Kode Iklan anda yang ingin ada di sebelah kiri disini
Kode Iklan anda yang ingin ada di sebelah kanan disini
Bakta
yang mengikuti salah satu dari sembilan jalan menuju kesadaran Tuhan, dapat
digolongkan dalam dua kelompok; (1) Pengikut jalan yang sulit, dan (2) Pengikut
jalan yang aman serta mudah. Ini kadang-kadang disebut sebagai (1) Bhakti dan
(2) Pasrah diri. Bhakti dapat disamakan dengan kelakuan bayi kera, pasrah diri,
sama dengan kelakuan bayi kucing.
Walaupun
kedua golongan ini pada dasarnya sama, pelaksanaannya berbeda. Pada keduanya,
bhakti harus mengalir terus menerus dengan tiada hentinya, seperti aliran
minyak dari suatu wadah ke wadah lainnya. Tidak ada apa pun yang dapat
diperoleh di dunia ini tanpa cinta yang mendalam kepada Tuhan. hanya cinta
semacam itulah menimbulkan keterikatan pada Tuhan dan hal itu membangkitkan
keinginan Tuhan untuk menjaga serta melindungi.
Apakah
seseorang memilih jalan bhakti, atau jalan pasrah diri, keduanya sama-sama
memiliki cinta kepada Tuhan, tetapi pernyataan cinta itu berbeda. Bayi monyet
harus mengandalkan kekuatannya sendiri untuk menjaga dirinya. Ke mana pun induk
monyet melompat, ia harus berpegang erat-erat pada perut induknya dan tidak
melepaskan pegangan walau seseorang mungkin berusaha menariknya. Demikian pula
bakta harus bertahan menghadapi cobaan-cobaan yang diberikan oleh Tuhan.
Sepanjang waktu dan dalam keadaan apa pun juga ia harus berpegang terus pada
nama Tuhan, tanpa lelah, tanpa rasa tidak suka atau jengkel sedikit pun juga.
Walaupun ia harus menanggung ejekan dan kecaman dunia, ia bertahan terus,
mengatasi rasa malu dan kekalahan. Contoh hubungan semacam ini dengan Tuhan
adalah Prahalada, bakta yang utama.
Jalan
kepasrahan berbeda caranya. Di sini bakta dapat dimisalkan sebagai anak kucing.
Ia melihat setiap orang dengan pandangan yang sama, tanpa membedakan kasta,
kepercayaan, suku bangsa, dan sebagainya; dengan rendah hati ia mempersembahkan
semuanya kepada Tuhan. Seperti anak kucing yang hanya tinggal di satu tempat,
mengeong dan meletakkan seluruh beban pada induknya, demikian pula bakta
percaya penuh kepada Tuhan. Induk kucing memegang anaknya di mulutnya dan
memindahkannya ke tempat yang lebih tinggi atau membawanya dengan selamat melalui
berbagai lintasan yang sempit. Demikian pula bakta meletakkan seluruh bebannya
pada Tuhan dan pasrah sepenuhnya pada kehendak-Nya. Lakshmana adalah contoh
yang menempuh jalan ini.
Jalan
kepasrahan lebih unggul dari pada bhakti. Ciri khasnya adalah kepasrahan total
dalam segala hal. Untuk mengabdi Sri Rama, Lakshmana meninggalkan semua
halangan yang merintangi jalannya: kekayaan, istri, ibu, rumah dan bahkan makan
serta tidur. Dan ini bukannya untuk sehari, sebulan, atau setahun, tetapi
selama empat belas tahun penuh. Ia merasa bahwa Rama adalah segala-galanya
baginya, kebahagiaannya dan kegembiraannya. Lakshmana mengerti bahwa Rama akan
memberinya segala sesuatu yang diperlukannya. Tujuan hidupnya hanyalah untuk
mengikuti serta mengabdi Rama dan menyerahkan kehendaknya pada Rama. karena
itu, bila engkau memberikan seluruh bebanmu pada Tuhan, mengikuti-Nya tanpa
henti dan tidak pernah melupakan-Nya, pastilah Tuhan akan memberikan segala
sesuatu yang kau perlukan. Inilah sifat jalan kepasrahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar