Kode Iklan anda yang ingin ada di sebelah kiri disini
Kode Iklan anda yang ingin ada di sebelah kanan disini
Pada
zaman Treta Yuga, ketika avatar Rama berada di dunia, resi Narada datang
kepada-Nya dan bertanya, "Oh Tuhan, apakah sifat-sifat abdi Rama? Apakah
ciri khasnya? Dan apakah sifat serta ciri-ciri seorang peminat kehidupan
rohani?"
"Dengar
oh Narada!" jawab Rama. "Abdi-Ku penuh kasih. Mereka selalu
menjunjung tinggi kebenaran dan mempertahankan kebajikan. Mereka berbicara
benar. Hati mereka penuh belas kasihan. Mereka tidak pernah melakukan hal yang
tercela. Mereka menghindari dosa. Mereka teguh hati dan tabah. Mereka tahu
batas dalam makanan dan ugahari. Mereka selalu sibuk berbuat baik bagi orang
lain. Mereka tidak mementingkan diri sendiri. Mereka tidak khawatir atau
bimbang. Mereka tidak mau mendengarkan sanjungan. Mereka senang mendengar
pujian tentang kebajikan orang lain. Watak mereka indah, kuat, dan suci.
Peminat kehidupan rohani adalah mereka yang berusaha memperoleh sifat-sifat
seperti itu dan mempunyai karakter semacam itu. Sekarang akan Kuberitahukan
padamu tentang orang-orang yang Kukasihi: mereka yang dengan wiweka dan
penyangkalan diri, dengan kerendahan hati dan kearifan, menyadari pengetahuan
tentang kenyataan yang sejati; mereka yang selalu tenggelam dalam ketafakuran
merenungkan permainan Ilahi-Ku yang selalu dan di mana-mana mengingat nama-Ku;
mereka yang menitikkan air mata kasih bila mendengar nama Tuhan diucapkan,
merekalah bakta-Ku yang sejati," demikian jawaban Sri Rama kepada Narada.
Bila
engkau berbhakti kepada Tuhan dengan sepenuh hati, dengan pengabdian yang tulus
dan murni, Ia akan melindungimu dengan segala cara sepanjang waktu. Seperti
seorang ibu melindungi bayinya, seperti induk sapi menyelamatkan anaknya dari
bahaya, seperti kelopak mata menjaga biji mata, demikian pula dengan mudah dan
otomatis Tuhan akan melindungi engkau. Bila bayi itu tumbuh menjadi orang
dewasa, ibunya tidak akan mencurahkan perhatian yang demikian besar untuk
menjaga keselamatannya. Demikian pula Tuhan, Ibu Ilahi, tidak terlalu memperhatikan
orang-orang yang telah mencapai kesadaran diri yang sejati. Tetapi mereka yang
memuja Tuhan dengan wujud adalah seperti bayi bagi Tuhan. Mereka tidak memiliki
kekuatan selain kekuatan Tuhan. Bagi seorang jnani, kekuatannya sendiri
cukup memadai. Karena itu, sebelum engkau dapat mengandalkan kekuatan
spiritualmu sendiri, engkau harus menjadi bayi di tangan Tuhan, seperti mereka
yang memuja Tuhan dengan wujud. Tidak seorang pun dapat memuja Tuhan yang tidak
berwujud bila sebelumnya tidak memuja Tuhan yang berwujud. Karena itu, mulailah
seperti bayi di pangkuan ibu hingga engkau tumbuh menjadi dewasa dan mencapai
kesadaran diri yang sejati. Kemudian engkau dapat bertumpu pada kekuatanmu
sendiri dan bebas. Namun, dalam kedua tingkat itu engkau memiliki sumber
kekuatan yang sama, yaitu Ibu Ilahi. Engkau sungguh beruntung bila dapat
memahami rahasia jalan kebhaktian ini. Dengan berbhakti sepenuh hati kepada
Tuhan dan mengembangkan watak serta sifat yang baik, engkau akan menjadi bayi
di pangkuan Tuhan. Kemudian Ia akan melakukan segala sesuatu bagimu sesuai
dengan kehendak-Nya.
Karena
itu, bila engkau hendak menjadi abdi Tuhan, atau ingin dikasihi Tuhan, atau
berhasrat menjadi bakta yang memusatkan seluruh pikiran dan perasaannya kepada
Tuhan, engkau harus menempuh jalan tersebut dan bertingkah laku serta hidup
sesuai dengan jalan yang kau pilih. Bila engkau menganggap dirimu seorang
bakta, kembangkanlah sifat-sifat khas kebhaktian yang telah diuraikan di atas.
Bila engkau ingin dikasihi Tuhan, belajarlah mencintai dengan meneladani kasih
Tuhan. Bila engkau ingin mencapai bhakti yang tulus, engkau harus pasrah
sepenuhnya kepada Tuhan. Sekedar membaca buku spiritual atau mengulang-ulang
mantra seperti mesin tidak akan ada faedahnya. hanya tindakanlah yang akan mendatangkan
kebahagiaan. Dan kebahagiaan rohani ini tidak tergantung pada kasta, suku
bangsa, atau jenis kelamin. (Ada suatu kisah tentang Rama, seorang avatar
dan raja yang agung, dengan Sabari, salah seorang bakta-Nya yang termashyur.
Sabari adalah seorang wanita kasta rendah yang ingin sekali memperoleh darshan
Sri Rama. Ia tinggal seorang diri di suatu pertapaan yang terpencil di dalam
hutan, melewatkan hidupnya untuk menanti Rama. Ia sangat yakin bahwa pada suatu
hari Rama akan datang melalui hutan tempat tinggalnya. Setiap hari ia
mengumpulkan buah dan akar-akaran untuk dipersembahkan pada Rama. Buah dan
akar-akaran itu dicobanya dulu satu persatu dan yang paling manis disiapkannya
untuk persembahan. Pada suatu hari, kerinduannya terpenuhi. Rama benar-benar
datang melewati hutan itu). Ketika Rama menikmati buah dan akar-akaran
persembahannya, Sabari menjatuhkan diri bersujud di kaki-Nya dan berkata,
"Oh Tuhan, saya hanyalah seorang wanita yang bodoh. Lagi pula berasal dari
kasta rendah. Bagaimana saya dapat memuji Tuhan? Saya tidak tahu harus berbuat
apa atau bagaimana cara melakukannya!"
Rama
tersenyum dan berkata, "Sabari, misi-Ku adalah untuk menjalin hubungan
bhakti. Aku tidak mempunyai pertalian dengan suku bangsa atau kasta. Apakah
gunanya memiliki kedudukan, kekayaan, atau karakter, tanpa bhakti kepada Tuhan?
Orang yang tidak berbhakti dapat dimisalkan sebagai awan yang berkelana di
langit, tetapi tidak mengandung air hujan. Mereka berada dalam kekuasaan angin,
tidak menjadi soal betapa hebatnya kedudukan, wewenang, atau ketenaran mereka.
Bakta dapat mencapai Aku melalui sembilan jalan; masing-masing jalan itu dapat
membawa mereka kepada-Ku."
Dengan
penuh hormat Sabari mohon agar Rama memberitahukan kesembilan jalan tersebut
dan Beliau menjawab;
"Sravanam,
kirthanam, visnohsmaranam, padasevanam, vandanam, archanam, dasyam, sneham,
athmanivedanam."
"Mendengarkan
perihal kemuliaan Tuhan, menyanyikan nama-Nya, merenungkan kemuliaan Tuhan,
memuja kaki Tuhan, bersyukur kepada Tuhan dengan menghormati kehidupan serta
seluruh alam, melakukan upacara suci, melakukan semua pekerjaan sebagai
pengabdian kepada Tuhan, mencapai kedekatan dengan Tuhan, pasrah diri kepada
Tuhan".
"Bila
bakta mempraktekkan salah satu dari kesembilan jalan ini dengan
sungguh-sungguh, ia dapat mencapai Aku. Aku terikat oleh kesembilan jenis
kebhaktian ini. Itulah sebabnya engkau dapat dengan mudahnya memperoleh
kesempatan untuk melihat, menyentuh, dan berbicara dengan Aku, suatu kesempatan
yang bahkan tidak terjangkau oleh para Yogi. hari ini engkau telah mendapatkan
pemenuhan tujuan hidupmu. Pahamilah! kata-kata-Ku hari ini adalah hasil semua
jerih payahmu kemarin (pada masa lalu)."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar