Senin, 19 November 2012

Resep Mencari jodoh (Pasangan hidup)

Kode Iklan anda yang ingin ada di sebelah kiri disini
Kode Iklan anda yang ingin ada di sebelah kanan disini


Sebagaimana seseorang ingin membangun rumah, tentu saja ia akan melakukan berbagai pilihan. Sejak dari memilih lokasi dimana rumah itu akan dibangun sampai pada menentukan kwalitas bahan-bahan material yang kan dipakai sampai pada menentukan wujud dan bentuk rumah yang akan ditinggalinya. Demikianlah bahwa untuk membangun sebuah rumah yang hanya dipergunakan untuk menaungi kehidupan di dunia ini, kita mengadakan berbagai macam pilihan apalagi jika kita akan membangun sebuah rumah tangga yang kita harapkan tidak hanya menjadi naungan bagi kehidupan di dunia ini, tidak hanya untuk kepentingan kita saja, tetapi juga untuk kepentingan anak cucu kita di belakang hari, termasuk sampai pada hari akhirat nanti. Oleh karena itu, sekarang saya ingin menulis cara bagaimana sebaiknya memilih jodoh menurut pandangan agama. Bahwasannya semua mahluk hidup, utamanya manusia, apapun gendernya, dihiasi oleh Tuhan dengan perasaan ketertarikan kepada lawan jenisnya. Jadi sangat manusiawi jika kemudian seorang laki-laki akan tertarik kepada perempuan dan perempuan jatuh cinta dengan seorang laki-laki. Dan karenanya ada rasa cinta atau suka maka timbullah berbagai macam keinginan yang tidak jarang sering menimbulkan persoalan. Sehingga seorang ahli cinta pernah mengatakan bahwa cinta adalah rangkaian 5 huruf yang memiliki kekuatan ganda ke arah positif maupun sebaliknya, tetapi dalam kehidupan sehari-hari sering kita saksikan bahwa cinta ini bisa memberikan dorongan atau motivasi yang baik ataupun sebaliknya. Oleh karena itu jika cinta itu diibaratkan sebagai setetes embun yang jatuh di tanah yang subur, akan tumbuhlah diatasnya aneka bunga-bunga yang harum semerbak, wangi, dan enak dipandang orang. Namun jika cinta itu jatuh di hati yang gersang dan tandus, maka tidak akan ada yang dapat tumbuh disana. maka cinta semacam itu tidak akan mampu memberikan dorongan positive bagi seseorang di dalam kehidupannya.
Cinta dalam artian yang positive artinya adalah; 

Pertama cinta itu mendatangkan keindahan. Disinilah orang memerlukan filter atau saringan. Sebab keindahan yang didasarkan pada cinta itu merupakan suatu keindahan yang relative saja. Boleh jati karena indah orang jadi cinta, atau sebaliknya karena cinta maka segala sesuatunya Nampak indah. Namun bagaimanapun juga, kalau hati sudah diliputi oleh rasa cinta, segalanya akan terasa semakin indah. Karena cinta itu memang indah.
Kedua, Cinta yang positive akan memberikan energi atau semangat untuk berjuang. Karena cinta orang yang lemah tiba-tiba menjadi kuat, yang takut bisa menjadi berani, yang jauh terasa semakin dekat. Itu semua terjadi karena dorongan cinta. Sehingga dari ini lahirlah efek positive dari perasaan cinta yang ketiga yakni cinta itu akan selalu membawa resiko dalam bentuk pengorbanan. Sehingga orang berkata “berani bercinta harus berani berkorban, takut berkorban ya jangan bercinta. Kalau rasa cinta ini kita salurkan kepada nilai-nilai agama umpamanya, maka jika cinta menimbulkan keindahan, maka segala sesuatu yang diperintahkan oleh agama akan terasa indah. Berjapa, menyanyikan kemuliaan Tuhan, ataupun ketika melakukan pelayanan kepada kaum miskin  akan menjadi sesuatu yang indah. Persis kalau kita sedang jatuh cinta. Maka apapun yang ada pada pasangan kita akan terasa begitu indah, jalannya, cara bicaranya, tatapan matanya, atau cubitannya walaupun sebenarnya jika dilakukan oleh orang lain bagi kita itu sudah cukup menyakitkan. Tapi karena ada perasaan cinta, maka cubitan yang sakitpun akhirnya hanya terasa sebagai belaian manja.
Selanjutnya cinta yang melahirkan energi atau semangat jika dikaitkan dengan nilai-nilai agama maka orang yang cinta pada agama akan timbul semangatnya untuk melakukan ibadah, berjapa, berpuasa, ataupun yang lainnya. Sama saja ketika kita sedang jatuh cinta dengan seseorang, walaupun rumahnya jauh maka segala upaya akan diusahakan saking semangatnya. Gunung akan didaki, lautanpun akan diseberangi. Untuk apa itu? Tentu untuk menemui apa yang kita cintai. Cinta selamanya melahirkan energy. Capek tidak terasa, lelahpun tak jadi soal karena semuanya sudah tertutup oleh keindahan yang bernama cinta. Begitupun cinta yang menimbulkan pengorbanan jika diarahkan kepada agama, maka kita tidak akan takut untuk berkorban uang, tenaga, waktu, pemikiran, bahkan nyawa bila diperlukan kita tidak akan berat melakukannya demi untuk membela agama yang kita cintai. Sama halnya saat kita mencintai seseorang akan membuat kita rela berkorban. Apapun yang ia minta, jangankan yang kita punya atau kita mampu bahkan untuk sesuatu yang tidak kita mampu dan tidak kita punyapun kita akan usahakan demi untuk memenuhi permintaan si buah hati belahan jantung. Ketika itu pengorbanan sudah tidak kita rasakan lagi bahkan untuk pengorbanan yang paling pedih sekalipun ( misalkan pada waktu bercanda kita dicubit sampai lecet dan berdarah, orang yang lagi dimabuk cinta biasanya tidak menangis tapi malah nyengir minta diulang lagi.) 

inilah romantikanya cinta yang bisa membuat orang tidak takut berkorban, melahirkan semangat serta memberi keindahan hidup sepanjang cinta dinilai dari segi yang positive. Kalau demikian masalahnya, didunia yang penuh dengan perbenturan nilai seperti sekarang ini, orang sering bingung dalam menentukan cara memilih jodoh untuk diajak bersama-sama membangun rumah tangga yang bahagia karena kita tidak boleh lupa bahwasannya membangun rumah tangga bukanlah untuk jangka waktu satu atau dua bulan saja, bukan untuk satu atau dua tahun, bahkan tidak pula hanya untuk kehidupan di dunia tapi lebih diperuntukkan untuk menunjang kebahagiaan di akhirat. Oleh karena itu memilih jodoh dan menentukan seseorang yang akan kita jadikan pasangan hidup bukanlah merupakan hal gampang yang bisa dilakukan sambil lalu saja. Karenanya hal itu memerlukan penelitian, dan pengamatan yang mendalam. Lalu bagaimana kaca mata agama melihat hal ini dan bagaimana seharusnya seseorang memilih jodoh dalam kehidupannya. Uraian ini bisa jadi merupakan sumbangan moril buat sodara-sodara saya yang lagi kebingungan mencari jodoh.

Yang pertama, dalam memilih jodoh lihatlah rupanya karena siapapun tidak kepengin mendapatkan jodoh yang tidak sesuai dengan selera kita. maka tidak mengherankan bahwa banyak sekali orang mencari pasangan berdasarkan penilaian rupa yang cantik, ganteng, indah dan menawan. Tapi jangan lupa bahwa di jaman modernisasi seperti sekarang ini, sulit sekali untuk mendapatkan kecantikan yang asli. Sebab dengan perkembangan ilmu kedokteran dan teknologi yang semakin canggih, maka banyak hal bisa dilakukan. Orang yang hidungnya pesek bisa dibuat jadi mancung, kuping yang kelebaran bisa dibikin jadi sedeng, pipi yang kembung bisa dijadikan rata, dan rambut yang keritingpun bisa dijadikan lurus. Oleh karena itu jika rupa yang cantik dan menawan dijadikan penilaian yang utama, maka sebenarnya kita telah melakukan kesalahan yang cukup besar. Karena itu telah diperingatkan bahwa janganlah engkau menikahi seseorang karena kecantikannya sebab kecantikan boleh jadi akan mencelakakan. Jangan pula engkau nikahi seseorang karena hartanya sebab kekayaan seringkali akan mendatangkan kesombongan. Tetapi nikahilah seseorang karena agama dan ahlaknya sebab 2 hal itulah yang sesungguhnya akan membawamu pada kebahagiaan. Biasanya seseorang yang sedang mengalami masa pubertas, biasanya orang sering kehilangan filter atau saringan logika dalam memutuskan sesuatu. 

Pokoknya kalau sudah melihat wajah cantik, ganteng, dan imut, pikiranpun langsung hanyut terbuai. Malam terbayang siang terkenang, tidur tak nyenyak makan tak kenyang ‘katanya’ lantaran selalu dibayang-bayangi wajah si dia. Pada saat inilah orang seringkali kehilangan pertimbangan bahwasannya wajah yang cantik, ganteng, dan imut acapkali menipu sebab penampilan tidak selamanya mencerminkan keaslian. Karena itu silahkan saja mencari yang cantik atau ganteng tetapi jangan lantas terpaku pada penilaian seperti itu sebab kecantikan disamping mudah berubah oleh pergeseran masa dan pergantian waktu, kecantikan dalam arti fisik juga tidak bisa mencerminkan keaslian seseorang. Jadi rupa yang cantik atau ganteng tanpa didasari oleh nilai-nilai agama justru hanya akan membuat pasangannya seperti buah simalakama. Mungkin kadang membuat bangga tetapi lebih banyak membikin was-was karena banyak orang yang juga mendambakannya, apalagi jika yang memiliki kecantikan dan kegantengan itu kadar imannya masih minim, maka akan memungkinkan baginya untuk mengambil jurus selangkah demi selangkah untuk selingkuh. 
Bukankah rupa cantik atau ganteng itu sangat tergantung dari siapa yang memberi penilaian, kapan diberikan, dan darimana dinilai. Kalau seseorang dikatakan cantik saat usianya belasan tahun itu wajar, bagaimana jika nanti ia sudah menikah, memiliki anak dua dan tidak pintar bersolek, masih cantikkah dia ? lalu jika ia dinilai cantik dari kejauhan atau hanya dari poto profile Face book, bisa jadi! Tapi bagaimana jika ia dilihat saat baru bangun tidur tanpa alas bedak? Masih molekkah dia? ini menandakan bahwa kecantikan tidaklah kekal sehingga tidak bisa dijadikan dasar utama dalam memilih pasangan.
Demikian halnya dalam memilih pasangan atas dasar kekayaan yang dimilikinya, sebab acapkali harta itu menimbulkan kesombongan. Apalagi jika seorang pemuda mendapat istri orang kaya. Hidupnya dimodali oleh si wanita. Maka biasanya wibawanya sebagai seorang suami akan hilang. Sehingga komando akhirnya ada di tangan istri. Di saat seperti itulah seorang lelaki tidak lebih seperti prajurit yang nurut kepada komando sang istri padahal agama menganjurkan bahwa laki-laki diciptakan adalah sebagai pemimpin dan pembimbing bagi kaum perempuan. Sebab jika misalkan suatu hari terjadi benturan dalam rumah tangga, sedangkan modal berasal dari istri, lalu ia melakukan pengungkitan, kata istrinya apa “Lu jangan bertingkah, kan elu kawin sama gue modal celana kolor doang, kalau sekarang bertingkah silahkan keluar rumah. Pergilah seperti bagaimana kamu dahulu datang kemari “ 

Nah kalau sudah begini, maka hilanglah wibawa dan harga diri seorang laki-laki. Dan kalau harga diri dan wibawa dari laki-laki sudah hilang, maka apa lagi yang bisa dibanggakannya dalam hidup. Itulah maksud harta seringkali membawa kesombongan. Oleh karenanya walaupun dianjurkan untuk mencari pasangan dari orang yang kemampuan finansialnya bagus tapi hal ini juga hendaknya tidak dijadikan prioritas seperti halnya memilih pasangan yang hanya berdasarkan kecantikan fisik semata. Tanpa harta orang memang sulit bisa bahagia tetapi harta semata-mata bukanlah jaminan bahwa orang lantas akan bahagia.
Dasar pilihan selanjutnya dalam memilih pasangan hidup setelah rupa dan harta adalah faktor keturunan dan latar belakang keluarga, adalah sangat menentukan. Karena pepatah bilang buah apel jatuhnya tidak akan jauh-jauh dari pohonnya. Artinya jika seseorang dibesarkan dalam lingkungan yang tidak baik, dalam asuhan orang tua yang tidak harmonis, maka besar kemungkinan hal semacam itu akan tertanam di mindset orang yang mungkin ingin kita jadikan pasangan hidup. 

Tidakkah bisa dibayangkan bahwa jika dalam masa remajanya saja seseorang sudah gemar berjudi, minum, perokok, suka minjem duit, suka ngegosip, suka keluyuran dan sejenisnya maka hal demikian juga akan dibawanya sampai ia membangun rumah tangganya sendiri, terlepas dari orang tua. Jadi memilih pasangan untuk diajak membangun rumah tangga haruslah dilakukan secara sangat cermat dan selektif dari segi bibit, bebet, dan bobotnya. Agar jangan baru beberapa bulan saja menikah, tanda-tanda keretakan rumah tangga itu sudah muncul hanya karena persoalan ketidak berdayaannya menutupi kekurangan masing-masing. dalam masa pacaran menjelang dibuatnya kesepakatan untuk melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan, seyogyanya masing-masing dari mereka memiliki gambaran apa dan bagaimana hak serta kewajiban yang harus dipikul saat sudah mengikrarkan diri untuk hidup bersama. sebab sudah banyak ada bahtera rumah tangga yang ambruk di tengah jalan sebelum segala impian di masa pacaran bisa digapai, walau tak sedikit pula rumah tangga yang karena dibangun dengan pengertian baik akhirnya bisa berdiri kokoh dalam balutan cinta kasih para penghuninya.

Pada saat-saat perkenalan seseorang dalam usahanya mencari pasangan hidup, mereka merasa bahwa pasangan yang dicintainya itulah yang akan sanggup memberikan kebahagiaan padanya. Hari-hari dimana terjadi pertemuan, selalu menjanjikan dan menjadikan keindahan. bahkan jika sehari tidak bertemu terasa seminggu, seminggu tidak bertemu terasa sebulan, dan sebulan tidak bertemu, pingsan!. demikian halnya saat bertutur sapa, selalu memakai kata-kata yang indah memabukkan, memanggil pasangannya dengan Papa atau Mama, Deady atau Sweety, dan banyak lagi. ketika memasuki bulan-bulan awal berumah tangga, semuanya juga masih terasa indah, panggilannya jadi Kakanda atau Adinda. ketika punya anak satu sebutan itu jadi berubah menjadi bapaknya anak-anak. punya anak dua, sebutan itu kembali bergeser menjadi bapak elo. dan jika begini terus, bukan tidak mungkin nanti sang hanya akan menyebut dengan sebutan Elu !. demikian juga sang suami, ketika dalam masa berpacaran ia tampak begitu care atau super peduli dengan pasangannya. jika saat berjalan-jalan secara tidak sengaja pasangannya tergelincir, si laki-laki paniknya bukan main, di elus-elusnya kaki pasangannya yang dirasa sakit itu dan dengan nada indah mengatakan " Sakit ya sayang !sini biar aku gendong" wah romantis abis deh. tapi giliran sudah memasuki bahtera rumah tangga, hal inipun bisa cepat sekali berubah, jika kejadian yang sama terulang, si suami terkadang bersikap acuh dengan nada ketus " Makanya, kalau jalan yang bener dong !"
Nyatalah bahwa cinta duniawi sangat cepat mengalami perubahan. karena cinta duniawi tumbuh dalam prinsip " Give and Take" sedangkan Kasih Tuhan bertumbuh dalam prinsip " Give and Forget"
Dalam masa pacaran untuk memilih pasangan hidup, seakan tidak ada tanda-tanda bahwa sesuatu itu akan menjemukan. namun ternyata, setelah memasuki bahtera kehidupan berumah tangga, baru beberapa bulan saja, semua impian itu sirna dan musnah. bahagia yang disangka, tapi justru sengsara yang menimpa. keindahan yang diharap tapi justru malah kemalangan yang didapat. hal ini disebabkan karena orang belum siap atau bahkan tidak mengerti hikmah dari kehidupan berumah tangga, mereka tidak mau dan juga tidak mampu menyadari kewajiban masing-masing sebagai seorang suami atau istri yang ideal bagi rumah tangga. padahal dimiliki dan disadarinya tanggung jawab maupun  kewajiban dari kedua belah pihak adalah tangga untuk menggapai ketenangan dan kebahagian dalam membina bahtera rumah tangga yang diidamkan semua orang.
Model pernikahan para artis bukanlah  barang trendy yang perlu dicontoh dalam hal ini.  karena sesungguhnya suami istri dapat diibaratkan dengan sepasang sandal yang saling melengkapi. Ia tidak akan menjadi indah lagi jika tidak matching dengan pasangannya (bukan sandal jepit model joger yang pernah ngetrend) dan ia juga akan menjadi hal yang kurang berguna jika tidak bersama dengan pasangannya. oleh karenanya untuk bisa saling memahami karakter masing-masing sebelum beranjak ke jenjang pernikahan, Keterbukaan dalam masa pacaran akan banyak membantu dalam hal ini, jangan hanya karena ditutupi oleh kecintaan yang buta, kita hanya melihat sisi baiknya saja, lalu marasa kecewa dan frustasi ketika kekurangan atau keasliannya terlihat ketika ia  sudah menjadi suami atau istri kita. 

Oleh karenanya sangat penting untuk belajar saling memahami kepribadian masing-masing selama masa pacaran. Berpacaranlah yang sehat agar ada nilai gregetnya ketika kita memasuki bahtera rumah tangga yang baru. Sebab jika semuanya sudah diberikan saat masa pacaran hanya atas dasar pengorbanan cinta, lalu apa yang akan dijadikan keistimewaan saat menikah? Maka untuk mendapatkan bibit keturunan yang baik yang nantinya diharapkan bisa memberikan kebahagiaan bagi mereka di masa-masa selanjutnya, agama merekomendasikan agar seseorang memilih pasangan hidupnya berdasarkan penilaian yang utama yakni karena keimanan agama yang dianutnya, dan juga karena ahlak budhinya yang baik.  
Sebab orang-orang begini biasanya akan sangat menghargai nilai kesucian dan kesakralan pernikahan sehingga benturan apapun yang mungkin terjadi akan ditanggapinya dengan pertimbangan yang matang. Baginya pernikahan itu hanya boleh sekali, karena merupakan hal yang suci dan sakral. Ia tidak akan bercita-cita untuk mengejar kenikmatan lain di tempat lain selain dari apa yang telah diberikan dan dimiliki oleh pasangannya. 

Baginya sebuah keputusan sudah barang tentu akan membawa sederetan konsekwensi, dan konsekwensi apapun yang terjadi karena keputusan yang telah diambilnya dalam memilih pasangan hidup adalah resiko yang mesti ditanggungnya bersama. Jadi ia tidak akan melarikan persoalan kepada orang lain yang bukan tidak mungkin hanya akan bertindak sebagai pahlawan kesiangan yang memancing di air keruh. tempat berkeluh kesahnya adalah Tuhan bukan orang yang suka bergosip dan bukan pula tukang kompor yang bisanya hanya mengipas-ngipasi persoalan.
Namun, sungguhpun wajar untuk mendapatkan pasangan hidup yang memiliki rupa menawan, yang memiliki kelimpahan harta, dan tumbuh dalam lingkungan keluarga yang saleh, tetapi kita juga tidak bisa membuat standar yang terlalu tinggi untuk hal demikian. Sebaiknya nilai dulu diri sendiri, sudah seberapa pantaskah kita berhak mendapatkan wanita atau pria idaman seperti itu. Kalau mau mendapatkan pasangan yang memiliki keimanan agama yang baik maka setidaknya kita juga harus bisa mengimbanginya dengan ketaqwaan kita kepada Tuhan. Jangan lalu seperti punguk yang rindu menggapai sang bulan.
Contoh berikut mungkin bisa dijadikan renungan bagi kaum wanita dan juga laki-laki yang sudah beristri. Apakah itu anda ?

Renungan untuk para wanita!

“Bagaimana cara mendapatkan Pria Kaya”
Bagaimana saya mendapatkan Pria Kaya dengan penghasilan lebih dari US$ 500.000,- per tahun, Seorang gadis mengirim surat ke sebuah majalah terkenal. Gadis tersebut sangat cantik dan sangat populer di lingkungan sekitarnya. Karena dianggap unik, majalah terkenal tersebut lalu memuat tulisan itu dengan judul “Apa yang harus saya lakukan untuk mendapatkan pria kaya?”. Demikian isi surat gadis cantik tersebut:
Maaf jika sedikit menyindir, tetapi saya hanya mencoba jujur dengan apa yang saya pikirkan selama ini. Saya berumur 25 tahun, sangat cantik, dan punya selera fashion yang sangat bagus. Saya ingin menikah dengan seorang pria yang berpenghasilan minimal 500 ribu dollar per tahun.
Anda mungkin berpikir saya matre, tetapi persyaratan yang saya ajukan tersebut sebenarnya sangat wajar. Tahukah Anda jika penghasilan 1 juta dollar per tahun hanya dianggap sebagai kelas menengah di New York? Saya hanya mengajukan syarat separuhnya sehingga saya kira cukup masuk akal.
Adakah diantara pembaca majalah ini yang punya penghasilan minimum 500 ribu dollar per tahun? Apa kalian mau menikah denganku? Yang ingin saya tanyakan ialah apa yang harus saya lakukan untuk menikahi orang kaya seperti Anda? Pria terkaya yang pernah kencan dengan saya hanya berpenghasilan 250 ribu dollar per tahun. Saya yakin Anda tahu, penghasilan segitu tidaklah cukup untuk hidup di pemukiman elit City Garden, NewYork.
Dengan kerendahan hati, saya ingin menanyakan di mana saya bisa bertemu pria lajang kaya? Pria umur berapa yang harus saya cari? Kenapa kebanyakan istri orang-orang kaya hanya berpenampilan ’standar’?
Saya pernah bertemu dengan beberapa wanita yang memiliki penampilan ‘tidak menarik’, tetapi mereka justru mendapatkan pria kaya.
Bagaimana cara Anda, para pria kaya, mengambil keputusan siapa yang kelak menjadi istri dan siapa yang hanya pantas menjadi pacar? (Si Cantik)
Tidak disangka, tulisan yang berisi banyak tantangan tersebut ditanggapi oleh banyak pria kaya dengan serius. Di bawah ini adalah balasan dari seorang pria kaya yang bekerja di Finansial Wall Street:
Saya sangat bersemangat saat membaca surat Anda. Saya rasa banyak gadis di luar sana yang punya pertanyaan sama dengan Anda. Ijinkan saya untuk menganalisa situasi yang Anda alami, tentunya dari sudut pandang seorang profesional. Penghasilan saya per tahun lebih dari 500 ribu dollar, sesuai dengan syaratmu, jadi saya tidak main-main dengan balasan saya ini.
Menurut saya, jika dipandang dari sisi bisnis, menikahi Anda adalah sebuah keputusan yang salah. Jawabannya mudah, Saya akan coba menjelaskannya. Saya menarik kesimpulan bahwa Anda telah menempatkan “kecantikan” dan “uang” adalah dua hal yang sederajat, di mana Anda mencoba menukar kecantikan dengan uang. Pihak A menyediakan kecantikan dan Pihak B membayar untuk itu, hal yang masuk akal. Tetapi, ada masalah besar di sini, yaitu kelak kecantikan Anda akan hilang. Faktanya, penghasilan saya mungkin akan meningkat dari tahun ke tahun, tetapi Anda tidak akan bertambah cantik tahun demi tahun. Dan sebagai seorang pebisnis saya tidak akan merelakan uang saya hilang tanpa alasan yang jelas.
Jika dipandang dari sudut ekonomi, saya adalah aset positif yang selalu meningkat dan Anda adalah aset negatif yang selalu menyusut atau liabilitas. Bahkan, saya bisa berkata bahwa penyusutan aset yang Anda miliki bukan hanya penyusutan normal, tetapi penyusutan eksponensial. Jika Anda menganggap kecantikan sebagai aset, tentunya nilai Anda akan sangat mengkhawatirkan 10 tahun mendatang.
Setiap aset selalu memiliki nilai tukar. Kecantikan Anda juga memiliki nilai tukar. Berdasarkan aturan yang kita gunakan di Wall Street, jika nilai tukar sebuah aset selalu turun maka aset tersebut harus segera dilepaskan. Menyimpan aset menurun dalam jangka waktu lama adalah ide yang sangat buruk.
Maaf jika terdengar kasar, tetapi semua pria kaya tahu bahwa setiap asset dengan nilai depresiasi besar harus segera dijual atau setidaknya “disewakan”. Anda seharusnya tahu bahwa pria dengan penghasilan lebih dari 500 ribu dollar per tahun pasti bukanlah pria bodoh. Kami mungkin mau berkencan dengan Anda, tetapi tidak untuk menikahi Anda. Saya menyarankan agar Anda melupakan saja ide untuk mencari cara menikahi pria kaya. Lebih baik Anda menjadikan diri Anda orang kaya dengan pendapatan lebih dari 500 ribu dollar per tahun. Hal ini lebih bagus daripada mencari pria kaya bodoh yang mau menikahi Anda. 

Apakah anda pria beruntung yang dimaksud.? 

Seringkali kita mendengar pria lebih memilih utk melajang lebih lama dengan alasan alasan ekonomi. Lebih spesifiknya mungkin ingin punya rumah pribadi dulu, punya mobil dulu, punya gaji sekian juta dulu/ beberapa ratus juta utk sebuah pesta pernikahan. Karenanya, sebelum mencapai pernikahan, para pria bekerja ekstra keras mengumpulkan uang demi kemapanan. Ini tidak salah. Sudah selayaknya utk punya kehidupan yang aman secara finansial saat berumah tangga & memberikan kenyamanan bagi istri.
Tapi, pada saat kemapanan itu sudah dimiliki, ada situasi yang bisa menjebak para pria. Saat seseorang pria sudah begitu kaya, maka semua jenis wanita akan datang kepada dia menawarkan cinta. Tapi akhirnya semua menjadi suram, karena rentetan pertanyaan muncul : apakah mereka datang karna mencintai  kepribadian saya  atau mencintai uang kita.
Sampai akhirnya sesuatu yang buruk terjadi, hingga kita menyesal kenapa kita bisa menjadi begitu kaya. Wanita mana yang tidak akan datang bila kamu begitu tampan, cerdas, kaya & muda? Semua ingin merasakan  tidur di atas spring bed mahalmu, tinggal di pent housemu & berdampingan dengan pria berjas Kiton. Itu semua gambaran bahwa uang bisa memanipulasi perasaan & parahnya itu adalah uangmu!
Bila saat ini kamu memiliki mobil & seorang pacar, kamu tidak akan pernah tau, apakah wanita ini masih mencintaimu kalau suatu saat kamu hanya naik sepeda motor. Bagaimana kalo kamu tidak lagi punya rumah pribadi & hanya ada tempe di atas meja makan. Taukah kamu?
Tidak.
Karena dia datang pada saat kamu bisa memberikannya kenyamanan finansial yang dia idamkan. Cintakah yang kamu punya? Bukan! Kamu hanya memiliki wanita yang mencintai kenyamanan yang bisa kamu sediakan.
Beruntunglah bagi pasangan yang telah married & mereka berdua memulainya dari bawah. Mensyukuri mobil mreka, karena mereka berdua pernah merasakan panas-hujan dengan sepeda motor. Menyenangi spring bed baru mereka, karena mereka berdua pernah tidur bersama di atas sebuah kasur busa kecil. Terharu dengan rumah pribadi mereka, karena dulu mereka pernah tinggal hanya di sebuah kost. Beruntunglah para pria yang memiliki wanita yang begitu mencintai mreka & mendampingi di saat saat berjuang menuju kehidupan yang lebih baik

Courtesy: anynomous.


NB: Kewajiban sebagai seorang Suami, seorang Istri, dan Tugas sebagai orang tua yang baik akan kutulis beberapa hari kedepan usai menyelesaikan tugas kuliahan. jadi kalau tidak mau penasaran. ples tidak mau ketinggalan informasi, silahkan monitor blog ini at anytime you need. Thank U !

Tidak ada komentar: