad Gita. Bukankah justru gara-gara ayat dalam kitab suci, manusia terus saling berperang. Semua orang tahu bahwa pertikaian di Timur tengah telah berlangsung puluhan tahun. Pertikaian antara Israel dan Palestina misalnya terus saja berlanjut. Padahal berbagai upaya perdamaian sudah dilakukan tapi tetap saja konflik itu tidak pernah berakhir. Bulan-bulan terakhir ini konflik itu bahkan makin meluas dan menyeret Negara-negara lain. Saya pribadi berpendapat bahwa konflik itu tidak akan pernah selesai. Soalnya kalau mau jujur, konflik itu diilhami dan dilandasi oleh perintah-perintah kitab suci agama masing-masing dari pihak yang bertikai itu. Dalam kitab suci itu, diakui atau tidak, ada pemaparan tentang sejarah pertikaian antara nenek moyang mereka, disertai klaim bahwa pihak merekalah yang dilindungi dan dikehendaki oleh Tuhan. Dendam itu akan terus berkobar di dada generasi penerus mereka masing-masing terlebih setelah mereka membaca kitab sucinya. Bukankah sejak kemunculannya, 3 agama yang sama-sama berasal dari Nabi Ibrahim itu memang selalu bertikai? Bukankah kalau hanya dibaca secara tekstual apa adanya, banyak ayat yang seolah mengajarkan dan membenarkan kekerasan kepada umat lain? Karena itu selama masing-masing kelompok masih berpegang teguh pada apa yang tersurat dalam kitab-kitab mereka, maka selama itu jalan perdamaian akan jauh dari harapan.

Tadinya saya masih menaruh harapan bahwa kitab-kitab hindu pasti tidak begitu. Karena Hindu terkenal sebagai agama Damai yang penuh toleransi. Saya pikir sikap orang hindu yang umumnya toleran, itu pasti karena pengaruh ajaran kitab sucinya. Lalu saya coba pelajari kitab suci Hindu maksudnya sekalian memperoleh pencerahan dan pengetahuan rohani. Selanjutnya Bhagavad Gita-lah yang paling mudah diketemukan karena susah menemukan kitab yang lainnya. Tapi akhirnya saya bingung dan sangat kecewa karena baru membaca Bab I dan Bab II saja sudah ngeri dan memutuskan untuk tidak meneruskan membacanya. Karena di bab itu dia saya temukan Krishna yang diagungkan sebagai Tuhan justru menganjurkan peperangan dan pembunuhan kepada sanak keluarga. Lagipula disabdakannya kitab suci itu kan di medan perang, sehingga saya berkesimpulan bahwa semua kitab suci agama sama saja yakni mengajarkan kekerasan padahal seharusnya menciptakan kerukunan dan perdamaian.”
Teman itu lalu mulai mengkritik Sri Krishna penyabda Bhagavad Gita. Menurutnya Krishna adalah tokoh yang tidak punya moral karena memaksa Arjuna untuk membunuh kakek, sanak keluarga, dan gurunya sendiri. Padahal Arjuna sudah menolak untuk berperang dengan dalih yang sangat manusiawi dan menjunjung nilai-nilai tinggi Ahimsa. Karena Ahimsa adalah Dharma tertinggi menurut Weda (Ahimsa Paramadharma). Namun begitu Sri Krishna terus membujuk Arjuna dengan iming-iming tawaran yang menggiurkan. Sebagaimana bisa dilihat dalam B.Gita 2.37 yang terjemahannya sbb :
“ wahai Arjuna, engkau akan terbunuh di medan perang dan mencapai planet-planet surge atau engkau akan menang dan menikmati kerajaan di dunia? Karena itu bangun dan bertempurlah dengan ketabahan hati.”

Bhagavad Gita dikenal sebagai simbul kedamaian dan pencerahan bhatin. Mahatma Gandhi menyatakan “Bhagavad Gita adalah sumber kedamaian bagiku. Manakala keputusasaan datang menghampiri, aku membuka lembaran-lembaran Gita dan selalu kutemukan ayat yang memberikan pengharapan.” 
Meskipun demikian, kita tahu bahwa Gandhi adalah penganjur Ahimsa (Anti kekerasan). Ia juga mengakui bahwa beberapa sloka/ayat dalam Bhagavad Gita itu penuh dengan misteri dan pemaknaannya tidak mungkin dapat diterapkan dalam kehidupan nyata. Misalnya dalam Bab 18 sloka 17, Sri Krishna menyatakan bahwa kegiatan membunuh sekalipun dapat bersifat rohani dan merupakan salah satu bentuk yoga. Orang yang tidak digerakkan oleh keakuan palsu dan kecerdasannya tidak terikat, tidak akan membunuh meskipun ia membunuh orang di dunia ini. Ia juga tidak akan terikat oleh perbuatannya.” Dalam karyanya yang berjudul Anna Shakti Yoga, Gandhi mengomentari ayat tersebut sebagai berikut:
“Makna ayat-ayat Bhagavad Gita ini tampaknya didasari pada cita-cita ideal di dunia khayalan yang sulit ditemukan contohnya di dunia nyata ini.” Karena alasan itulah sebagian orang terang-terangan menuduh Sri Krishna sebagai tokoh provokator yang tidak cinta damai. Anggapan demikian itu sering disebar luaskan oleh orang non hindu untuk memojokkan kitab-kitab hindu. Menurut mereka, Bhagavad Gita tidak pantas dijadikan pedoman moralitas karena jelas-jelas bertentangan dengan sikap cinta damai dan anti kekerasan. Benarkah anggapan itu? Benarkah selama ini Bhagavad Gita sudah menjadi sumber inspirasi bagi tindak kekerasan ataupun pembunuhan yang mungkin dilakukan oleh umat hindu yang ekstrim? Lalu haruskah kita menghentikan membaca kitab Bhagavad Gita?.
Selama ini orang yang menetapkan standar moralitas menurut ukuran mereka sendiri pasti akan meragukan kesimpulan Sri Krishna dalam Bhagavad Gita tersebut. Karena itu marilah secara obyektif memahami mana yang tergolong kekerasan dan mana yang bukan kekerasan. Barulah nanti kita bisa menyimpulkan apakah Sri Krishna benar-benar merupakan provokator bagi tindak kekerasan seperti yang banyak dituduhkan orang selama ini. Banyak orang yang lupa bahwa percakapan rohani antara Krishna dan Arjuna yang disebut sebagai Bhagavad Gita itu sebenarnya adalah bagian dari kitab yang lebih besar yaitu Mahabharata. Walaupun sering dibaca sebagai buku yang terpisah, sesungguhnya Bhagavad Gita yang terdiri dari 18 Bab itu adalah teks dari Bab 25-42 dari Bhisma Parwa yang merupakan salah satu bagian dari 18 parwa dalam kitab Mahabharata.
Untuk dapat memahami secara benar amanat Bhagavad Gita, kita harus memahami pula secara utuh kitab Mahabharata. Dengan demikian, kita bisa memahami apa yang melatar belakangi perang di kuruksetra dan tujuan disabdakannya Bhagavad Gita. Kalau kita mengikuti kisah Mahabharata sebelum perang di kuruksetra terjadi, sebenarnya segala upaya damai telah diusahakan. Para pandawa berhak meminta kembali kerajaan Indraprasta yang memang hak milik sah mereka. Namun para Kaurawa menolak permintaan itu, lalu para Pandawa mengalah dengan hanya meminta 5 desa sebagai tempat tinggal. Sebagai Ksatriya, tugas mereka adalah pelindung dan administrator pemerintahan. Karena itu mereka merelakan kerajaan sah mereka dan hanya meminta wilayah seluas 5 desa (1 desa untuk 1 orang) agar tetap dapat melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Ksatriya. Duryodana yang serakah menolak mentah-mentah permintaan itu. Dengan congkak bahkan ia mengatakan, “ Wahai Pandawa, jangankan 5 desa, tanah seluas ujung jarumpun tidak akan aku relakan untuk kalian”. 


Namun begitu, segala upaya damai masih terus diupayakan bahkan tanpa diminta oleh siapapun, atas kehendak dan inisiatifnya sendiri sebagai seorang Avatara,Sri Krishna bertindak sebagai duta perdamaian. Krishna telah menunjukkan niat baik sebagai pihak yang cinta damai. Krishna pergi ke Hastinapura dan membujuk para Kaurawa agar mau berdamai dengan para pandawa. Tapi apa yang terjadi?, dengan congkaknya Duryodana justru memerintahkan prajuritnya untuk menangkap Sri Krishna. Saat dikepung oleh bala tentara Kaurawa itu, Krishna telah menunjukkan identitasnya yang sejati dengan menampakkan wujud Visvarupa-Nya. Tapi Duryodana tetap menghendaki perang terjadi karena ia merasa yakin dengan jumlah tentaranya akan mampu mengalahkan Pandawa. Jadi sesungguhnya siapa yang gemar perang?.  Kalau benar Krishna gemar berperang, penganjur pembunuhan dan merestui tindak kekerasan, mengapa Sri Krishna mengagungkan Ahimsa sebagai sifat mulia. Sifat agung yang tumbuh dari pengetahuan yang benar. Setidaknya 3 kali dalam Bhagavad Gita (yakni B.Gita 10.5, 13.8, dan 16.2) Krishna mendukung sepenuhnya perintah Veda. “Ahimsa sarva bhutanam = Jangan melakukan kekerasan kepada mahluk hidup manapun” perlu kita catat pula bahwa walaupun sabda dan argument Sri Krishna dimaksudkan untuk semua orang, namun dalam konteks ini, perintah Krishna untuk bertempur khususnya ditujukan kepada Arjuna. Sunguhlah bodoh kalau ada orang yang membenarkan tindakan kriminalnya dengan mengutip misalnya ayat yang berbunyi “sang roh tidak dapat dibunuh ataupun dapat membunuh”  tanpa memahami konteks makna ayat seperti itu, sebuah tindakan tergolong kekerasan atau bukan kekerasan ditentukan oleh prinsip tugas dan wewenang. Dalam system social Weda, Arjuna dan para Pandawa lainnya adalah para Ksatriya. Kata Ksatriya sendiri dalam bahasa sansekerta berarti orang yang melindungi dari bahaya. Menjadi tugas para ksatriya untuk melindungi masyarakat dari serangan musuh. Sama halnya dengan tugas TNI melindungi rakyat Indonesia dari serangan apapun. Disebutkan bahwa ada 6 golongan musuh yang harus dilawan dan bahkan diberikan hukuman mati yakni :
1.      Orang yang meracuni
2.      Orang yang membakar rumah orang lain
3.      Orang yang menyerang dengan senjata mematikan
4.      Orang yang merampok kekayaan orang lain
5.      Orang yang menyerobot tanah milik orang lain
6.      Orang yang menculik istri orang lain
Duryodana dan saudaranya telah melakukan 6 jenis kesalahan tersebut. Mereka telah berusaha membunuh Bima dengan meracuninya, pernah berusaha membakar Pandawa dan Kunti yang merupakan bibinya sendiri dengan menjebak mereka di istana kardus. Kaurawa juga sudah merampas kerajaan para Pandawa (Indraprasta), telah berusaha merebut Drupadi dan menjadikan istri Pandawa itu sebagai budak.
Walaupun upaya perdamaian telah dilakukan, Duryodana tetap ngotot ingin berperang. Karena yakin bahwa bala tentaranya yang jauh lebih banyak jumlahnya akan mampu mengalahkan Pandawa. Jadi menurut anjuran Weda, Duryodana sudah memenuhi syarat sebagai musuh yang harus dilawan dan boleh dihukum sampai mati. Sebelum peperangan, Krishna memberikan pilihan kepada Pandawa dan Kaurawa, Mereka dipersilahkan memilih salah satu. Pasukan Sri Krishna yang tak terkalahkan atau memilih diri Krishna yang tidak akan ikut bertempur. Demikianlah ketika kedua belah pihak itu akhirnya harus berhadapan di medan perang Kuruksetra, para Pandawa memilih Sri Krishna sebagai penasehat mereka. Sedangkan Duryodana tergoda untuk memilih bala tentara kerajaan Mathura. Pada waktu perang terjadi, Krishna bertindak sebagai kusir kereta perang Arjuna. Disinilah mulainya bab pertama Bhagavad Gita. Saat melihat Kakek, Guru, Kerabat, dan Sanak keluarga berdiri berhadapan siap bertempur, Arjuna terduduk lemas, badannya gemetar, busur dan panah terlepas dari tangannya. Ia memutuskan untuk tidak bertempur dengan memberikan argumentasi berdasarkan ajaran-ajaran moralitas menurut Veda sebagai pembenaran. 

Baginya lebih baik menjadi pengemis dan hidup sebagai peminta-minta daripada menanggung dosa besar akibat membunuh orang-orang yang patut dihormatinya. Arjuna juga beralasan bahwa apabila para suami terbunuh, maka hal-hal yang bertentangan dengan Dharma akan merajalela dalam keluarga, kaum wanita dan keluarga yang ditinggalkan akan ternoda. Dan dengan merosotnya kaum wanita, lahirlah keturunan yang tidak diinginkan (B.Gita 1.40). Peperangan adalah selalu salah bagi orang yang mampu berfikir secara jernih. Lebih baik menempuh jalan non kekerasan.
Mendengar semua argumentasi itu, sambil tersenyum Sri Krishna bersabda “ …Sambil berbicara dengan cara yang pandai, engkau menyesalkan sesuatu yang tidak patut disesalkan. Orang yang bijaksana tidak pernah menyesal baik untuk yang masih hidup ataupun untuk yang sudah meninggal” (B.Gita 2.11). menurut pengertiannya, kekerasan bukan hanya menyangkut kekerasan phisik tetapi juga kekerasan terhadap mental. Termasuk pula pelanggaran terhadap hak asasi manusia. Kekerasan yang dilakukan oleh Duryodana tidak hanya menyangkut kekerasan phisik semata. Ia juga telah menghalangi hak warga kerajaannya untuk hidup berdasarkan prinsip ketuhanan. Dalam sebuah pemerintahan kerajaan, biasanya masyarakat menganggap seorang raja sebagai wakil Tuhan di dunia. Seorang raja / pemimpin wajib memberikan kesempatan penuh warganya untuk dapat mengembangkan kehidupan spiritual dan kesadaran kepada Tuhan. Selama ini para Kaurawa telah banyak melakukan perbuatan yang bertentangan dengan Dharma. Karena itu sebagai Ksatriya, tugas Arjuna sudah jelas. Jauh dari sekedar gemar berperang, Krishna memerintahkan Arjuna untuk menjalankan tugas ksatriyanya. Tetapi Arjuna adalah Ksatriya yang lembut hati, berhati mulia, sehingga tidak ingin melakukan pembunuhan itu. Krishna lalu mengingatkan Arjuna tentang hakekat diri manusia sebagai Roh bahwasannya roh tidak akan pernah terbunuh dalam keadaan manapun. Kalau orang mau membaca sampai habis Bhagavad Gita dan tidak hanya berhenti sampai Bab 2, orang akan memahami segala misteri kehidupan ini. Bhagavad Gita bukan hanya berbicara tentang kekerasan. Mungkin orang masih akan mempotes tindakan Arjuna adalah sebuah pembalasan dendam dan penghukuman terhadap Duryodana tetap saja merupakan tindakan kekerasan dan patut dicela, tetapi apakah pemaksaan atau pembunuhan selalu berarti kekerasan yang tercela?, dan apakah prilaku yang tampaknya bersahabat selalu berarti non kekerasan?, saat mengamputasi anggota badan pasien, seorang dokter bedah mungkin dianggap bertindak sadis dan orang awam bisa saja mengambil kesimpulan betapa sadist dan biadabnya tindakan dokter itu. Tetapi bukankah tindakan dokter bedah itu tidak melanggar hokum. Mengapa ? karena ia menjalankan tugas yang telah ditetapkan baginya dan ia melakukan hal tersebut justru untuk menolong si pasien. Tindakan amputasi atau operasi yang dilakukannya yang tampaknya kekerasan justru bertujuan baik untuk menyembuhkan si pasien. Sementara itu seorang teman mungkin berusaha menghentikan kebiasaannya mabuk atau merokok. Kalau kemudian atas nama sikap persahabatan anda menawarinya minuman keras atau rokok, tindakan anda yang tampak bersahabat itu sebenarnya adalah tindakan kekerasan karena selain menyebabkan gangguan kesehatan akibat minuman keras dan rokok yang anda berikan, barangkali anda juga bisa disebut telah melanggar kebebasan orang lain untuk menjalani pilihan hidupnya. Adanya peraturan yang disertai sanki bila merokok di tempat umum adalah salah satu bukti bahwa merokok adalah salah satu tindakan yang membahayakan atau anggaplah ada seorang polisi yang menolak melakukan kekerasan saat tugas mewajibkannya melindungi seseorang dari serangan perampok, maka tindakan polisi yang melakukan Non-kekerasan itu dengan sendirinya adalah pelanggaran terhadap hak warga Negara untuk memperoleh perlindungan. Seorang anak yang baru sadar setelah menjalani operasi berat mungkin akan menangis meminta makanan karena rasa haus dan lapar. Tapi dokter tidak menuruti keinginan anak itu dengan tidak memberinya makanan. Memberikan makanan kepada anak dalam kondisi seperti itu justru merupakan tidakan kekerasan. Contoh-contoh tersebut bisa memberikan gambaran kepada kita betapa tidak mudah menentukan mana yang kekerasan dan mana yang bukan kekerasan menurut standar moralitas buatan manusia. Karena itu kita membutuhkan sebuah standar moral absolute yang melampaui standar relative, benar salah dan baik buruk di dunia ini. Sekali lagi pertempuran perang di medan perang Kuruksetra merupakan pilihan terakhir yang tidak dapat dihindari lagi. Bagi Arjuna, penolakannya bertempur dilandasi oleh kemuliaan hati dan sifat welas asihnya yang benar. Tetapi jika Arjuna meninggalkan medan perang itu, apakah para Kaurawa akan menganggap Arjuna sebagai Ksatriya berhati mulia? Tidak! Mereka akan menganggap sebagai pengecut.
Marilah kita simak sloka 2.30 -2.38 agar dapat memahami secara utuh alasan Krishna meminta Arjuna tetap bertempur.:
“Wahai putera keluarga bharata, dia yang tinggal dalam badan tidak pernah dapat dibunuh. Karena itu engkau tidak perlu bersedih hati untuk mahluk manapun. Mengingat tugas kewajibanmu yang khusus sebagai seorang Ksatriya, hendaknya engkau mengetahui bahwa tiada kesibukan yang lebih baik untukmu daripada bertempur berdasarkan prinsip-prinsip Dharma. Karena itu engkau tidak perlu ragu-ragu”

“Wahai arjuna, berbahagialah para Ksatriya yang mendapat kesempatan untuk bertempur seperti itu tanpa mencarinya. Kesempatan yang membuka pintu gerbang planet-planet surga bagi mereka.”

“Akan tetapi kalau engkau tidak melakukan kewajiban Dharmamu, yakni bertempur, engkau pasti menerima dosa karena melalaikan kewajibanmu.dan dengan demikian kemasyuranmu sebagai ksatrya akan hilang. Orang akan selalu membicarakan engkau sebagai orang yang hina dan bagi orang yang terhormat, bukankah penghinaan lebih buruk daripada kematian?”
“Jendral-jendral besar yang sangat menghargai nama dan kemasyuranmu akan menganggap bahwa engkau meninggalkan medan perang karena rasa takut saja dan dengan demikian, mereka akan meremehkan engkau”

“Musuh-musuhmu akan menjuluki engkau dengan banyak kata yang tidak baik dan mengejek kesanggupanmu. Apa yang dapat lebih menyakiti hatimu daripada itu?”

“Wahai putra Kunti, engkau akan terbunuh di medan perang dan mencapai planet-planet surge atau engkau akan menang perang dan menikmati kerajaan di dunia. Karena itu bangun dan bertempurlah dengan ketabahan hati.”

“Bertempurlah demi pertempuran saja tanpa mempertimbangkan suka atau duka, rugi atau laba, menang atau kalah, sehingga dengan demikian engkau tidak akan dipengaruhi oleh dosa.”

Jadi Arjuna mendapat perintah langsung dari Tuhan untuk membinasakan para Kaurawa. Tugasnya hanyalah bertempur, hanya sebagai alat, sekedar menjalankan kewajiban tanpa mengikatkan diri atas hasil tindakannya. Inilah sesungguhnya ajaran yang sangat dalam.
“Karena itu bangunlah. Siap-siap untuk bertempur dan merebut kemasyuran. Kalahkanlah musuhmu dan nikmati kerajaan yang makmur. Sebenarnya mereka sudah dibunuh oleh apa yang kuatur, dan engkau hanya dapat menjadi alat dalam pertempuran ini wahai Savyasaci “ (B.Gita: 11.33)
Sekali lagi, Arjuna hanya berperang sebagai instrument atau alat agar upaya penegakkan prinsip-prinsip Dharma yang dilakukan oleh Sri Krishna tampak wajar dan rasional dalam pandangan manusia biasa. Padahal sebenarnya, para ksatriya itu telah dibunuh oleh Krishna sendiri. Hal itu tampak dalam uraian arjuna tentang apa yang dilihatnya setelah ia menerima pandangan mata rohani (Caksu Divyam) dari Tuhan Sri Krishna.
“ Oh Vishnu yang berada di mana-mana, ketika hamba melihat Anda dengan berbagai warna Anda yang bercahaya dan menyentuh langit, mulut-mulut Anda yang terbuka lebar dan mata Anda yang besar dan menyala, pikiran hamba goyah karena rasa takut. Hamba tidak dapat memelihara sikap mantap maupun keseimbangan pikiran lagi “
“Oh Penguasa para dewa, pelindung dunia-dunia, mohon memberi karunia kepada hamba. Hamba tidak dapat memelihara keseimbangan ketika melihat Anda seperti ini dengan wajah-wajah Anda yang menyala seperti maut dengan gigi-gigi yang mengerikan di segala arah. hamba kebingungan”
Semua putra Drshtarata (Para Korawa) beserta raja-raja yang bersekutu dengan mereka seperti Bhisma, Drona, Karna, dan Semua pemimpin Ksatriya di pihak kita juga terseret masuk ke dalam mulut-mulut Anda yang mengerikan. Hamba melihat beberapa diantaranya tersangkut dengan kepala-kepalanya hancur diantara gigi Anda. Bagaikan ombak-ombak banyak sungai mengalir kedalam lautan seperti itu pula para ksatriya yang hebat ini menyala dan masuk ke dalam mulut-mulut Anda (B.Gita 11.25-28)


Kembali dalam kehidupan nyata kita, dalam prakteknya kekerasan sering kita butuhkan untuk memelihara ketentraman hidup masyarakat banyak. Masih ingatkah kita dengan terbunuhnya gembong terrorist dr.Azhari di daerah Batu, kabupaten Malang beberapa waktu lalu, orang dapat saja mengutuk tindakan penyergapan yang dilakukan Detasmen 88 yang mengakibatkan tewasnya orang yang paling diburu itu sebagai tindakan kekerasan yang tidak manusiawi. Bagaimanapun itu adalah tindakan kekerasan. Anehnya beberapa hari setelah peristiwa itu, anggota Detasmen 88 justru mendapatkan penghargaan dan kenaikan pangkat dari pemerintah. Mengapa? Karena pembunuhan yang mereka lakukan adalah demi menjalankan perintah Negara. Mereka memang mendapatkan mandat dan perintah untuk itu. Tetapi sebaliknya seringkali kita dengar kabar pemecatan atau pemberian hukuman kepada anggota TNI atau polisi karena telah melakukan pembunuhan di luar prosedur. Mereka menggunakan senjata apinya untuk kepentingan pribadi. Jadi tindakan itu sama-sama kekerasan dan pembunuhan tetapi yang satu mendapat tanda jasa dan kehormatan tetapi yang lain justru berbuah pemecatan dan hukuman. Apa yang membedakannya? Sekali lagi, ini adalah karena tugas dan kewajiban.
Dari uraian diatas. Kiranya jelas bahwa Sri Krishna bukanlah tokoh tak bermoral yang suka perang dan kekerasan. Bhagavad Gita bukanlah kitab yang bisa digunakan sebagai pembenaran untuk tindakan criminal yang dilakukan seseorang. Kita boleh lega karena selama ini belum pernah didengar ada orang hindu yang melakukan agresi atau peperangan dengan umat agama lain dengan alasan menjalankan perintah Krishna dalam Bhagavad Gita. Lagipula kalau benar Bhagavad Gita adalah kitab penganjur perang dan kekerasan, mengapa seorang tokoh anti kekerasan seperti Mahatma Gandhi selalu membawa-bawa Bhagavad Gita kemanapun beliau pergi. Mengapa semakin banyak orang dari belahan dunia kini memeluk agama hindu berawal dari membaca Bhagavad Gita? Tentu saja yang harus kita lakukan adalah membaca Bhagavad Gita dengan didasari kerendahan hati, dibaca secara keseluruhan dengan bantuan dan bimbingan guru spiritual yang telah memahami amanat rohani kitab suci itu. Kita butuh kehadiran guru atau dosen bahkan untuk memahami dan mengerti ilmu pengetahuan material sekalipun. Apalagi untuk memahami dan menghayati misteri pengetahuan rohani seperti yang terkandung dalam Bhagavad Gita.
Jadi sayang sekali jika ada orang yang tidak lagi membaca Bhagavad Gita hanya karena belum memahami amanat rohaninya. Mungkin ia belum pernah membaca komentar Dr.Edwin H Powell, seorang professor sosiologi State University of New York yang menyatakan sebagai berikut.” Kalau memang kebenaranlah yang berhasil seperti yang ditegaskan oleh Pierce dan para pengikut pilsafat pragmatisme, maka pasti ada kebenaran dalam Bhagavad Gita menurut aslinya. Sebab para pengikut ajarannya memperlihatkan ketenangan dan keriangan yang jarang ditemukan dalam masyarakat dewasa ini yang pada umumnya hambar dan keras.
Jay Sri Krishna !