Minggu, 17 Maret 2013

Miracles

Kode Iklan anda yang ingin ada di sebelah kiri disini
Kode Iklan anda yang ingin ada di sebelah kanan disini



Berbagai kejadian alam yang terjadi dan dianggap sebagai sebuah keanehan yang tidak bisa dijelaskan melalui pengamatan ilmu pengetahuan material dan juga oleh logika berfikir manusia menyebabkan istilah “Miracle” atau keajaiban ini diperkenalkan. Sesungguhnya apa yang disebut dengan istilah ajaib hanyalah suatu bentuk atau kejadian yang tidak mampu dipahami oleh daya nalar manusia yang serba terbatas ini apalagi jika dibandingkan dengan kemaha kuasaan Tuhan yang tiada batasnya. Hal-hal yang bagi manusia merupakan sesuatu yang menakjubkan bisa jadi hanya merupakan secuil dari kemuliaan Tuhan yang maha besar. Namun begitu, betapapun kecilnya hal ini dalam ukuran beliau, rasa takjub manusia telah dibangkitkan karenanya. Sebuah keyakinan akan keberadaan dan kemaha kuasaan Tuhan seringkali pula bertumbuh melalui hal-hal seperti ini.

Dibeberapa tempat dan berbagai keyakinan agama yang ada, Tuhan telah menunjukkan sebuah kebenaran bahwasannya kemuliaan beliau hadir dimana-mana, kapanpun dan dimanapun beliau dipanggil dengan penuh keyakinan dan rasa rindu, Tuhan akan menanggapi setiap do’a yang dipersembahkan para bhakta-Nya. kadang-kadang untuk memberikan keyakinan sekaligus sebagai obat untuk menguatkan kepercayaan tentang beliau, Tuhan akan menunjukkan suatu hal yang kasat mata, ataupun hal lain yang masih bisa ditangkap dan dijangkau oleh alat penginderaan manusia yang serba terbatas ini. walaupun dalam kenyataannya untuk bisa mendapatkan gambaran nyata tentang kehebatan Tuhan, kita harus mendapatkan sebuah penglihatan kedewataan (Divya Caksuh) sebagaimana yang pernah diberikan Tuhan Sri Krishna kepada Arjuna ketika beliau menunjukkan wujud kosmis alam semesta ini dalam badan beliau sendiri.


Menyimak dari pengalaman Arjuna seperti yang tersurat dalam Kitab Bhagavad Gita khususnya pada Bab ke sebelas, kita bisa mendapatkan sedikit gambaran bahwasannya Tuhan yang maha besar memiliki kekuatan dan kemaha kuasaan penuh untuk meresapi seisi ruang dan waktu dalam dunia ini. tidak ada tempat dimana beliau tidak ada dan sebaliknya tidak ada sesuatupun di alam semesta ini yang tidak ada dalam badan beliau. Alam adalah gambaran paling dekat dalam penginderaan manusia yang bisa ditangkap dan dipahami secara logika manusia. Manusia tidak bisa menjelaskan siapa yang mewarnai bulu burung atau binatang lainnya dari sejak dalam cangkang telurnya, kekuatan apa yang mengikat lautan agar tidak menyerbu daratan, dan kekuatan apa pula yang telah mengaktivkan system di tubuh mahluk hidup seperti jantung, paru-paru, ginjal, dan lain sebagainya agar bisa bekerja dengan begitu sistematis. Jawabannya tentu adalah karena Tuhan yang juga hadir dalam badan mahluk hidup untuk menemani sang jiwa dalam menemukan jalannya pulang ke tempat asalnya dikerajaan Tuhan. Hal ini hampir sama dengan kenyataan bahwa Tuhan yang sama telah memasuki semua unsur dalam alam ciptaan-Nya termasuk dalam citra beliau yang berusaha diwujudkan oleh para pelukis maupun pemahat dalam sebuah patung maupun lukisan. Pengertian keliru yang sering dilontarkan oleh orang yang kurang memahami hal ini adalah dengan menyamakan bahwa Tuhan justru telah terperangkap dalam karya cipta manusia, atau bahkan para pelukis dan pemahat itu yang dicela telah melakukan tindakan syirik mempersamakan Tuhan dengan unsur alam ciptaan Beliau yang kemudian dengan keyakinan bodoh memenjarakan Tuhan dalam pahatan batu yang dianggapnya sebagai diri Tuhan. Sehingga tak jarang bahwa manusia telah terjangkiti virus kebencian dan kecongkakan akan kebenarannya sendiri ini menggunakan faham fanatisme sempitnya untuk menghakimi dan bahkan berani menghancurkan media patung dimaksud dengan dalil pembenaran akan sejarah diturunkannya Nabi untuk mengoreksi model pemujaan patung seperti yang dilakukan kaum Jahiliyah di ketika itu. Sebagian dari mereka bahkan dengan suara lantang bisa menyuarakan bahwa patung dan gambar itu hanyalah berhala imajinasi manusia, sebab jika mereka memang hidup dan ada kehidupan di dalamnya, tentulah mereka akan menyelamatkan diri mereka sendiri ketika akan dihancurkan, tapi nyatanya mereka bahkan tidak mampu berbuat apa-apa. Lantas perlindungan macam apa yang bisa diharapkan dari sebuah patung atau gambar bisu nan tuli seperti itu.”inilah kenyataannya bahwa patung dan gambar hanyalah benda mati yang tidak bisa apa-apa, maka tinggalkanlah cara ini dan berserah dirilah hanya kepada Ia yang bisa mendengar dan melakukan sesuatu yang nyata sebagaimana riwayat yang telah dicobakan Nabi untuk membuktikan hal ini, bahwa Allah mampu menyatukan dan menghidupkan kembali burung yang telah mati.”

Pernyataan demikian memang sepintas sangat masuk akal dan bisa diterima logika, tetapi bagaimana mereka menjelaskan tentang fenomena keberadaan Tuhan dalam pencitraan beliau di media patung atau gambar setelah mendapati sesuatu yang kita sebut sebagai suatu miracle?. Peristiwa keluarnya air mata dari patung bunda maria di kota Ho Chiminh, Vietnam, di dalam sebuah gereja Katolik pada tanggal 31 Oktober 2005 lalu telah menyedot perhatian ribuan orang yang ingin menyaksikan keajaiban ini.bahkan ilmuwan yang tertarik terhadap fenomena supernatural ini telah melakukan penelitian. Sebuah penelitian yang terkenal baru-baru ini adalah penelitian terhadap patung Yesus di Kota Cochabumba, Bolivia. Ahli ilmu jiwa dan saraf, yakni Profesor Ricardo Castanon mengadakan penelitian terhadap fenomena ini. Ricardo pernah menghabiskan selama bertahun-tahun waktunya melakukan penelitian dan survei terhadap saksi mata yang pernah melihat patung suci meneteskan air mata di berbagai daerah di dunia. Juga pernah meneliti patung Bunda Maria di Jepang yang meneteskan air mata dan darah. Dan ia sendiri juga pernah menyaksikan patung suci di Cochabumba meneteskan air mata sekaligus melakukan tes laboratorium. Ia mengambil sampel darah yang mengalir dari mata patung tersebut. Lalu dibawa ke laboratorium genetika di AS, dan hasil tes biologi molekul membutikan komposisi dalam darah adalah DNA yang sangat mirip denga DNA manusia. Sampel lainnya dibawa ke laboratorium nasional Australia dan terbukti ditemukan hasil yang sama.Bahkan ia juga mengadakan scan sesar terhadap patung ini, ia menscan setiap bagian. Dan hasilnya ditemukan, patung itu tertutup rapat, tidak ada udara apa pun dan berhubungan dengan luar, selain itu juga tidak ditemukan adanya cairan apa pun di dalamnya. Di samping itu, sebuah patung Bunda Maria di Tokyo juga ditemukan meneteskan air mata. Melalui pengujian kimia didapati, cairan itu adalah komposisi air mata yang hampir mirip dengan manusia. Para ilmuwan tidak habis mengerti bagaimana terjadinya air mata ini dan mengapa terjadi.       

Phenomena yang sama dalam beberapa decade tahun ke belakang ini juga sering terjadi di kalangan para bhakta yang memuja Bhagavan Sri Sathya Sai Baba (seorang tokoh dan guru spiritual suci dari India) yang memiliki pengaruh hampir di seluruh belahan dunia. Di beberapa tempat pemujaan beliau (Center atau Sai Mandir) sering diberitakan bahwa berbagai keanehan muncul pada saat perayaan hari-hari suci keagamaan. Beberapa umat Budha yang mengimani beliau pernah menceritakan bahwa patung suci Dewi Kwan Im tiba-tiba mengeluarkan Vibhuti atau abu suci berbarengan dengan keluarnya Vibhuti yang sama dalam photo/ gambar Sai Baba yang dipujanya. Seorang pemuja Sri Krishna bahkan mendapati bentukan cakra dengan kumkum berwarna warni dalam altarnya pada saat perayaan Krishna Janmastami. Fenomena atau keajaiban Vibhuti yang paling banyak terjadi adalah di sai mandir monang maning, dimana semua patung dan gambar yang ada di altar itu mengeluarkan Vibhuti atau kumkum dengan aroma yang sangat khas. Bentuk vibhuti yang muncul di setiap gambar itupun berbeda-beda. Ada yang berbentuk Omkara, Trisula, atau ular kobra yang biasa melilit di leher dewa Shiva. Peristiwa ini juga telah banyak diteliti oleh para ilmuan dari luar yang berusaha memecahkan masalah yang tidak masuk akal itu, tetapi mereka hanya bisa mengurut dada ketika ilmu pengetahuan yang mereka miliki tak mampu menjawab persoalan dimaksud. Inilah yang akhirnya disebut sebagai mujizat/ keajaiban yang dipertontonkan kepada manusia untuk meyakini bahwa patung atau gambar bukanlah barang mati. Bahwa Tuhan hadir dalam semua ciptaan beliau, dalam kelima unsure panca maha bhuta yang berusaha dibentukkan menyerupai citra beliau dan dipakai sebagai media untuk berkosentrasi memikirkan beliau yang acintya.

Banyak orang mengklaim bahwa hal ini adalah perbuatan syetan karena Tuhan tidak mungkin akan memberikan dan mengikat manusia dengan hal-hal material duniawi yang sifatnya temporer. Tapi apalah yang manusia ketahui tentang kesunyataan sejatinya sebab parameter penilaian manusia sangat terbatas dengan alat yang dipakainya untuk menilai yakni pengetahuan dan wawasan yang hanya terpaku pada satu rentangan waktu yang juga sangat terbatas yakni masa dikehidupan ini saja dan itupun hanya dalam kurun waktu yang bisa diperkirakan kemampuan otaknya.lagipula sungguh tidak masuk akal jika syetan bisa berbuat seenak hatinya dalam kawasan dimana nama-nama suci beliau dikumandangkan, syetan mana yang paling betah mendengar pengucapan mantram-mantram suci dan mempunyai kekuatan untuk menatap kecemerlangan wujud Tuhan yang dipuja di altar. sungguh sebuah penilaian ngawur yang tak bisa dipertanggung jawabkan hanya karena didasarkan pada dogma sempit agama tanpa mau menjunjung keuniversalan unity in diversity.

Bhagavan Sri Sathya Sai Baba menyatakan bahwa segala hal yang manusia sebut sebagai Miracle hanyalah secuil dari kemaha kuasaan beliau yang tiada batas, Beliau adalah Shiva Shakti yang telah muncul untuk membimbing manusia kembali ke jalan yang benar, sebab banyak manusia yang telah saling membenci atas dasar keyakinan yang berbeda lalu melupakan esensi sebenarnya dari semua kitab suci agama. Miracle hanyalah sebuah kartu nama atau hadiah yang dipergunakan untuk menarik perhatian masyarakat manusia yang saat ini sangat diperbudak material agar mau mendekat dan mendengarkan ajaran beliau. Analoginya untuk dapat mengeluarkan duri yang menancap di tangan maka manusia harus mempergunakan duri atau benda tajam lainnya untuk mengeluarkan. Jika duri itu sudah keluar maka duri yang dipakai itupun pada akhirnya harus ditinggalkan. Maka demikian pulalah aneka miracle atau mujizat yang diberikan Bhagavan Sri Sathya Sai Baba kepada para bhakta-Nya adalah sarana untuk menguatkan keimanan umat-Nya akan keberadaan dan kehendak Tuhan yang sempurna.

Tidak ada komentar: