Sabtu, 30 Maret 2013

Pengaruh Samskara terhadap hidup manusia

Kode Iklan anda yang ingin ada di sebelah kiri disini
Kode Iklan anda yang ingin ada di sebelah kanan disini


Kehidupan manusia penuh dengan kegiatan. Ini adalah kenyataan yang diketahui semua orang. Ada demikian banyak hal yang akan dilakukannya sehingga dua puluh empat jam tampaknya tidak cukup untuk kegiatannya sehari-hari: makan, minum, membaca, berjalan, duduk, disamping melamun, membenci, membual, memuji, menangis, tertawa, menyapu, berharap; segala jenis kegiatan berlangsung tanpa henti. Semua ini mengisi jangka hidup manusia. Semua kegiatan ini berhubungan erat dengan pikiran dan perasaan. Karena itu, hidup manusia ini hanya merupakan kumpulan kesan-kesan mental yang mendalam yang ditimbulkan oleh rangkaian pengalaman. Kesan-kesan mental yang mendalam ini menimbulkan pengaruh yang kuat pada karakter dan kepribadian.

Ada dua jenis kegiatan, baik dan buruk. Engkau harus mempertimbangkan akibat kedua jenis kegiatan ini dalam kehidupan manusia. Perbuatan anak kecil berangsur-angsur lenyap terlupakan seperti corat-coret di atas batu tulisnya. Bila berbagai perbuatan pada masa kecilmu sendiri sudah kau lupakan, bagaimana engkau berharap dapat mengingat kejadian-kejadian yang berlangsung dalam kelahiranmu yang telah lalu? Di samping itu, kelirulah bila engkau beranggapan bahwa hanya hal-hal yang kau ingat adalah hal yang sungguh-sungguh terjadi atau telah membentuk karaktermu. Akibat dari perbuatan dan kegiatan yang telah terlupakan, terpendam dalam kesibukan kejadian-kejadian yang selama itu terus berlangsung, meninggalkan jejaknya dalam pikiran dan perasaan manusia. Bekasnya tetap ada. Bila sebelum tidur engkau berusaha mengingat kembali kejadian-kejadian yang berlangsung hari itu, engkau tidak akan mengingat setiap hal yang remeh dan tidak berarti. Hanya beberapa kejadian penting yang berkesan bagimu akan dapat kau ingat.


Karena setiap hari engkau melupakan sebagian besar hal yang telah berlangsung dan hanya teringat pada beberapa kejadian yang menyedihkan atau menyenangkan, berapa banyak yang dapat kau ingat dari kejadian-kejadian minggu lalu, bulan lalu, atau tahun yang lalu? Hanya peristiwa yang paling berkesan akan dikenang dengan jelas. Selebihnya menjadi kabur, terlupakan, dan lenyap. Beberapa peristiwa yang tetap teringat ini adalah samskara atau pengalaman penting yang meninggalkan kesan yang cukup mendalam.
Manusia melakukan perbuatan yang tidak terhitung jumlahnya, menghimpun pengalaman dan pengetahuan yang sangat banyak, mempelajari aneka macam hal dari aneka macam kegiatan. Meskipun demikian, dari semua ini hanya menyimpan sekedar empat atau lima hal yang berkesan dalam, kuat, dan sangat penting

ASYIK DALAM URUSAN KEHIDUPAN, MANUSIA HANYA MEMPEROLEH SAMSKARA
Pada akhir minggu, bulan, atau tahun, seorang pedagang menghitung pengeluaran dan pemasukan untuk mengetahui besarnya penghasilannya. Demikian pula dalam bisnis kehidupan ini, setelah semua pemberian dan penerimaan selesai, segala sesuatu berakhir dalam sejumlah penghasilan bersih. Pada akhir kehidupan, hasil kecil inilah yang akan kau ingat. Itulah pengalaman yang bertahan hingga saat terakhir, dua atau tiga hal yang timbul dalam kesadaran ketika orang berusaha mengingat-ingat semua hal yang telah terjadi dalam hidupnya. Pengalaman-pengalaman tersebut adalah penopang yang sesungguhnya, prestasi yang sejati.

Ini tidak berarti bahwa semua perbuatan dan pengalaman yang lain terbuang sia-sia. Dilupakannya perbuatan dan pengalaman yang lain itu hanya berarti bahwa tugas mereka telah selesai dan nilai mereka telah diinsyafi. Bila seseorang berdagang dengan modal beberapa juta rupiah, ia akan kecewa bila rugi ratusan ribu; bila laba ratusan ribu, ia senang. Demikian pula halnya dengan bisnis kehidupan. Bila pada saat kematian seseorang ketagihan suatu makanan kegemarannya, hal itu merupakan bukti bahwa sepanjang hidupnya lidahnyalah yang menguasai dirinya. Mungkin menjelang ajal, seorang wanita teringat pada anaknya dan ingin menimangnya. Ini memperlihatkan bahwa samskara cinta kepada anaknya merupakan perasaan yang menguasai dirinya sepanjang hidupnya. Semua pengalaman yang lain terlupakan.
Demikianlah, dari semua smaskara kehidupan, hanya beberapa kesan yang menonjol dan lebih berpengaruh dari kesan-kesan lain bertahan hingga saat terakhir. Itulah kehidupan manusia; engkau harus mengambil pelajaran dari hal tersebut. Hasil akhir dari semua kehidupan dan kerja keras ini adalah hal yang timbul dalam pikiran kita pada saat menjelang ajal. Karena itu, arahkanlah seluruh tenaga hidupmu untuk memperoleh samskara yang kau anggap paling baik buat saat yang terakhir. Siang malam pusatkan perhatianmu pada hal itu. Perasaan yang menguasai diri manusia pada saat kematian akan menimbulkan pengaruh yang kuat dalam kehidupannya yang akan datang. Kebenaran ini juga harus menjadi pegangan bagimu dalam menempuh hidupmu sekarang ini, karena samskara merupakan bekal manusia dalam perjalanan hidup ini maupun dalam perjalanan selanjutnya.

Karena itu, untuk selanjutnya, ingatlah selalu pada kematian yang tidak dapat dielakkan. Dengan kesadaran ini tempuhlah perjalanan hidupmu. Harapkanlah kebaikan bagi setiap orang. Berpeganglah selalu pada kebenaran. Bergaullah hanya dengan orang-orang yang baik. Pusatkan selalu pikiranmu kepada Tuhan. Jangan melakukan perbuatan yang tercela. Hindarkan pikiran yang penuh kebencian dan membahayakan. Hiduplah di dunia tanpa melekat padanya. Bila engkau menempuh hidup seperti ini, saat akhirmu akan murni, indah, dan terberkati. Untuk memastikan terwujudnya cita-cita ini, diperlukan usaha keras yang penuh disiplin sepanjang hidupmu. Engkau harus melatih pikiran dan perasaanmu untuk mengembangkan samskara yang baik (dengan kata lain, mengusahakan pikiran, perkataan, dan perbuatan yang baik). Periksalah dirimu sendiri dengan teliti. Carilah cacat celamu dan berusahalah untuk memperbaikinya. Bila seorang mawas diri dan menginsyafi cacat celanya sendiri, ia seperti dilahirkan kembali. Kemudian ia mulai lagi dari permulaan, seperti dari masa kanak-kanak yang baru. Inilah saat kebangkitan yang sejati.
Hidup selalu diikuti oleh kematian. Tetapi, manusia tidak tahan mendengar kata "mati" diucapkan. Mendengar kata itu dianggapnya sial. Namun, betapapun tidak tertahankannya kata itu, semua makhluk hidup setiap saat maju terus, makin lama makin mendekati peristiwa itu. Misalkan engkau membeli karcis dan naik kereta api menuju ke suatu tempat. Tidak menjadi soal apakah engkau duduk diam, berbaring, membaca, atau bermeditasi, mau tidak mau kereta api itu akan membawamu ke tujuan yang telah ditetapkan. Demikian pula setiap makhluk hidup pada waktu lahir telah menerima karcis untuk pergi menuju kematian dan sudah memulai perjalanannya. Apa pun juga daya upaya, penjagaan, dan tindakan pencegahan yang kauikhtiarkan, pada suatu hari engkau akan tiba di tempat itu. Hal lain mungkin tidak pasti, tetapi kematian merupakan suatu kepastian. Tidak mungkinlah mengubah hukum itu.

Mata, telinga, dan lidahmu terbiasa pada kemewahan untuk terus menerus menikmati sesuatu yang baru. Sekarang engkau harus berlatih untuk membalik kecenderungan ini. Engkau harus mengarahkan pikiranmu pada perbuatan yang baik. Periksalah kegiatan yang kau lakukan setiap menit dari segi pandangan ini. Setiap perbuatan adalah gerakan pahat yang mengukir batu kepribadian manusia. Gerakan pahat yang salah, dapat merusak dan menjelekkan patung yang akan dibuat. Karena itu, tindakan yang paling remeh pun harus dilakukan dengan hati-hati dan penuh bhakti.
Bagi orang yang sedang tenggelam, sebilah bambu pun merupakan bantuan. Demikian pula bagi orang yang berjuang dalam lautan kehidupan, beberapa perkataan simpatik yang diucapkan orang lain dapat merupakan bantuan yang besar. Tidak ada perbuatan baik yang sia-sia, tidak, bahkan perbuatan buruk pun tidak lenyap demikian saja, karena itu pun akan ada akibatnya. Karena itu, berjuanglah dengan tiada putusnya untuk menghindarkan perbuatan yang buruk. Jagalah agar pandanganmu selalu murni. Isilah telingamu dengan sabda Tuhan dan kisah perbuatan-perbuatan yang suci. Jangan biarkan telingamu mendengarkan fitnahan. Gunakan lidahmu untuk mengucapkan kata-kata yang baik, simpatik, dan benar. Biarkan lidahmu selalu mengingatkan engkau pada Tuhan. Usaha yang terus menerus semacam itu pastilah akan membawa keberhasilan. Untuk memperoleh samskara yang suci ini, engkau harus mengusahakan aliran pikiran dan perasaan yang luhur dengan tiada putusnya.
Tanganmu harus digunakan untuk melakukan perbuatan yang baik. Ucapkan nama Tuhan dengan tiada putusnya di dalam hatimu dan biarlah tindakanmu selalu mencerminkan kebenaran serta kebajikan Tuhan. Bila tanganmu sibuk melakukan bhakti sosial, biarkan pikiranmu asyik dengan japa, mengulang-ulang nama Tuhan. Hal ini tidak ada buruknya (bahkan sebaliknya). Bila hujan tercurah di puncak gunung dan airnya mengalir turun melalui lereng-lerengnya, tidak akan ada sungai yang timbul dari aliran itu. Tetapi bila airnya mengalir searah, mula-mula di selokan, kemudian dalam alur sungai kecil, lalu dalam arus yang deras, dan akhirnya dalam sungai yang banjir meluap-luap, maka air hujan itu mencapai lautan. Air yang mengalir ke segala arah akan terhisap dan lenyap. Samskara juga demikian. Apakah gunanya bila samskara itu hanya datang dan pergi, hari ini begini dan besok dengan cara lain lagi? Aliran suci kecenderungan yang baik harus mengalir penuh dan mantap melalui alur pikiran yang murni dan akhirnya manunggal dengan samudra kebahagiaan pada saat kematian. Sungguh mulialah manusia yang mencapai tujuan yang agung ini.


Sebongkah batu mungkin tidak dapat dipecahkan dengan dua puluh kali pukulan martil, tetapi akhirnya pecah pada pukulan yang keduapuluh satu. Apakah ini berarti dua puluh pukulan yang sebelumnya tidak ada gunanya? Tidak. Keduapuluh pukulan itu masing-masing ikut memberikan bantuan hingga tercapainya sukses yang terakhir. Hasil akhir ini diakibatkan oleh gabungan kedua puluh satu pukulan tersebut. Demikian pula pikiranmu sibuk dalam perjuangan lahir dan batin dengan dunia. Tidak ada gunanya Kukatakan bahwa mungkin engkau tidak selalu sukses, tetapi engkau dapat meraih kebahagiaan kekal dengan menenggelamkan dirimu dalam perbuatan yang baik dan dengan memenuhi pikiran serta perasaanmu dengan cinta Tuhan. Isilah setiap detik kehidupanmu dengan kasih, maka kecenderungan-kecenderungan buruk tidak akan dapat menghalangi kemajuanmu di jalan kerohanian. Bila engkau selalu memikirkan Tuhan, secara otomatis engkau hanya akan tertarik melakukan perbuatan yang baik. Tujuan semua praktek spiritual adalah untuk menghancurkan pikiran. Pada suatu hari, suatu perbuatan baik akan berhasil menghancurkannya, seperti pukulan keduapuluh satu yang dapat memecahkan batu. Semua perbuatan baik yang telah dilakukan pada masa lalu, ikut mempunyai sumbangan dalam pencapaian kemenangan ini. Setiap kebaikan yang paling remeh pun mempunyai nilai. Tidak ada perbuatan baik yang sia-sia.
Pada waktu engkau berjuang di jalan spiritual, biarlah Tuhan sendiri menjadi pelindungmu. Untuk menimbulkan keberanian anak, seorang ibu membujuknya agar berjalan beberapa langkah tanpa bantuan, tetapi ibu itu tidak akan membiarkan anaknya jatuh. Bila si anak terhuyung-huyung akan kehilangan keseimbangan, ibunya akan bergegas datang dari belakang dan memegangnya agar tidak jatuh. Demikian pula Tuhan pun memperhatikan setiap jiwa. Tuhan memegang tali layang-layang manusia. Kadang-kadang Ia akan menarik layang-layang itu, kadang-kadang mungkin Ia mengendorkan pegangan-Nya, tetapi apa pun yang dilakukan-Nya, percayalah saja, tanpa rasa khawatir, karena Dialah yang memegang talinya. Bila engkau selalu memiliki keyakinan ini, dan bila perasaan tersebut menjadi bagian dari dirimu, engkau akan menghayati manisnya cinta Tuhan.

Tali layang-layang itu adalah ikatan kasih dan rahmat Ilahi yang menambatkan jiwamu pada Tuhan. Berbuatlah baik dan kembangkanlah sifat-sifat yang luhur agar ikatan kasih dan rahmat itu menjadi lebih erat, agar Tuhan membawamu lebih dekat kepada-Nya. Kesan-kesan yang ditimbulkan oleh pikiran, perkataan, dan perbuatanmu, dapat mendorong atau menghambat (kemajuan spiritualmu); hal itu adalah langkah-langkah yang dapat membawamu ke tujuan atau menyebabkan engkau terperosok ke dalam rawa kesedihan. Hanya dengan kesan-kesan pikiran, perkataan, dan perbuatan yang baik sajalah engkau dapat mencapai Tuhan. Karena itu, kalian masing-masing harus mengabdikan hidupmu untuk melakukan kegiatan tanpa pamrih yang tidak mementingkan diri sendiri. Kegiatan semacam itu merupakan pemujaan yang sejati bagi Tuhan, merupakan cara yang terbaik agar dapat selalu ingat pada Tuhan. Kegiatan tanpa pamrih semacam ini merupakan lagu pujian yang terindah bagi Tuhan. Kegiatan ini akan menyebarkan kasih kepada semua (makhluk) tanpa perbedaan. Hal ini merupakan pengabdian yang dilakukan sebagai kewajiban jiwa.
Sibuklah selalu dalam perbuatan yang luhur semacam itu. Bergembiralah selalu dalam perenungan kepada Tuhan. Itulah jalan yang termudah untuk mencapai tujuan hidupmu

Tidak ada komentar: