Senin, 03 Maret 2014

Glory of Sai. Mengapa Sai Baba tidak merubah dunia.

Kode Iklan anda yang ingin ada di sebelah kiri disini
Kode Iklan anda yang ingin ada di sebelah kanan disini




Manusia dalam keterbatasan cara pandang dan pemikirannya seringkali bertindak bodoh untuk menilai kinerja Tuhan lalu mengukurnya dengan cara manusiawinya. Mereka lupa bahwa kegiatan Tuhan tidak bisa dimaknai hanya dari sudut pandang kekinian saja. Dengan melupakan hal ini, manusia akhirnya bertindak ceroboh menghina kegiatan Tuhan yang tampak sangat sepele untuk dilakukan atau bahkan yang tidak dilakukan-Nya karena sesuatu dan lain hal yang dalam pemahaman manusia terkadang memunculkan sebuah kekecewaan, dan sikap yang terputar balik. Ambillah contoh ketika Sri Krishna tidak berusaha menghentikan hujan pada waktu penduduk Gokul dilanda petaka hujan berkepanjangan selama tujuh hari sehingga mengakibatkan banyak kehancuran pada barang-barang kepemilikan masyarakat di tempat itu. Padahal dengan kemampuan Adi kodrati-Nya Sri Krishna kecil bisa saja memarahi dewa Indra lalu menyuruhnya menghentikan hujan itu tanpa menunggu waktu yang begitu lama. Namun Tuhan tidak melakukannya, Ia justru mengangkat Bukit Govardhan sebagai tempat berlindung bagi seluruh penduduk desa dan hewan ternaknya. Kenapa hal ini beliau lakukan ? Bagi mereka yang selalu menggunakan kaca mata kemanusiaannya untuk menilai hal ini, tentu akan berpikir bahwa Sri Krishna hanya ingin pamer kekuatan agar Ia terus dipuja dan diagungkan oleh manusia. Jarang dari kita yang mau berusaha untuk mencari pandangan Tuhan, bahwasannya ada banyak sebab yang membuat Beliau harus mengambil keputusan demikian. seperti   diantaranya adalah untuk memenuhi janji-Nya kepada bukit Govardhan untuk mempergunakannya dalam karir keavataraan Beliau setelah pd jaman Sri Rama, bukit ini gagal memperoleh kesempatan untuk melakukan pelayanan di kaki padma Tuhan sebagai Sri Rama sewaktu bala tentara kera beliau membuat jembatan menuju Alengka dengan mempergunakan seluruh batuan, pohon dan juga bukit-bukit. Hal lainnya tentu kita ingat bahwa Leela demikian dimainkan Sri Krishna guna menyadarkan Dewa Indra tentang kekhilafannya yang menganggap bahwa kekuatan serta kekuasaan yg dimilikinya adalah berasal dari dirinya sendiri. Padahal semua itu adalah berkah dari Tuhan Sri Krishna sendiri.

Jika pada saat jaman Dvapara saja, cara berpikir manusia sudah terkontaminasi demikian, maka tentu tidak mengherankan jika di jaman Kali ini, hal yang sama juga ditimpakan kepada Bhagavan Sri Sathya Sai Baba sebagai Inkarnasi Shiva Shakti, ketika masyarakat menilai bahwa Beliau tidak berusaha mencegah malapetaka dan bencana yang terjadi bahkan di negeri tempat kemunculan-Nya sendiri. Untuk menjawab keragu-raguan ini, saya berusaha menyadurkan Tanya jawab Beliau dengan Bhaktanya tentang hal dimaksud. Dialog ini termuat dalam buku My Baba and I karya Dr. John Hislop Alih bahasa retno buntoro Sri R.J.Karanjia, editor senior (majalah) Blitz Publication, Bombay. Sri Karanjia mengajukan pertanyaan dan Baba menjawabnya sebagai berikut.



Pertanyaan: Para pengeritik Swamiji bertanya mengapa Sai Baba tidak menolong orang-orang yang berada dalam kesulitan dengan menurunkan hujan pada saat kemarau panjang atau menciptakan makanan bila ada bencana kelaparan dengan sankalpa shakti ‘kekuatan kehendak’-Nya. Tidak dapatkah seorang Avatar menolong umat manusia untuk mengendalikan kekuatan-kekuatan alam dan mencegah malapetaka seperti gempa bumi, banjir, kekeringan, kelaparan, dan wabah penyakit? 

Baba: Inilah tepatnya yang sedang kulakukan dengan membantu manusia menyadari Tuhan yang bersemayam di dalam dirinya untuk mengatasi malapetaka semacam itu. Seorang Avatara dapat membantu menusia dalam dua cara: (1). Solusi langsung, Pemecahan masalah secara langsung dalam bentuk apapun akan bertentangan dengan sifat dasar alam itu sendiri dan bertentangan dengan hukum karma sebab dan akibat. Kebanyakan orang hidup di dunia materiil dipenuhi dengan ego dan aneka keinginan mereka. Sehingga mereka harus memanen buah perbuatan mereka. Hal ini menyebabkan evolusi atau devolusi mereka. Jika seorang Avatar campur tangan untuk langsung mengatasi masalah mereka, itu akan menghentikan semua kegiatan, perkembangan, bahkan evolusi spiritual mereka, manusia tidak akan bisa belajar dari kesalahan yang mereka perbuat oleh karena itulah maka solusi ini dapat dikesampingkan karena meniadakan hukum alam. Cara kedua yang bisa kulakukan adalah dengan memberikan Alternatif lain yang lebih efektif dengan memberi solusi jangka panjang. Di sini Sang Avatar  bertindak untuk memimpin manusia ke tingkat kesadaran yang lebih tinggi agar memungkinkan mereka memahami kebenaran hukum spiritual sehingga mereka kembali pada kebajikan dan dengan tekun bekerja untuk kondisi yang lebih baik. Ini akan menghubungkan mereka kembali dengan alam . Dengan solusi jangka panjang itu) mereka akan melampaui lingkaran sebab dan akibat sehingga dapat menguasai serta mengendalikan kekuatan-kekuatan alam dan dapat mencegah malapetaka yang kau sebutkan. 

Pertanyaan: Maksud Anda, sekarang Anda sedang meningkatkan kesadaran umat manusia menuju kondisi seperti Tuhan untuk memungkinkan mereka mengendalikan nasib mereka sendiri? 

Baba: Tepat sekali. Mereka akan ikut ambil bagian dalam sankalpa shakti-Ku (kekuasaan Tuhan, energi universal). Aku harus bekerja melalui mereka, membangkitkan (kesadaran) Tuhan di dalam diri mereka, dan sedikit demi sedikit meningkatkan mereka ke realitas yang lebih luhur agar mereka dapat menguasai hukum dan kekuatan alam. Jika segala sesuatu langsung Ku-perbaiki dengan membiarkan orang-orang berada pada tingkat kesadaran mereka sekarang, segera setelah musibah itu kutangani, mereka akan segera merusak segala sesuatu, membuat keadaan kacau balau, dan akan saling bertengkar lagi. Akibatnya situasi kacau yang sama akan meningkat di dunia. Penderitaan dan kesengsaraan adalah drama kosmis yang tidak dapat dihindarkan. Tuhan tidak memerintahkan malapetaka ini, tetapi manusia mengundangnya sebagai hukuman yang setimpal untuk perbuatan jahatnya. Ini adalah peringatan dan juga hukuman bagi mereka untuk memperbaiki diri sehingga mereka bisa kembali ke jalan yang benar sehingga mereka dapat mengalami kondisi seperti Tuhan yaitu menghayati eksistensi dengan kebijaksanaan dan kebahagiaan (Sat-Chit-Ananda). Semua ini merupakan bagian dari sintesis yang agung. Dari keadaan seperti itu, hal-hal negatif yang kurang baik yang engkau anggap sebagai bencana akan bermanfaat untuk memuliakan atau mengembalikan lagi segala sesuatunya ke hal-hal yang positif. Dengan demikian kematian memuliakan keabadian, kebodohan memuliakan kebijaksanaan, kesengsaraan memuliakan kebahagiaan, malam memuliakan fajar. Jadi, jika Avatar langsung menghentikan berbagai malapetaka yang kausebutkan-maka seluruh drama ciptaan dengan hukum karmanya (kewajiban universal yang tidak dapat dihindarkan) akan hancur. Ingatlah, aneka bencana ini terjadi bukan karena apa yang telah dilakukan Tuhan terhadap manusia, tetapi sesungguhnya karena apa yang dilakukan manusia terhadap manusia. Karena itu, manusia harus dihancurkan dan dibentuk lagi, egonya (rasa keakuan yang keliru) dihancurkan dan diganti dengan kesadaran adikodrati, agar mereka meningkat melampaui hukum karma dan dapat menguasai (kekuatan alam)

Pertanyaan: Jadi tujuan Anda dapat disingkat sebagai persaudaraan umat manusia yang akan dicapai melalui doktrin cinta kasih? 

Baba: Ya, apa lagi yang dapat menyelamatkan dunia dari panasnya api nuklir? Segala sesuatu menunjuk pada datangnya teror kebakaran besar ini, dan misi-Ku adalah mengambil alih api itu serta menegakkan kembali darma dan hukum spiritual mengenai satu Tuhan, satu keyakinan, dan satu bahasa yang merangkum umat manusia. Aku hanya mengajarkan satu agama cinta kasih bagi semuanya. Hanya inilah yang dapat menyatupadukan bangsa manusia dalam persaudaraan umat manusia dengan Tuhan sebagai ayah semuanya. Aku hanya mengenal satu bahasa, bahasa hati yang melampaui pikiran dan intelek, yang menghubungkan manusia dengan manusia dan umat manusia dengan Tuhan. Dengan demikian akan terciptalah saling pengertian, kerja sama, dan kehidupan masyarakat yang damai dan selaras. Di atas landasan ini Aku ingin membangun satu umat manusia yang tak terpisahkan oleh agama, kasta, atau apa pun, dalam satu kemaharajaan cinta kasih yang universal, sehingga bakta-Ku dapat merasakan seluruh dunia sebagai keluarga mereka sendiri. 

Pertanyaan: Bagus sekali Baba, tetapi apakah darma dengan orientasi Hindu ini tidak akan bertentangan dengan agama-agama yang sudah mapan? 

Baba: TIDAK!!! Tidak akan terjadi sesuatu semacam itu karena tujuan-Ku adalah menegakkan Sanatana Dharma yang percaya kepada satu Tuhan Yang Maha Esa sebagai yang dipuja oleh semua pendiri agama. Jadi tidak ada seorangpun yang harus meninggalkan agama atau pun dewanya, tetapi melalui mereka, memuja Tuhan yang ada di dalam segalanya. Aku tidak datang untuk menggganggu atau memusnahkan, tetapi mengukuhkan dan membenarkan setiap orang dalam keyakinan mereka masing-masing. 

Pertayaan: Tetapi, bagaimana hal itu akan mencegah bencana pembinasaan besar-besaran dengan nuklir? 

Baba: Dengan melenyapkan semua penyebab, sumber, batasan pemisah, dan provokasi golongan, kasta, kepercayaan, warna, dan ras, serta menggantikan kebencian dan kekerasaan yang ada dengan cinta dan tanpa kekerasan. Aku ingin memberi umat manusia suatu ajaran kerja sama yang penuh perdamaian untuk menggantikan meningkatnya kematian karena dewasa ini mereka saling menghancurkan. 

R.K. Karanji: Terimakasih Swamiji. Saya sangat berterimakasih kepada Anda karena sesungguhnya saya tidak mengira Anda akan menjawab seluruh daftar panjang pertanyaan saya. Dalam diskusi Beliau dengan Karanjia, Baba memberitahu kita bahwa walaupun tangan Beliau mungkin tidak kelihatan, pada waktu-waktu tertentu Tuhan memang campur tangan dalam masalah manusia. Lebih jauh Tuhan juga campur tangan sebelum terjadi sesuatu untuk mencegah agar manusia tidak menghancurkan sepenuhnya kehidupan manusia dan juga bentuk kehidupan yang lain. Selanjutnya Baba menunjukkan jika Tuhan tiba-tiba menghentikan segenap penderitaan dan ketidakadilan, dengan cepat akan timbul lagi kondisi yang sama. Perubahan yang permanen hanya dapat terjadi jika umat manusia meningkatkan kesadaran mereka ke taraf yang lebih luhur dari keadaan sekarang. Anak mempunyai lidah sendiri, demikian pula ibunya. Ibu memangku anaknya dan mengucapkan kata-kata agar anak itu belajar berbicara. Betapa pun sibuk lidah sang ibu, anak itu harus berbicara dengan lidahnya sendiri. Sang ibu tidak bisa berbicara menggantikan anaknya! Guru spiritual pun seperti itu. Guru spiritual hanya dapat mengulang, mengingatkan, mengilhami, memberi petunjuk, membujuk, dan memohon; sang murid harus memulai kegiatannya sendiri. ia sendiri yang harus melompati pagar, tidak ada yang dapat mengangkatnya untuk itu!  (Bhagawan Sri Sathya Sai Baba). 

Rustom Khurshedji Karanjia was an Indian journalist and editor. He typically signed his reports as "R. K. Karanjia". Karanjia was born in Quetta now in Pakistan; Quetta is also the birthplace of Ardeshir Cowasjee, a Dawn columnist. Wikipedia • Born: September 15, 1912, Quetta, Pakistan Died: February 1, 2008

Tidak ada komentar: