Senin, 18 Februari 2013

Sifat-sifat mulia merupakan jalan bagi peminat kehidupan rohani.

Kode Iklan anda yang ingin ada di sebelah kiri disini
Kode Iklan anda yang ingin ada di sebelah kanan disini


(Saat ini kita hidup dalam zaman yang dikenal sebagai zaman Kali Yuga. Zaman ini ditandai oleh kerusuhan yang hebat serta kemerosotan moral). Meskipun demikian, bila dibandingkan dengan zaman-zaman sebelumnya, zaman Kali Yuga ini menyodorkan lebih banyak jalan spiritual untuk mencapai wiweka. Jika yang diperlukan adalah pendidikan, pada masa ini tersedia berbagai macam sekolah dan yayasan pendidikan untuk mempelajari apa pun juga. Jika kekayaan yang diinginkan, sekarang terdapat bermacam-macam jalan untuk memperolehnya secara terhormat. Meskipun demikian, kebahagiaan dan kedamaian tidak bertambah; sebaliknya, bila dibandingkan dengan zaman-zaman sebelumnya, masa ini bahkan terdapat lebih banyak penderitaan lahir batin.

Apakah penyebab semua ini? Sebabnya terletak pada tingkah laku manusia, cara hidup manusia masa kini...Kehidupan sebagai manusia adalah tahap yang tertinggi dalam evolusi dunia. Meskipun begitu, tanpa usaha spiritual yang murni dan suci, hidup ini tidak ada artinya. Karakter sangat penting dalam usaha spiritual semacam ini. Karakter membuat hidup kita abadi; karakter hidup terus mengatasi kematian. Ada yang mengatakan, "Pengetahuan adalah kekuatan." Ini tidak benar. Karakter adalah kekuatan. Bahkan karakter yang baik merupakan prasyarat untuk memperoleh pengetahuan. Karena itu, engkau harus sungguh-sungguh menginginkan dan berusaha membuat karaktermu tidak tercela, bebas dari segala noda kejahatan.

Budha, Yesus Kristus, Sankaracharya, dan Vivekananda, semuanya selalu dikenang dan dikagumi. Orang-orang suci dan bakta Tuhan yang agung ini dihormati hingga sekarang. Kualitas apakah yang membuat mereka dikenang sepanjang masa? Kukatakan, itu adalah karena karakter mereka.
Tanpa karakter yang baik, kekayaan, pendidikan, dan status sosial, semua tidak berguna. Karakter adalah keharuman bunga yang memberi nilai dan hakikat. Seorang penyair atau pelukis, seniman atau ilmuwan, mungkin terkemuka dalam bidangnya masing-masing. Meskipun demikian, tanpa karakter ia tidak akan dihargai sebagai tokoh yang besar.

Mungkin engkau bertanya, apakah semua orang yang kini dianggap besar dan dihormati masyarakat benar-benar mempunyai watak yang luhur? Tetapi sekarang Aku berbicara tentang suatu masyarakat dan jenis karakter yang mengikuti nilai-nilai yang tidak berubah dan ini berlaku sepanjang waktu di segala tempat. Biasanya sifat-sifat yang dikagumi dunia berubah dari hari ke hari. Ragam watak berubah-ubah seiring dengan tingkah masyarakat. Tetapi watak yang tidak tercela mempunyai sifat utama yang abadi, tidak terpengaruh oleh perubahan masyarakat. Dalam pengertian itu, karakter yang baik bersifat langgeng karena berhubungan dengan sesuatu yang abadi, yaitu atma atau "diri yang sejati".

Sifat utama dalam karakter yang ideal adalah: kasih, kesabaran, kemampuan untuk menahan diri, ketabahan, kesetiaan, dan kedermawanan. Inilah sifat-sifat paling luhur yang harus kita jungjung tinggi.
Ratusan hal-hal kecil yang kita lakukan setiap hari akhirnya menetap menjadi kebiasaan; kebiasaan ini memberi bentuk pada kecerdasan dan mempengaruhi pandangan serta cara hidup kita. Semua hal yang kita jalin dalam rekaan angan-angan, semua yang kita cari dalam idaman dan kita rindukan dalam cita-cita, meninggalkan jejak yang tidak terhapus dalam pikiran serta perasaan. Hal ini menyimpangkan dan memutarbalikkan pengertian serta gambaran yang kita bentuk mengenai dunia di sekeliling kita, dan kita lalu terikat pada pengertian serta gambaran ini.

Keadaan seseorang sekarang diakibatkan oleh masa lalunya dan oleh kebiasaan-kebiasaan yang selama itu terbentuk. Apa pun juga sifat karakter seseorang, hal itu pasti dapat diubah dengan mengubah proses berpikir dan berangan-angan yang selama ini merupakan kebiasaannya.
Tidak ada orang jahat yang tidak dapat diperbaiki. Angulimala, bandit pembunuh, berubah menjadi orang yang baik budi karena pengaruh Buddha. Rathnakara, seorang pencuri, menjadi Resi Walmiki yang bijak waskita. Kebiasaan dapat diubah dan karakter dapat diperhalus dengan usaha yang sungguh-sungguh. Di dalam diri manusia selalu ada kemampuan untuk menentang kecenderungan-kecenderungan yang buruk dan mengubah kebiasaan yang tidak baik. Dengan melakukan pengabdian tanpa pamrih, dengan penyangkalan diri, dengan bhakti, doa, dan renungan, kita dapat membuang kebiasaan-kebiasaan lama yang mengikat manusia pada dunia. Kita dapat membentuk kebiasaan baru yang membawa kita sepanjang jalan Ilahi.

Tujuan semua kepustakaan spiritual: puisi, epik, buku, dan majalah adalah untuk membahas sifat karakter, mengungkapkan ciri-ciri serta keistimewaannya dan memberi penjelasan tentang proses perbaikannya. Inilah tujuan Sanathana Sarathi; majalah ini tidak dimaksudkan untuk memamerkan kesarjanaan atau mencari nama dan kemasyhuran.

Meskipun demikian, camkanlah, bahwa sekedar membaca buku atau majalah spiritual saja tidak akan memberimu wiweka. Kebenaran yang kau baca atau kau dengar harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa praktek, membaca buku hanyalah membuang-buang waktu. Bila kita membaca sesuatu hanya untuk melewatkan waktu, maka hal yang kita baca akan lewat bersama waktu dan kita tidak akan mendapat manfaat apa pun

Tidak ada komentar: