Nama Tuhan resmi orang hindu nusantara khususnya lagi yang beretnis bali adalah Ida Sang Hyang Widhi Wasa, tetapi dalam kenyataannya banyak umat yang lebih memilih menyebut beliau sebagai Narayana seperti apa yang tersirat dalam bait mantram Puja Trisandya bait ke dua "
Om Narayana Evedagm Sarvam, yadbhutam yas ca bavyam' , Niskalo Nirajana Nirwikalpo, Nirakyatah sudho devo Eko, Narayana na dwityo asti kascit" yang kurang lebih berarti bahwa Tuhan Narayana adalah sumber dari segala sesuatu. Narayana bersifat maha suci, gaib, tanpa noda. Tuhan Narayana itu hanya satu sama sekali tiada duanya"
Sebutan Ida sang Hyang Vidhi Vasa bagi sebagian besar umat hindu di
Nusantara, dan Bali pada khususnya adalah nama sekunder yang dipakai untuk
menamai Tuhan yang tidak bisa dibatasi oleh nama dan wujud tertentu. Nama Ida
Sang Hyang Vidhi Vasa, tidak populer di kalangan umat hindu di
luar indonesia, bahkan kalangan hindu etnis India yang ada di indonesia-pun
jarang yang memakai gelar tersebut, karena mereka lebih mengenal nama-nama
primer / utama Tuhan seperti apa yang disebutkan dalam hukum tertinggi Veda
seperti nama suci “Narayana, Hari, Rama, Govinda ataupun Krishna.”. adapun
beberapa susastra yang bisa dijadikan acuan terhadap hal ini seperti misalnya
:
Bhagavata Purana 12.3.51
Kaler dosa nidhe radjan //
Asti eko mahan huna
Kritandad eva Krishnatsya
// Muktah sangah param Vrajet
(Walaupun jaman
Kali dipenuhi dengan kegiatan berdosa, namun jaman Kali juga memiliki satu
sifat baiknya, yakni hanya dengan melantunkan nama-nama suci Krishna dengan
bhajan atau sankirtan, seseorang bisa dibebaskan dari lautan samsara dan
mencapai Mukti )
Bhagavata
Purana 12.3.52
Krta yad
dhyayanto Vishnum
// Tretayam yajato makhaih
Dvapare pari
caryayam // Kalau tad Hari
kirtanad
(Hasil
apapun yang dicapai seseorang dengan melakukan meditasi kepada Sri Vishnu pada
jaman Satya / Krta yuga, dengan melakukan berbagai yajna atau korban suci pada
jaman Treta dan dengan melakukan pemujaan kepada Arca Vigraha Tuhan pada jaman
Dvapara, maka hasil yang sama akan dicapai pada jaman Kali ini hanya dengan
mengucapkan nama-nama suci Sri Hari (Tuhan )
Srimad
Bhagavatam. 1.3.28
Ete Camsa –
Cala pumas // Krsnahtu
bhagavan svayam
Indrari –
vyakulam lokam // Mrdayanti yuge-yuge
(Segala daftar
penjelmaan Tuhan YME yang dikemukakan disini adalah bagian-bagian yang berkuasa
penuh atau bagian-bagian dari yang berkuasa penuh dari Tuhan. tetapi Sri
Krishna adalah kepribadian Tuhan YME itu sendiri.)
Srimad
Bhagavatam 2.5.16
Narayana- paro yoga // Narayanad-
param tapah
Narayana- param jnanam //
Narayana-
param gatih
(Sesungguhnya
segala tujuan dari meditasi dan ilmu kebatinan adalah untuk memahami Tuhan
Narayana. Tujuan pertapaan untuk mengerti Narayana. Tujuan mempelajari ilmu
pengetahuan adalah untuk mengetahui Narayana dan tujuan dari Moksa adalah untuk
mencapai kerajaan Tuhan Narayana.)
Atharva Veda,
Gopala tapani Upanisad 1.24
Yo brahmanah
vidadhanti
Purvam yo vai
vedams ca gopayati sma Krsnah
(Beliau yang sudah ada sebelum dewa Brahma sendiri
diciptakan, yang memberikan pengetahuan Veda dan membebaskan dewa Brahma dari
kegelapan )
Atharva Veda : & Narayana
Upanisad
Atha puruso hai vai Narayana
Kamayata prajah
srjeya ity upakramya
(Kepribadian
yang paling utama ingin menciptakan para mahluk hidup, demikian Narayana
akhirnya menciptakan semua mahluk hidup.)
Atharva Veda
Narayana Upanisad
Narayanad brahma jayate
Narayanad prajapatih prajapate
Narayanad indro jayate
Narayanad astau vasavo jayate
Narayanad eka dasa rudra jayante
Narayanad dvadasadityah
(dari Narayana,
dewa Brahma dilahirkan, Narayana menciptakan Prajapatih, dari Narayana, dewa
Indra diciptakan. Narayana menciptakan delapan Vasu, sebelas Rudra, dan juga
dua belas aditya.)
Krsna yajur
Veda, Varaha purana :
Narayanah paro devas //
Tasmaj jatas caturmukhah
Tasmad rudro
‘bhavad devah // Sa ca sarva-jantam gatah
(Narayana
adalah Tuhan yang maha kuasa, dewa Brahma yang berkepala empat dan juga Rudra
yang mengetahui segala sesuatu tercipta melalui beliau)
Kitab Brahma
samhita 5.1 (puji-pujian
dewa Brahma kepada Tuhan Sri Krishna )
Isvarah Parama Krishna//
Sat cit ananda Vigraha
anadir adir Govinda//
sarva karana karanam
Engkau adalah
Tuhan tertinggi wahai Sri Krishna, sumber dari segala pengetahuan, kekekalan,
dan kebahagiaan, Engkau yang dikenal juga dengan nama Govinda sebagai sumber
dari segala sebab.
Dalam kitab
yang sama dari sloka 29 sampai sloka 66, dewa Brahma mengagungkan Sri Krishna
dengan nama Govinda (…Govindam
adi purusa tam aham bhajami )
Brahma samhita
5.48
Yasyaika-nisvasita-kalam
athavalambya
Jivanti loma-vila-ja-jagad-anda-nathah
Visnur mahan sa iha yasya
kala-viseso
Govindam adi
purusam tam aham bhajami
(Maha Vishnu
adalah penjelmaan dari Sri Krishna di alam fana. Semua alam semesta yang tak
terhitung jumlahnya tercipta dan terlebur melalui nafas Sri Krishna. Demikian
hamba hanya menyembah Govinda yang merupakan sebab dari segala sebab.)
Bait kedua
Mantram Trisandya: yang diambil dari Narayana Upanisad
Om Narayana
evedam sarvam Yad bhutam yasca bhavyam // Niskalo Niranjana Nirvikalpo
Nirakyatah sudha deva eko Narayanah // Na dwityo asti kascit.
Kalisantara
Upanisad :
Dewa Brahma
menyabdakan kepada Devarsi Narada tentang cara termudah yang dapat dipakai oleh
manusia di Jaman Kali untuk menyebrangi lautan samsara kehidupan adalah
dengan mengucapkan secara berulang-ulang tentang kebesaran nama Tuhan yang maha
suci. Nama Tuhan yang tersusun dari 16 suku kata yakni :
Hare Krishna Hare Krishna
// Krishna Krishna Hare Hare // Hare Rama Hare Rama // Rama
Rama Hare Hare.
Pujian Sri Sankaracharya
(seorang Guru besar yang merupaan inkarnasi dari Dewa Shiva):
Bhaja Govindam..Bhaja Govindam,
Govindam
Bhaja mudha matte, nahe nahe samprapte duskrtya karane
( Wahai orang-orang bodoh,
ucapkanlah selalu nama Govinda (Krishna yang berarti memenuhi segala keinginan)
karena pengetahuan dunia dan tata bahasa tidak akan mampu menyelamatkanmu dari
lautan samsara saat ajalmu tiba.)
Jadi Gelar Tuhan yang berarti Ia
yang maha tahu ataupun penguasa pengetahuan (Ida Sang Hyang Vidhi Vasa) adalah
sebutan Tuhan Hindu yang hanya ada di Indonesia, Bali pada umumnya. Nama ini
kurang dikenal oleh penganut hindu di luar nusantara karena gelar “ Ida Sang
Hyang” itu memang hampir tidak ditemukan dalam kitab hukum yang lebih tinggi.
Sedangkan kata Vidhi yang urat katanya Vid memang bahasa sansekerta yang
berarti Pengetahuan. Demikian halnya
dengan kata Vasa. ini dikenal dalam Veda yang berarti “Penguasa”. Penamaan
Tuhan hindu dengan gelar Ida Sang Hyang Vidhi Vasa dan juga susunan Mantram
Trisandya yang dipergunakan umat hindu di indonesia tidak terlepas dari sejarah
perjalanan hindu di Nusantara yang sempat hampir tidak diakui oleh Negara RI
karena kurangnya kejelasan tentang syarat-syarat diakuinya kelompok tertentu
menjadi sebuah agama resmi di indonesia seperti kejelasan nama Nabi / Rasul /
orang suci yang menyampaikan atau mengajarkan agama bersangkutan, adanya
kesamaan doa pujian kepada Tuhan, serta adanya nama Tuhan resmi yang diakui dan
dipakai oleh seluruh penganut keyakinan yang sama di seluruh indonesia.
Hal ini dapat dilihat lebih jelas pada tahun kebelakang ketika ada revisi
tentang mantram panca sembah yang menandakan bahwa susunan tata cara
persembahyangan waktu itu belum terlalu fix karena belum adanya kebebasan dalam
mengakses keasliannya dari negri Bharatiya India sebagai pusat awal
perkembangan hindu di seluruh dunia. dalam bait Trisandya yang dipakai pedoman
resmi dalam bersembahnyang, sudah sangat jelas disebutkan bahwa Tuhan
Narayana adalah sumber dari segala sesuatu, baik yang telah ada maupun yang
akan ada. Beliau bersifat abadi, murni, dan tak tercela, Narayana itu hanya
satu tidak ada duanya.
OM Narayana
evedagm sarvam // yad bhutam yas ca bavyam Niskalo Niranjana nirvikalpo //
Nirakyatah Sudha Deva eko
Narayana // Na
Dwityo asti kascit.
Dalam bait selanjutnya dipertegas kembali bahwa, beliau
(Narayana) juga dikenal dengan nama Shiva, Mahadeva, Ishvara, Brahma, Vishnu,
ataupun Rudra.
Anehnya,
walaupun sudah jelas ditekankan Na Dwityo ; Na = tidak Dwi = dua, Tidak ada
duanya yang mengacu kepada Tuhan Narayana, tapi masyarakat hindu bali justru
lebih mengenal gelar Ida Sang Hyang Vidhi Vasa untuk memanggil Tuhannya. Tentu
saja hal ini tidak salah karena Hyang Vidhi Vasa juga bermaksud kepada Tuhan
Narayana. Hanya saja hal inilah yang justru kadang menjadi bumerang untuk
menyerang keyakinan sendiri oleh umat lain karena seperti misalnya di Islam,
ketika mereka menyebut “ Laila ha ilalah = Tiada Tuhan selain Allah, maka semua
penganut keyakinan Islam akan memakai nama Allah sebagai nama Tuhan resmi
mereka di manapun mereka berada. Walaupun ada beberapa sebutan lain
yang dipakai untuk menamai Allah mereka misalnya Al-Alim, Al-Khudus, Al-Rahim,dll.
Demikian halnya penamaan Tuhan dalam agama lain yang pasti sama bagi
penganutnya dimanapun mereka berada.
Bertitik tolak
dari hal inilah maka dalam kelompok spiritual lebih sering memakai nama-nama utama Tuhan yang dikenal oleh seluruh
umat hindu di dunia seperti nama suci Rama yang terdiri dari dua suku kata
ketuhanan yakni ‘Ra’ yang mengacu kepada nama suci Narayana dan suku kata “MA”
yang mengacu kepada “ OM Namah Shivaya (Penjelasan Bhagavan Sri Sathya Sai Baba
) ataupun nama suci Krishna yang berarti Ia yang menganugrahi kesucian dan maha
menarik. . Beberapa
umat hindu etnis bali mungkin masih asing untuk bisa menerima nama suci Rama,
Krishna, atau Govinda untuk menyebut nama primer dari Ida Hyang Vidhi Vasa
terkait dengan anggapan sebagian besar orang bali bahwa Sri Krishna hanyalah
tokoh dalam pewayangan atau bahkan sosok anak hebat yang seringkali
dipersamakan dengan film kartun Naruto atau kenakalan Sincan.
Inilah celakanya
umat yang mengaku paling beragama tetapi tidak mengetahui nama Tuhannya
sendiri, itihasa dianggap sebagai mitologi / cerita pengantar tidur saja.
Padahal kebesaran Wiracarita Ramayana dan Mahabharata yang menempatkan Sri Rama
dan Sri Krishna sebagai tokoh utama adalah kebenaran yang tidak terbantah dan
merupakan suatu kejadian nyata yang pernah terjadi di muka bhumi ini. Bhagavan
Gita sendiri yang dikenal sebagai Pancama Veda adalah bagian dari Bhisma Parva
dalam mahabharata, jadi jika Mahabharata hanya dipandang sebagai mitos maka
Bhagavan Gita yang menguraikan sabda Tuhan Sri Krishna kepada Arjuna juga akan
ditempatkan pada level yang sama. Alangkah ironisnya jika mengaku umat hindu
tetapi tidak mempercayai kitab suci agamanya sendiri karena menganggapnya tidak
lebih daripada sekedar mitos / cerita buatan manusia.
1 komentar:
Thank for Srila Prabhupada books, you make enlighten to all.
hare krishna.
Posting Komentar