Rabu, 21 Oktober 2015

THE GREAT BATTLE OF MAHABHARATA



Dalam Perang Kuruksetra, Batalion pasukan Kaurava 2,4 juta pasukan dibandingkan 1,5 juta pasukan Pandava, tetapi kenapa Kaurava bisa kalah ?
Perang bharatayudha merupakan perang saudara dalam sebuah kekaisaran yang terjadi justru pada zaman keemasan kekaisaran tersebut. Maka tidaklah heran jika segenap pasukan yang berlaga dimedan tempur berjumlah sangat menakjubkan. Yaitu 18 akshauhini. Dengan rincian Pandawa membawahi 7 Akshauhini tempur, sedangkan Kerajaan Kuru membawahi 11 Akshauhini tempur. Menurut sumber-sumber terjemahan Mahabharata asli, jumlah mereka yang bertempur adalah : Pandawa memiliki 1,530,900 prajurit dan Kaurawa membawa 2,405,700 prajurit. Jika digabungkan, terdapat 3,94 juta orang yang bertempur di medan perang Kuruksetra.
Apa Yang dimaksud Akshauhini ?   
Akshauhini adalah satuan jumlah prajurit dalam kemiliteran India Kuno, 1 Akshauhini bernilai : 21,870 kereta perang (Sanskrit ratha); 21,870 gajah perang; 65,600 cavalery dan 109,350 infantry, jumlahnya tidak harus tepat, tetapi mendekati itu. Disebutkan bahwa 1 Akshauhini adalah standar jumlah yang dibutuhkan untuk membentuk sebuah Vyuha.    
Apa itu Vyuha ?  
Vyuha berarti formasi tempur, ada bermacam macam vyuha yang dikenal pada zaman itu, antara lain 
Krauncha vyuha (burung formation), Makara vyuha (buaya formation), Kurma vyuha (kura-kura formation), Trishula vyuha (trisula formation), Chakra vyuha (bentuk cakra formation) dan Padma vyuha (teratai formation).
Apa yang dimaksud Samsaptaka ?  
Samsaptaka adalah sebutan bagi pasukan elite khusus yang dipimpin oleh Raja Susarma, terdiri dari 2000 ksatria tangguh serta 50 pangeran dari negeri Trigarta. Trigarta merupakan sekutu lama Kekaisaran Kuru ( lihat Peta ). Pasukan Samsaptaka bergabung kedalam 2,4 juta pasukan yang mengabdi pada Duryodana dalam perang Bharatayudha. Pasukan Samsaptaka dibentuk secara khusus untuk membunuh Pandawa yang paling perkasa, Arjuna. Selama peperangan, ke dua ribu anggota Samsaptaka memang hanya menyerang Arjuna seorang. Mereka menyerang secara keroyokan, dan menganut motto “membunuh atau dibunuh Arjuna”. Setelah perang usai, tidak seorangpun dari para Samsaptaka yang lolos dari panah Arjuna.
Siapa Bhagadatta itu ? 
Bhagadatta adalah raja dari monarki Pragjyotisha (lihat Peta ) letaknya kira kira disekitar Bangladesh sekarang. Menurut sumber-sumber terpercaya, kekuasaan kerajaan Pragjyotisha bahkan sampai ke asia tenggara, antara lain Thailand sekarang. Dan wilayah ini memang penghasil gajah gajah yang besar dan sehat. Bhagadatta memimpin garnisun dari puluhan ribu gajah yang mengerikan. Gajah perang sang raja bernama Surpreetika. Bhagadatta dan kerajaan Pragjyotisha-nya diklaim sebagai petarung terbaik dalam hal seni berperang menggunakan gajah perang, mereka bukanlah negeri taklukan Kekaisaran Kuru, namun dianggap sekutu yang kuat. Bhagadatta sendiri dibunuh oleh Arjuna dalam duel satu lawan satu di hari ke 13 perang.
Siapa Sebenarnya Gatotkacha ?      
Gatotkacha dikisahkan sebagai anak Bhima dengan Hidimbi. Secara khusus Maharsi Vyasa sang penulis Mahabharata tidak merinci tempat kelahiran Gatotkacha. Hanya saja tercantum bahwa setelah dewasa dia menikah dengan wanita bernama Ahilawati dan mempunyai putra bernama Barbarika. Gatotkacha dianggap sebagai bangsa Raksasa, hal ini secara logika berari tempat kelahiran Gatotkacha berada diluarIndia. Karena bangsa Arya selalu menggolongkan bangsa diluar (apalagi yang lebih rendah peradabannya atau norma kesusilaannya, seperti kanibalisme,) sebagai bangsa Raksasa Jika menilik pertemuan antara Bhima dengan Hidimbi terjadi saat Pandawa pergi mengasingkan diri dari Bharatavarsa (Kekaisaran Kuru) kearah timur, dan melewati negeri gajah Pragjyotisha (lihat peta letak Pragjyotisha), ada kemungkinan mereka sampai di Indonesia. Nama Pringgadani sendiri (sebagai ibu kota kerajaan para bangsa “Raksasa” milik Gatotkacha ) tidak ditemukan dalam literatur peta sejarah India kuno. Pada kelanjutannya Pringgadani sendiri bukanlah sebuah kota, kemungkinan hutan (ingat Bhima bertemu dengan Hidimbi di Hutan, ini berarti peradaban bangsa “raksasa” ,-bahkan sampai masa kelahiran Gatotkacha pun,-sepertinya belum bisa membuat sebuah kota yang maju seperti bangsa arya di Industan, kemungkinan besar mereka masih tinggal di permukiman-permukiman didekat hutan ). Uniknya kata Pringgadani sendiri terdiri dari dua kata yaitu Pringgadan Dani, Pringga sendiri berarti hutan/ bukit, dalam bahasa jawa kuno.
Dalam Perang Kuruksetra, Batalion pasukan Kaurava 2,4 juta pasukan dibandingkan 1,5 juta pasukan Pandava, tetapi kenapa Kaurava bisa kalah ?
Ada kajian penting yang harus dikemukakan disini, Perang bharatayudha memang benar-benar terjadi di masa lampau, walaupun waktu kejadiannya belum dapat dipastikan.        
1. Banyak dari Pasukan Kaurava terdiri dari pasukan bayaran dan bukan pasukan yang mengabdi secara moral kepada Duryodana pemimpin para Kaurava.
Jika dilihat dari text asli Mahabharata maka kita dapat melihat bahwa pasukan yang bergabung dengan pasukan kaurava sebanyak 2,4 juta orang, namun yang benar-benar mengabdi tidak sebanyak itu, ulasannya sebagai berikut :   
Pasukan Inti kaurava :  
a. Pasukan Istana Kuru, terdiri dari 2 Akshauhini (200.000 infantri, 140.000 cavalery, 35.000 kereta perang, 40.000 gajah perang. Dipimpin oleh Bhisma, Drona, Kripa, Karna, Ashvatama, Duryodana, Bahlika, Sakuni dan sanak keluarganya Istana Kuru. Ini merupakan inti pasukan Kaurava yang siap mati membela Duryodana.        
b. Pasukan Trigarta, 2000 pasukan elite Samsaptaka, 50 noble warrior, 50.000 sampai 70.000 infanri, 30.000 cavaleri.
c. Pasukan Anga. Provinsi terbesar Kekaisaran Kuru di timur. Dipimpin oleh Karna. Anga menyuplai 1 Akhsauhini pasukan untuk Duryodana. Sayangnya mereka baru bisa bergabung setelah jatuhnya Panglima tertinggi Kaurava, Bhisma dihari ke 10.        
d. Pasukan Persia dari Bahlika (negeri Puru), negeri Bahlika merupakan tanah leluhur Pangeran Pururava Aila leluhur Wangsa Candra. Bahlika memutuskan untuk membela Istana Kuru walaupun itu berarti mereka harus membela Duryodana. Pasukan Persiaini dikisahkan lebih banyak memiliki heavy cavaleri tangguh (kelak memang kekaisaran persia akan terkenal dengan pasukan berkuda Kathaprak-nya). Jumlah pasukan yang disumbangkan 1 Akhsauhini. 150.000 prajurit. 50.000 cavaleri tempur (heavy cavaleri) 10.000 Hashasim (pasukan elit bersenjata panah, yang sempat menyerang pasukan Satyaki di perang Bharatayudha)    
e. Pasukan negeri Sindhu. Negeri ini sangat subur dan maju. Dipimpin oleh Jayadratha, negeri Sindhu merupakan sekutu favourit Kaurava, disamping itu Jayadrata merupakan suami Dussala adik Duryodana. Mereka menyumbang 1 Akshauhini tempur lengkap. 150.000 infantri, 30.000 gajah, 30.000 kereta perang, 60.000 cavaleri.   
f. Pasukan negeri Gandara. Pasukan ini disumbangkan oleh Sakuni yang licik. Dikisahkan negeri Gandara adalah penghasil gajah dan kuda terbaik. Pasukan gajah mereka ikut tercatat dalam perang Mahabharata. Tidak ada catatan resmi berapa banyak pasukan yang disumbangkan Sakuni dalam perang ini. Namun sebagai negeri yang Inferior. Dan menilik pangkat Sakuni hanya Ardharathika maka jumlah pasukannya mungkin sekitaran 50.000 prajurit, 10.000 cavaleri, dan 10.000 kereta perang dan gajah perang.
Pasukan Negeri Taklukan :    
g. Pasukan provinsi Avanti, penguasa India tengah. Provinsi ini, sama seperti Anga di timur merupakan provinsi-provinsi Kuru yang kuat. Tidak disebutkan secara menonjol siapa saja yang memimpin pasukan dari India tengah ( madyadesa ). Namun diperkirakan mereka menyumbang 1 Akshauhini. 150.000 prajurit, 30.000 kereta perang, 30.000 gajah perang, dan 70.000 cavaleri.
Pasukan Sukarelawan :
h. Pasukan Negeri Madra. Madra sebenarnya merupakan sekutu Pandava, namun secara licik Duryodana telah menipu rajanya, yaitu Salya untuk bergabung dengannya. Salya sendiri merupakan kakak dari Madri ibu se kembar Nakula dan Sahadheva. Negeri ini dikisahkan sebagai salah satu negeri besar yang tidak berada di lingkaran kekuasaan Kuru. Mereka Independen dan kuat. Membawa sekitar 1 Akshauhini tempur lengkap. Mereka merupakan salah satu yang tertangguh di India saat itu. Namun mereka bertarung setengah hati.       
i. 10.000 pasukan Narayani. Merupakan pasukan elit dari negeri Dwaraka. Saat Krisna dipilih oleh Arjuna sebagai kusir kereta perangnya. Kaurava kebagian 10.000 pasukan Narayani. Sebagai pasukan elit, kiprah mereka kurang terdengar dalam perang Mahabharata, ada kemungkinan mereka bertempur separuh hati. 
j. Pasukan gajah negeri Pragjyotisha. Dipimpin oleh Bhagadatta yang agung berkekuatan 1 Akshauhini, (100.000 prajurit infantri, 40.000 gajah perang, 20.000 cavalery, 30.000 kereta perang). Bhagadatta sendiri sebenarnya adalah sahabat Pandu, ayah para Pandava. 
k. Pasukan negeri Kekaya. Kemungkinan Negeri ibu dari Bharata (Adik Rama dalam Mahabharata). Negeri ini besar dan kuat. Uniknya negeri Kekaya membagi pasukannya sama rata. Mereka membantu keduanya, Pandava dan Kaurava. Ada kemungkinan telah terjadi pertalian darah antara Istana Kuru dengan negeri ini.
Pasukan bayaran ( Serdadu Mlecha ):       
l. Pasukan Phalanx dari Ionia ( Yunani ). Orang orang Bharatavarsa (India kuno) sering menyebut mereka dengan sebutan Yavana. Pasukan ini tergabung dalam barisan batalion “ Mlecha “ yang berarti serdadu asing. Pasukan ini pada awal-awal perang ditugaskan menjaga kereta tempur Bhisma dari jangkauan Arjuna. Dengan bersenjatakan tombak, pasukan ini merupakan lawan yang paling dibenci para penunggang kuda maupun kereta perang. Namun merupakan sasaran empuk bagi penunggang gajah maupun pemanah.
m. Pasukan China. Mereka datang dengan panah dan lembing. Dikisahkan sebagai pasukan yang lemah hati dan tidak berbahaya. Tidak banyak dikisahkan kehebatan pasukan China dalam perang Mahabharata.
n. Sarka, Pishaka, Gandarwa, dan banyak lagi suku bangsa yang mengabdi pada Duryodana pada masa itu merupakan negeri negeri yang berada diluar negeri Bharatavasra. Jika dihitung-hitung dari 2,4 juta pasukan Kaurava, sekitar 60-65 % nya merupakan pasukan bayaran dan sukarela. Sekitar 35 % dari itu memang benar-benar pasukan asli dari negeri Kuru yang mau tidak mau membela Duryodana. Ini berarti jumlah mereka yang sebenarnya hanya 900.000 prajurit.
Bandingkan dengan Pandava yang memiliki 1,5 juta pasukan namun semuanya setia kepada mereka. (karena semuanya didapatkan dari karisma dan kebajikan Yudistira, serta hasil penaklukan Arjuna diwilayah wilayah selatan, sehingga dirinya mendapatkan sebutan Dananjaya ( lihat peta negeri-negeri pendukung perang Mahabharata )  
2. Arjuna menggembosi Kekuatan Kekaisaran Kuru di selatan.
Sebelum perang terjadi, Yudistira mengutus adiknya, Arjuna, untuk menaklukan negeri negeri didaerah selatan untuk mendapatkan pengakuan dan pasukan mereka pada perang besar Bharatayudha. Pada zaman itu, prajurit dari suatu negeri akan bersumpah setia kepada seorang raja apabila orang tersebut mampu mengalahkan petarung terbaik dari negeri mereka dalam duel satu lawan satu. Dan tepat pada waktunya, Arjuna berhasil mengumpulkan 1,5 juta orang untuk berperang dibawah panjinya. Sebelumnya negeri-negeri di daerah selatan umumnya merupakan taklukan Istana Kuru.     
3. Para Panglima Kuru Bertarung Setengah Hati         
Tiga orang terbaik dalam Pasukan Kaurava yaitu Bhisma, Drona, dan Karna enggan membunuh Pandava karena mereka menyayangi Pandava. Karna sekalipun berjanji akan membunuh Arjuna, tetapi dia mengampuni nyawa-nyawa Bhima, Yudistira, Nakula, dan Sahadeva yang telah dia taklukan. hal ini memberikan kerugian yang jelas sangat besar bagi Kaurava.
4. Semua Panglima Pasukan Kuru dibunuh secara curang.
Bhisma, Drona, Karna, Salya semuanya merupakan panglima perang Duryodana yang termasyur, namun kesemuanya tewas bukan oleh kalahnya mereka dalam duel tanding namun karena faktor kecurangan semata. Bhisma meletakan senjata saat berhadapan dengan Shikandi, Drona dibunuh saat meletakan senjata karena sedih. (yudistira membohonginya dengan mengatakan anak Drona, Ashvatama, telah tewas dalam perang),. Karna yang hebat terbunuh bahkan saat dia tidak siap. Salya yang tak terkalahkan, bahkan mengajari Yudistira cara membunuhnya saat Salya masih menjabat panglima tertinggi pasukan Kuru yang tersisa.   
Dengan melihat fakta-fakta diatas, sebenarnya Duryodana dan Kaurava memang berada dalam garis yang lebih inferior dibandingkan Pandava. Sudah sewajarnya dia kalah, atau semestinya Duryodana menyadari hal itu dari awal dan tidak melanjutkan perang.
Catatan : titk biru adalah pendukung Kaurava  
titik merah adalah pendukung Pandava

Minggu, 18 Oktober 2015

TANAH SUCI UMAT HINDU DI DWARAKA



Dua puluh jam ke barat daya New Delhi, kita sampai di pantai Gujarat. Lima Puluh abad lalu, di lepas pantai ini berdiri sebuah kerajaan bernama Dvaraka. Kota Dvaraka adalah kota Sri Krishna. Kota ini merupakan pusat peradaban dunia pada masanya, sesuai yang diuraikam dalam Kitab Harivamsa dan Mahabharata. Kota Dvaraka, yang berdiri kokoh dengan pilar-pilar yang berkilau, akhirnya runtuh akibat tsunami raksasa ketika Sri Krishna meneyelesaikan kegiatan-Nya dimuka bumi dan kembali ke kerajaan-nya di dunia rohani. Kota ini dibangun oleh arsitek para dewa, Visvakarma. Kini reruntuhanya berada hanya 30 meter dari permukaan air laut Pantai Gujarat. Karena itu, sangat mudah bagi para penyelam untuk menelusuri kota yang kini menjadi kota bawah laut ini. Di pantai Gujarat sendiri berdiri sebuah pura (mandir) yang berusia sebanding dengan usia Dvaraka 5500 tahun. Mandir ini yang bernama Sri Dvarakadisha Mandir, dibangun oleh putra Sri Krishna, Pradyumna Maharaja. Untuk bersembahyang di Dvaraka, kita bisa menaiki perahu mesin yang mengantar kita ke lepas pantai. Di sana kita menaburkan bunga dan mempersembahkan api dan dupa sambil mengidungkan nama suci Sri Krishna. Kadang, umat yang beruntung bisa mendengar burung merak dan binatang-binatang hutan di sela-sela deru angin yang kencang.
Dvaraka-dhama adalah tanah suci umat Hindu yang mengingatkan kita semua tentang peristiwa sejarah yang dilupakan umat manusia 50 abad silam. Kini, penelitian akademik sedang berlangsung untuk merekonstruksi ulang kerajaan ini.      

Kerajaan Dwaraka adalah sebuah kerajaan yang didirikan wangsa Yadawa setelah melepaskan diri dari Kerajaan Surasena karena diserbu oleh raja Jarasanda dari Magadha.          
. Kerajaan ini diperintah oleh Krishna Wasudewa selama zaman Dwapara Yuga. Wilayah Kerajaan Dwaraka meliputi Pulau Dwaraka, dan beberapa pulau tetangga seperti Antar Dwipa, dan sebagian wilayahnya berada di darat dan berbatasan dengan negeri tetangga yaitu Kerajaan Anarta. Wilayah tersebut terlihat seperti negara Yunani yaitu negeri dengan pulau-pulau kecil dan sebagian berupa wilayah daratan. Kerajaan Dwaraka kira-kira terletak di sebelah Barat Laut Gujarat. Ibukotanya bernama Dwarawati (dekat Dwarka, Gujarat). Tapi kalau dilihat dari namanya, Dwaraka yang adalah bahasa Sanskrit ini berarti pintu-pintu, mirip babilon yang juga berarti pintu (baab)
Masa Jaya Kerajaan Dwaraka.         
Selama masa jayanya, Dwaraka adalah kota yang dikelilngi tembok dan berisikan taman yang indah, parit yang dalam, dan beberapa kolam istana (Wisnu Purana), namun diyakini telah tenggelam setelah kepergian Krishna. Karena pentingnya sejarah dan hubungan dengan Mahabharata, Dwaraka terus menarik arkeolog dan sejarawan selain ilmuwan.
Sri Krishna membunuh Kamsa (Kangsa) (paman dari pihak ibu) dan menobatkan Ugrasena (kakek dari pihak ibu-Nya) menjadi raja Mathura. Hal ini membuat Marah mertua Kamsa, Jarasanda (raja Magadh) bersama dengan temannya Kalayavana menyerang Mathura 18 kali. Untuk keselamatan bangsanya, Yadava, Krishna memutuskan untuk memindahkan ibukota dari Mathura ke Dwaraka yang berada ditepi laut dan dikelilingi tebing sebagai benteng alami.         
Sri Krishna dan kaumnya, Yadava meninggalkan Mathura dan tiba di pantai Saurashtra. Mereka memutuskan untuk membangun kota mereka di daerah pesisir dan dipanggillah Visvakarma, dewa konstruksi. Namun, Visvakarma mengatakan bahwa tugas bisa diselesaikan hanya jika Samudradeva, penguasa laut, menyediakan beberapa tanah. Sri Kresna membujuk Samudradeva, dan dengan senang Samudradeva memberi mereka tanah berukuran 12 yojanas dan selanjutnya, dibangunlah oleh Visvakarma kota Dwaraka, sebuah kota emas. 
Dwaraka kemudian dikenal sebagai salah satu tempat suci selain Mathura dan Vrindavana pada masa itu. 

Sejarah Dwaraka.         
Kota Dwaraka telah diselidiki oleh para sejarawan sejak awal abad ke-20. Lokasi yang tepat dari kota pelabuhan telah menjadi perdebatan untuk waktu yang lama. Beberapa referensi sastra, terutama dari Mahabharata, telah digunakan untuk menunjukkan lokasi yang tepat.         
Dwaraka disebutkan dalam Mahabharata (Mausala Parva) dan lampiran epik, Harivamsa, mengacu pada penenggelaman Dwaraka oleh laut. Dwaraka adalah sebuah negara kota membentang hingga ke Bet Dwaraka (Sankhoddhara) di utara dan Okhamadhi di selatan. ke timur hingga Pindata. 30 hingga 40 meter tinggi bukit di sisi timur Sankhoddhara yang tingginya 30-40 meter mungkin adalah Raivataka seperti yang dimaksud dalam Mahabharata.
Ekskavasi di Dwaraka menambah kepercayaan pada legenda Krishna dan perang Mahabharata, serta memberikan bukti yang luas bahwa pernah ada masyarakat yang sudah maju yang tinggal di daerah-daerah pemukiman seperti MohenjoDaro-Harappa.

Dwaraka dibanjiri oleh tsunami?     
Mungkinkah tsunami telah melanda pantai Gujarat untuk menenggelamkan kota kuno Dwaraka? Para ahli yang terkait erat dengan penemuan kota yang hilang di lepas pantai Saurashtra tidak menutup kemungkinan ini. Mereka mengatakan bahwa Mahabharata berbicara tentang laut yang tiba-tiba melanda kota setelah menghilangnya Sri Krishna dan Arjuna mengambil cucu Krishna ke Hastinapura.       
"The Bhagavata Purana (11.30.5) menyebutkan 'ete ghora mahotpata dvarvatyam yama-ketavah, muhurtam api atra na stheyam ada Yadu-pungavah."
Terjemahan harfiah adalah "Bencana ini telah menjadi simbol kematian dan bangsa Yadavas tak bisa bertahan di sini lebih lama lagi.." Hal ini mirip dengan kerusakan yang ditimbulkan tsunami yang mungkin terjadi pada Dwaraka kuno dan penduduknya.  
Tapi ada tiga teks termasuk Harivamsa, Matsya Purana dan Bhagavat-gita, yang menyatakan bahwa butuh waktu tujuh hari untuk mengosongkan Dwaraka sebelum tenggelam oleh laut.
Tenggelamnya Kota Dwaraka 
Setelah Sri Krishna pergi ke tempat tinggal-Nya dan Yadawa utama tewas dalam perkelahian di antara mereka sendiri, Dwaraka menjadi tenggelam di laut.
Ini adalah gambaran yang diberikan oleh Arjuna dalam Mahabharata:
"Laut, yang menghantam pantai, tiba-tiba memecahkan batas yang ditetapkan oleh alam. Laut itu bergegas ke memasuki kota dan memenuhi jalan-jalan kota yang indah.. Laut menutupi segala sesuatu di kota." Arjuna melihat bangunan indah tenggelam satu per satu Dia lalu mengamati istana Krishna.. Dalam hitungan beberapa saat semuanya berakhir. laut itu sekarang menjadi tenang seperti danau. tidak ada bekas . kota yang indah Dvaraka, yang telah menjadi tempat favorit dari semua Pandawa, kini hanya nama, hanya kenangan ". - Mausala Parva, Mahabharata.
Temuan Arkeologi Terbaru.    
Unit Arkeologi Kelautan (MAU) bersama-sama dengan Institut Oseanografi Nasional dan Survei Arkeologi India. Di bawah bimbingan Dr Rao, seorang arkeolog kelautan yang terkenal, membentuk sebuah tim yang terdiri dari para penyelam-fotografer dan para arkeolog. Teknik survei geofisika dikombinasikan dengan penggunaan gema-suara, penembus lumpur, sub-bottom profiler dan detektor logam di bawah air. Tim ini melakukan ekspedisi arkeologi laut sebanyak 12 kali antara tahun 1983-1992. Artefak dan barang antik yang ditemukan dikirim ke Laboratorium Penelitian Fisik untuk mengetahui usia artefak. Dengan menggunakan termo-luminescence, karbon dating dan teknik ilmiah modern lain, artefak yang ditemukan berasal dari periode antara abad 15 hingga abad ke-18 SM. Dalam karya besarnya, The Lost City Dwaraka, Dr Rao telah memberikan rincian penemuan-penemuan ilmiah dan artefak.

Antara tahun 1983 sampai 1990, kota yang dikelilingi dinding Dwaraka ditemukan, dengan daerah lebih dari setengah mil dari garis pantai. Kota ini dibangun pada enam sektor di sepanjang tepi sungai. Fondasi batu dinding kota yang didirikan membuktikan bahwa tanah itu direklamasi dari laut. Secara umum, kota Dwaraka yang dijelaskan dalam teks-teks kuno sesuai dengan kota bawah laut yang ditemukan oleh MAU.
Menurut penemuan, Dwaraka adalah sebuah kota makmur di zaman kuno, yang hancur dan dibangun kembali beberapa kali. Ekskavasi besar yang dilakukan oleh Z.D. Ansari dan M.S. Mate menemukan candi candi yang terkubur di dekat kota Dwaraka sekarang.         
Kesimpulan dari ekskavasi-ekskavasi yang dilakukan adalah bahwa kota ini adalah sebuah kota pelabuhan yang makmur, dan bertahan sekitar 60-70 tahun di abad ke-15 SM sebelum tenggelam di bawah laut pada tahun 1443 SM (meskipun masih ada yang berpendapat bahwa dwaraka tenggelam sekitar 3102SM), tapi yang jelas kota ini berasal tidak lebih dari 5000 tahun yang lalu.
Di antara benda-benda yang digali yang terbukti memiliki koneksi dengan Dwaraka, epik Mahabharata adalah segel diukir dengan gambar binatang berkepala tiga. Epik Mahabarata menyebutkan segel yang diberikan kepada warga Dwaraka sebagai bukti identitas ketika kota itu terancam oleh Raja Jarasanda dari kerajaan Magadh. Fondasi batu dinding kota didirikan membuktikan bahwa tanah itu direklamasi dari laut sekitar 3.600 tahun yang lalu. Epik Mahabarata juga menyebutkan kegiatan reklamasi tersebut di Dwaraka. Tujuh pulau yang disebutkan di dalamnya juga ditemukan tenggelam di Laut Arab. 
Pada tanggal 19 Mei 2001, ilmu pengetahuan dan teknologi Menteri India Murli Manohar Joshi mengumumkan temuan reruntuhan di Teluk Khambhat . Reruntuhan, yang dikenal sebagai Teluk Khambhat Cultural Complex (GKCC), yang terletak di dasar laut hamparan sembilan kilometer di lepas pantai Gujarat pada kedalaman sekitar 40 m. Situs ini ditemukan oleh tim dari National Institute of Technology Samudra (NIOT) pada bulan Desember 2000 dan diselidiki selama enam bulan dengan teknik akustik.
Sebuah tindak lanjut penyelidikan dilakukan oleh lembaga yang sama pada bulan November 2001, yang termasuk pengerukan untuk memulihkan artefak . Sebuah putaran eksplorasi lebih lanjut di bawah air dibuat di Teluk situs Khambhat oleh tim NIOT 2003-2004, dan sampel , mendapatkan apa yang diduga tembikar, dikirim ke laboratorium di Oxford , Inggris dan Hannover , Jerman, seperti serta beberapa lembaga di India, untuk tanggal. Dalam sebuah makalah 2003 AS Gaur dan Sundaresh dari National Institute of Oceanography menyimpulkan: "Kehadiran penggalian telah dilemparkan cahaya pada urutan budaya Bet Dwarka Pulau Sekitar abad ke-17 SM Akhir. Harappan orang telah didirikan pemukiman mereka, dan mereka mungkin bermigrasi dari Nageshwar, yang dekat. Mereka telah mengeksploitasi sumber daya laut seperti ikan dan kerang kerang. Tampaknya, bahwa Akhir Harappans dari Bet pulau Dwarka memiliki interaksi dengan Saurashtra Harappans dan mereka mungkin mengunjungi pelabuhan di pantai wilayah Saurashtra utara. The habitational langka deposito menunjukkan, bahwa situs itu ditinggalkan setelah beberapa abad. Pulau ini dihuni lagi selama abad ke-8 SM di pantai tenggara pulau. "    
Temuan meyakinkan Namun, mengangkat kemungkinan, bahwa sampel sangat tua, sebagaimana didalilkan bagi banyak artefak lainnya, pulih dari Teluk Khambhat (Cambay), tidak artefak buatan manusia atau potsherds, melainkan geofacts dan obyek terkait berasal dari alam.
Michael Witzel berpendapat, bahwa "reruntuhan" yang baik formasi batuan alam atau hasil dari rusak penginderaan jauh peralatan dan bahwa "artefak" pulih yang baik geofacts atau benda asing diperkenalkan ke situs dengan sangat kuat arus pasang surut di Teluk Cambay . The side scan sonar peralatan, yang digunakan untuk gambar dasar Teluk, mungkin telah rusak, dan bukti yang mendukung klaim adalah murni mendalam.
"Penemuan kota legendaris dari Dwaraka yang dikatakan telah didirikan oleh Sri Krishna, adalah sebuah tonggak penting dalam sejarah India. Karena Hal ini telah menghilangkan keraguan para sejarawan tentang historisitas Mahabharata dan keberadaan kota Dwaraka. Hal ini juga mempersempit kesenjangan sejarah India dengan adanya kelangsungan peradaban India dari era Veda sampai hari ini. Atau dengan kata lain, telah terbukti bahwa Krishna memang benar pernah ada.
Video : Dwarka - Krishna 's Home Discovered !!
https://www.youtube.com/watch?v=6KkDMBhrAD4
Video : Old Dwarka in under Water
https://www.youtube.com/watch?v=JDxCrYYC39I
https://www.youtube.com/watch?v=d733X4nYHWg