Kode Iklan anda yang ingin ada di sebelah kiri disini
Kode Iklan anda yang ingin ada di sebelah kanan disini
Arjuna adalah nama
seorang tokoh protagonis dalam wiracarita Mahabharata. Ia dikenal sebagai
anggota Pandawa yang berparas menawan dan berhati lemah lembut. Dalam
Mahabharata diriwayatkan bahwa ia merupakan putra Prabu Pandu, raja di
Hastinapura dengan Kunti atau Perta, putri Raja Surasena, raja Wangsa Yadawa di
Mathura. Arjuna merupakan putra ketiga, lahir dari Indra, pemimpin para Dewa.
Ia lahir di lereng gunung Himawan, di sebuah tempat yang disebut Satsringa pada
hari saat bintang Utara Phalguna tampak di zenith. Mahabharata mendeskripsikan
Arjuna sebagai teman dekat Kresna, yang disebut dalam kitab Purana sebagai
awatara (penjelmaan) Dewa Wisnu. Arjuna dianggap sebagai tokoh protagonis utama
Mahabharata dengan Krishna dan memainkan peran penting dalam Bhagavad
Gita.Arjuna dianggap sebagai pemanah terkemuka dan terkuat dari semua prajurit
pada masanya. Secara harfiah kata Arjuna berarti "bersinar terang",
"putih" , "bersih". Dilihat dari maknanya, kata Arjuna bisa
berarti "jujur di dalam wajah dan pikiran". Saat Arjuna menjalani
masa penyamaran (tercatat dalam kitab Wirataparwa), ia berperan sebagai pelatih
tari di kerajaan Raja Virat, dan bersedia menjadi kusir kereta Pangeran Utara
saat terjadi invasi Kerajaan Kuru. Untuk meyakinkan sang pangeran bahwa ia
adalah Arjuna putra Pandu yang sedang menyamar, maka Arjuna membeberkan sepuluh
namanya: • Arjuna : yang tak ternoda dan bersinar keperakan. • Palguna: yang
lahir ketika bintang Uttarā Phālgunī berada di zenith. • Jisnu: yang hebat
ketika marah. • Kiriti : yang bermahkota indah (kiriti) pemberian Dewa Indra. •
Swetawahana : yang memiliki wahana berwarna putih. • Bibatsu : yang tidak
pernah bertarung secara curang. • Wijaya : yang berjaya, merujuk kepada
prestasi Arjuna yang selalu memenangkan pertempuran yang dihadapinya. • Part a
: matronim dari Perta, secara harfiah berarti "anak Perta" (nama lain
Kunti). • Sawyasaci : yang bisa menggunakan kedua tangannya untuk menembakkan
anah panah. • Dananjaya : yang mahir menguasai busur panah (dhanu). Di samping
nama lain Arjuna yang disebutkan dalam Wirataparwa, ada sejumlah nama lain yang
ditemui dalam kitab Bhagawadgita yang merupakan bagian dari Bhismaparwa.
Beberapa nama lain yang dapat ditemui yaitu sebagai berikut: • Anaga : yang tak
tercela. • Barata : keturunan Bhārata. • Baratasresta : keturunan Bharata yang
terbaik. • Baratasatama : keturunan Bharata yang utama. • Baratasaba :
keturunan Bharata yang mulia. • Gandiwi : pemilik Gandiwa (busur panah sakti).
• Gudakesa : penakluk rasa kantuk. • Kapidwaja : yang memakai panji berlambang
monyet. • Kurunandana : putra kesayangan wangsa Kuru. • Kuruprawira : perwira
wangsa Kuru. • Kurusatama : keturunan wangsa Kuru yang utama. • Kurusresta :
keturunan wangsa Kuru yang terbaik. • Mahabahu : yang berlengan perkasa. •
Parantapa : penakluk musuh. • Purusaresaba : yang terbaik di antara manusia.
Masa Muda Arjuna dididik bersama dengan saudara- saudaranya yang lain (para
Pandawa dan Korawa) oleh Drona. Kemahirannya dalam ilmu memanah sudah tampak
senjak kecil. Pada usia muda ia mendapat gelar Maharathi atau "kesatria
terkemuka". Dalam suatu ujian, Drona meletakkan burung kayu pada pohon,
lalu menyuruh muridnya satu-persatu untuk membidik burung tersebut, kemudian menanyakan
apa saja yang sudah mereka lihat. Banyak murid yang menjawab bahwa mereka
melihat pohon, cabang, ranting, dan segala sesuatu yang dekat dengan burung
tersebut, termasuk burung itu sendiri. Ketika tiba giliran Arjuna untuk
membidik, Drona menanyakan apa yang dilihatnya. Arjuna menjawab bahwa ia hanya
melihat burung saja, tidak melihat benda yang lainnya. Hal itu membuat Drona
kagum dan meyakinkannya bahwa Arjuna sudah pintar. Arjuna mendapatkan Dropadi
Pada suatu ketika, sekelompok brahmana berkumpul di tempat para Pandawa
melarikan diri. Mereka membicarakan sebuah sayembara yang akan diadakan di
Kerajaan Panchala. Para Pandawa datang ke tempat sayembara dengan menyamar
sebagai kaum brahmana. Raja Drupada dari Panchala mengadakan sayembara untuk mendapatkan
Dropadi, putrinya. Sebuah ikan kayu diletakkan di atas kubah balairung, dan di
bawahnya terdapat kolam yang memantulkan bayangan ikan yang berada di atas.
Aturan menyebutkan bahwa siapa pun yang berhasil memanah ikan tersebut dengan
hanya melihat pantulannya di kolam, maka ia berhak mendapatkan Dropadi.
Berbagai kesatria mencoba melakukannya, namun tidak berhasil. Ketika Karna yang
hadir pada saat itu ikut mencoba, ia berhasil memanah ikan tersebut dengan
baik. Namun ia ditolak oleh Dropadi dengan alasan Karna lahir di kasta rendah.
Arjuna bersama saudaranya yang lain menyamar sebagai Brahmana, turut serta
menghadiri sayembara tersebut. Arjuna berhasil memanah ikan tepat sasaran
dengan hanya melihat pantulan bayangannya di kolam, dan ia berhak mendapatkan
Dropadi. Ketika para Pandawa pulang membawa Dropadi, mereka mengaku telah
membawa sedekah. Kunti—ibu para Pandawa—yang sedang berdoa, menyuruh mereka
untuk membagi rata apa yang sudah mereka dapatkan. Sesuai dengan apa yang
dikatakan oleh Kunti, maka para Pandawa bersepakat untuk membagi Dropadi
sebagai istri mereka. Mereka juga berjanji tidak akan mengganggu Dropadi ketika
sedang bermesraan di kamar bersama dengan salah satu dari Pandawa. Hukuman dari
perbuatan yang mengganggu adalah pengasingan. Lima anaknya, masing-masing dari
Pandawa bersaudara, dikenal sebagai Upapandavas. Srutakarma adalah putra Arjuna
dari Dropadi. Perjalanan menjelajahi Bharatawarsha Pada suatu hari, ketika
Pandawa sedang memerintah kerajaannya di Indraprastha, Taksaka, mencuri
sapi-sapi kerajaan, Arjuna terpaksa melanggar privasi Yudhistira dan Drupadi,
karena ia telah meninggalkan Gandiva di kamar mereka. Meskipun Arjuna telah
diampuni oleh Yudhistira dan Drupadi, Namun Arjuna tetap menerima hukuman
pengasingan. Arjuna menghabiskan masa pengasingannya dengan menjelajahi penjuru
Bharatawarsha atau daratan India Kuno. Ketika sampai di sungai Gangga, Arjuna
bertemu dengan Ulupi, putri Naga Korawya dari istana naga atau Nagaloka. Arjuna
terpikat dengan kecantikan Ulupi lalu menikah dengannya. Dari hasil
perkawinannya, ia dikaruniai seorang putra yang diberi nama Irawan. Setelah
itu, ia melanjutkan perjalanannya menuju wilayah pegunungan Himalaya. Setelah
mengunjungi sungai-sungai suci yang ada di sana, ia berbelok ke selatan. Ia sampai
di sebuah negeri yang bernama Manipura. Raja negeri tersebut bernama Citrasena.
Ia memiliki seorang puteri yang sangat cantik bernama Citrānggadā. Arjuna jatuh
cinta kepada putri tersebut dan hendak menikahinya, namun Citrasena mengajukan
suatu syarat bahwa apabila putrinya tersebut melahirkan seorang putra, maka
anak putrinya tersebut harus menjadi penerus tahta Manipura oleh karena
Citrasena tidak memiliki seorang putra. Arjuna menyetujui syarat tersebut. Dari
hasil perkawinannya, Arjuna dan Citrānggadā memiliki seorang putra yang diberi
nama Babruwahana. Oleh karena Arjuna terikat dengan janjinya terdahulu, maka ia
meninggalkan Citrānggadā setelah tinggal selama beberapa bulan di Manipura. Ia
tidak mengajak istrinya pergi ke Hastinapura. Setelah meninggalkan Manipura, ia
meneruskan perjalanannya menuju arah selatan. Dia sampai di lautan yang
mengapit Bharatawarsha di sebelah selatan, setelah itu ia berbelok ke utara. Ia
berjalan di sepanjang pantai Bharatawarsha bagian barat. Dalam pengembaraannya,
Arjuna sampai di pantai Prabasa (Prabasatirta) yang terletak di dekat Dwaraka,
yang kini dikenal sebagai Gujarat. Di sana ia menyamar sebagai seorang pertapa.
Saat itu Subadra akan menikah dengan Duryodana. Krishna tau adiknya sangat
mencintai Arjuna. Maka Krishna merencanakan untuk menyuruh Subadra menculik
Arjuna.Baladewa marah setelah mendengar kabar bahwa Subadra telah kabur bersama
Arjuna. Kresna meyakinkan bahwa Subadra pergi atas kemauannya sendiri, dan
Subadra sendiri yang mengemudikan bukan Arjuna. Akhirnya Subadrapun menikah
dengan Arjuna diDwaraka. Arjuna dan Subadra memiliki seorang putra yang diberi
nama Abimanyu . Penaklukan untuk Rajasuya Kemungkinan rute yang diambil oleh
Arjuna untuk penaklukan Rajasuya. Arjuna dikirim ke utara oleh Yudistira untuk
menundukkan kerajaan untuk Rajasuya Yagya, agar ia bisa dinobatkan sebagai
Kaisar Indraprastha. Mahabharata menyebutkan beberapa kerajaan yang ditaklukkan
oleh Arjuna. Beberapa di antaranya adalah: -Bhagadatta dari Pragjyotisha- Dia
menolak Arjuna selama delapan hari berturut-turut tapi terkesan dengan
keterampilanArjuna. Arjuna setuju untuk membayar upeti. Bhagadatta juga teman
baik Pandu. -Vrihanta, raja Uluka -Modapura, Vamadeva, Sudaman, Susankula, yang
Ulukas Utara, dan raja- raja negara-negara dan masyarakat -Devaprastha, kota
Senavindu -Viswagaswa ras Puru -Tujuh suku yang disebut Utsava-sanketa -Ksatria
Kashmir dan juga raja Lohita bersama dengan sepuluh kota kecil -Trigartas, yang
Daravas, yang Kokonadas, dan berbagai Ksatria lainnya di kota Avisari
-Rochamana berkuasa di Uraga -Singhapura adi -Daerah Suhma dan Sumala -Valhikas
-Daradas bersama dengan Kambojas -Suku perampok yang diam di daerah utara-timur
-Lohas, Kambojas timur, dan utara Rishikas -negara dari Limpurushas diperintah
oleh Durmaputra -Harataka -Berbagai danau dan tank suci bagi Resi -daerah yang
diperintah oleh para Gandharva yang terletak di sekitar wilayah Harataka. Di
sini penakluk mengambil, sebagai penghargaan dari negara, banyak kuda yang
sangat baik disebut Tittiri, Kalmasha, Manduka. -utara Harivarsha -kota
Sakraprastha. Pertapaan Arjuna Dalam kitab Wanaparwa diriwayatkan kejadian
setelah para Pandawa—yang dipimpin Yudistira—kalah bermain dadu melawan para
Korawa yang dipimpin Duryodana. Sesuai ketentuan permainan tersebut, maka para
Pandawa besertaDropadi mengasingkan diri ke hutan (wana dalam bhs. Sanskerta).
Kesempatan tersebut dimanfaatkan oleh Arjuna untuk bertapa demi memperoleh
kesaktian dalam peperangan melawan para sepupunya. Arjuna memilih lokasi
bertapa di gunung Indrakila. Arjuna memperkuat tapanya ke hadapan Dewa Siwa.
Siwa yang terkesan dengan tapa Arjuna kemudian mengirimkan seekor babi hutan
berukuran besar. Ia menyeruduk gunung Indrakila hingga bergetar. Hal tersebut
membuat Arjuna terbangun dari tapanya. Karena ia melihat seekor babi hutan
sedang mengganggu tapanya, maka ia segera melepaskan anak panahnya untuk
membunuh babi tersebut. Di saat yang bersamaan, Siwa datang dan menyamar
sebagai pemburu, turut melepaskan anak panah ke arah babi hutan yang dipanah oleh
Arjuna. Karena kesaktian dewa, kedua anak panah yang menancap di tubuh babi
hutan itu menjadi satu. Pertengkaran hebat terjadi antara Arjuna dan Siwa yang
menyamar menjadi pemburu. Mereka sama-sama mengaku telah membunuh babi hutan
siluman, namun hanya satu anak panah saja yang menancap, bukan dua. Maka dari
itu, Arjuna berpikir bahwa si pemburu telah mengklaim sesuatu yang sebenarnya
menjadi hak Arjuna. Setelah adu mulut, mereka berdua berkelahi. Saat Arjuna
menujukan serangannya kepada si pemburu, tiba-tiba orang itu menghilang dan
menampakkan wujud aslinya sebagai Siwa. Arjuna meminta maaf karena ia telah
berani melakukan tantangan. Siwa tidak marah kepada Arjuna, justru sebaliknya
ia merasa kagum. Atas keberaniannya, Dewa Siwa memberkati Arjuna dengan
pasupati. Dewa lain seperti Kubera, Yama, Varuna dan Indra mengikuti dan
memberkati setiap senjata ampuh untuk Arjuna. Indra juga mengundang anaknya ke
istananya. Arjuna takjub melihat kemegahan istana ayahnya di Amaravati. Penari
seperti Urvashi, Tilottama, Rambha dan Menaka menghibur dia. Ada perjamuan
besar yang melayani varietas yang berbeda dari hidangan surgawi. Arjuna belajar
lagu dan tarian dari Gandharva, Chitrasena. Indra sendiri mengajarkan dia untuk
memegang senjata ilahi dan juga memberinya Vajra sendiri. KUTUKAN URVASHI Di
sana pula Arjuna bertemu dengan bidadari Urvashi. Karena Arjuna tidak mau
menikahi bidadari Urvashi, Karena Arjuna telah mendengar tentang hubungannya
dengan Pururava leluhurnya, dan karenanya ia memiliki status ibu, sama dengan
Kunti., maka Urvashi kesal dan mengutuk Arjuna agar kelak menjadi banci (peran
Arjuna sebagai banci diceritakan sebagai dalam buku Wirataparwa). Atas
permintaan Indra, dan menyesali kemarahannya, Urvashi mengurangi kutukan dia
jangka waktu satu tahun pilihan Arjuna. MEMBUNUH RAKSHASAS di KAHYANGAN Arjuna
mendapat kesempatan untuk menguji keterampilan dengan senjata ilahi di istana
Indra sendiri. Arjuna dibawa ke istana Nivatakavachas, suku Rakshasas yang
memiliki istana megah di bawah lautan. Arjuna menggunakan mohini-astra dan
Madhava-astra untuk menghancurkan asura ini. Dia juga dibawa ke Hiranyapuri,
sebuah istana di langit yang diciptakan oleh penyihir Puloma dan suku asura nya
dari Kaalakeyas. Di sini Arjuna menggunakan PashupatI dan menihilkan setan.
PERTEMUAN DENGAN HANUMAN Melanjutkan pencariannya, Arjuna mengunjungi situs
Rama Setu di Dhanushkodi. Di sana, ia secara terbuka mempertanyakan mengapa,
jika Rama telah menjadi pemanah besar, ia tidak membangun jembatan dari panah.
Mendengar ini, Hanuman marah dan menantang Arjuna untuk membuktikan
superioritasnya dengan membangun jembatan tersebut, yang Hanuman akan mencoba
untuk menghancurkannya. Ketegangan meningkat sampai Arjuna berjanji untuk
mengalahkan Hanuman atau bunuh diri, Arjuna sembarangan menggunakan senjata
ilahi untuk membangun jembatan, sementara Hanuman menggunakan kekuatan dewanya
dan kemampuan untuk meningkatkan ukuran tubuhnya untuk menghancurkan jembatan
Arjuna. Akhirnya, Krishna mengintervensi, mengkritik Arjuna untuk kebanggaan yang
berlebihan dan Hanuman karena membiarkan cintanya Rama untuk mengatasi
pasifisme nya. Mendapatkan kembali rasa, Hanuman berjanji untuk berada dalam
bendera Arjuna selama perang Kurukshetra. BRIHANNALA KASIM KERAJAAN VIRATA
Seiring dengan saudara-saudaranya, Arjuna menghabiskan tahun terakhirnya dalam
pengasingan di kerajaan Virata, Hastinapura. Ini adalah tempat di mana kutukan
Urvashi ini diimplementasikan dan Arjuna menjadi seorang kasim bernama
Brihannala (dalam diri mereka Pandawa memanggilnya Vijaya). Di istana, dia
mengajarkan lagu dan tarian, yang telah Arjuna pelajari dari Chitrasena,kepada
putri Raja Wirata ini , Uttara. Mendengar tentang kematian Kichaka, Duryodana
menduga bahwa Pandawa bersembunyi di Matsya. Sejumlah prajurit Korawa menyerang
Wirata, mungkin untuk mencuri ternak mereka, tetapi dalam kenyataannya, yang
ingin menembus persembunyian Pandawa. Penuh keberanian, putra Wirata ini Uttar
mencoba untuk membawa tentara sendiri sementara sisa tentara Matsya telah
menjauh untuk melawan Susharma dan Trigartas. Atas saran dari Dropadi, Uttar
membawa Brihannala dengan dia, sebagai kusir nya. Ketika ia melihat tentara
Korawa, Uttar kehilangan keberaniannya dan mencoba melarikan diri. Di sana,
Arjuna mengungkapkan identitasnya dan saudara-saudaranya '. Berganti tempat
dengan Uttar, Arjuna memakai Gandiva dan Devadatta. Ingin mempertahankan tanah
yang telah memberinya perlindungan, Arjuna berpakaian seperti Brihannala
menemui prajurit Korawa. Hanya Bisma dari sisi Korawa, Arjuna yang berpakaian seperti
Brihannala sendiri mengalahkan Karna, Drona, Bhisma, Aswathama, Kripacharya dan
sejumlah prajurit Kuru dalam satu lawan satu.Arjuna kemudian menggunakan
senjata, yang diperoleh dari surga, untuk menempatkan musuh agar tertidur.
Astra ini disebut sammohana menempatkan musuh dalam tidur dan memberi Arjuna
waktu untuk membawa kembali ternak. Meskipun Bisma tahu bertentangan dengan
senjata ini dia tidak membalas menggunakan senjata, sehingga ia berpikir perang
dengan demikian akan berakhir. Arjuna menerima Bhagawadgita Dalam Mahabharata,
peran Kresna sebagai kusir bermakna pemandu atau penunjuk jalan, yaitu memandu
Arjuna melewati segala kebimbangan hatinya dan menunjukkan jalan kebenaran
kepada Arjuna. Ajaran kebenaran yang diuraikan Kresna kepada Arjuna disebut
Bhagawadgita. Hal itu bermula beberapa saat sebelumperang di Kurukshetra
dimulai. Saat Arjuna melakukan inspeksi terhadap pasukannya, ia dilanda
pergolakan batin ketika ia melihat kakeknya, guru besarnya, saudara sepupu,
teman sepermainan, ipar, dan kerabatnya yang lain berkumpul di Kurukshetra
untuk melakukan pembantaian besar-besaran. Arjuna menjadi tak tega untuk
membunuh mereka semua. Dilanda oleh masalah batin, antara mana yang benar dan
mana yang salah, Arjuna bertekad untuk mengundurkan diri dari pertempuran.
Kresna yang baik hati, setelah melihat kawan-kawan dan sanak keluarga di
hadapan saya, dengan semangat untuk bertempur seperti itu, saya merasa
anggota-anggota badan saya gemetar dan mulut saya terasa kering...
(Bhagawadgita, I:28) Kita akan dikuasai dosa jika membunuh penyerang seperti
itu. Karena itu, tidak pantas kalau kita membunuh para putra Drestarastra dan
kawan-kawan kita. O Kresna, suami Dewi Laksmi, apa keuntungannya bagi kita, dan
bagaimana mungkin kita berbahagia dengan membunuh sanak keluarga kita sendiri?
(Bhagawadgita, I:36) Untuk mengatasi kebimbangan Arjuna, Kresna menguraikan
ajaran-ajaran kebenaran agar semua keraguan di hati Arjuna sirna. Kresna
menjelaskan apa yang sepantasnya dilakukan Arjuna sebagai kewajibannya di medan
perang. Selain itu Kresna menunjukkan bentuk semestanya kepada Arjuna. Ajaran
kebenaran yang dijabarkan Kresna tersebut dikenal sebagai Bhagawadgita. Kitab
Bhagawadgita yang sebenarnya merupakan suatu bagian dari Bhismaparwa, menjadi
kitab tersendiri yang sangat terkenal dalam ajaran Hindu, karena dianggap
merupakan intisari dari ajaran-ajaran Weda. >Arjuna dalam Bharatayuddha
Arjuna adalah kunci dari kesatria Pandawa dan memainkan peran besar dalam
perang Kurukshetra. Bendera Arjuna menggunakan simbol Hanuman. -ARjuna
mengalahkan Bisma di Hari ke sepuluh Di awal pertempuran, Arjuna masih
dibayangi oleh kasih sayang Bisma sehingga ia masih segan untuk membunuhnya.
Hal itu membuat Krishna marah berkali-kali, dan Arjuna berjanji bahwa kelak ia
akan mengakhiri nyawa Bisma. Pada pertempuran di hari kesepuluh, Arjuna
berhasil membunuh Bisma, dan usaha tersebut dilakukan atas bantuan dari
Srikandi. -Pembunuhan Trigartas: Mencoba untuk mengalihkan perhatiannya
sehingga Dronacharya bisa menangkap Yudhistira, Susharma dan Trigarthas
menantang Arjuna untuk bertarung sampai mati. Pada hari-hari kedua belas dan
ketiga belas pertempuran, Arjuna membunuh mereka. -Kekalahan dari Jayadrata:
Arjuna marah pada Jayadrata karena dialah yang bertanggung jawab atas kematian
Abimanyu pada hari ketiga belas perang. Dia bersumpah untuk membunuhnya pada
hari berikutnya sebelum matahari terbenam, jika gagal Arjuna akan bunuh diri
dengan melompat di tumpukan kayu yg dibakar. Korawa menyembunyikan Jayadrata
dari Arjuna, mengetahui bahwa kematian Arjuna akan menghasilkan kemenangan
Korawa. Namun, Krishna menciptakan sebuah gerhana buatan dengan Sudarshana
Chakra untuk menyembunyikan matahari, membuat Korawa untuk percaya hari itu
berakhir dan kematian Arjuna sudah dekat. Korawa mengejek Arjuna, Jayadrata
pergi ke tempat pertempuran dalam sukacita, namun tiba-tiba matahari muncul
dari gerhana. Arjuna melepaskam panahnya untuk memenggal kepala Jayadrata. Ini
karena Jayadrata memiliki keuntungan dari ayahnya bahwa siapa pun yang akan
bertanggung jawab memenggal kepalanya,bila kepalanya jatuh ke tanah maka
kepalanya akan meledak. Itulah sebabnya Arjuna menerbangkan kepala terpenggal
dari Jayadrata kepada ayahnya, yang terbangun dari meditasinya dengan
pendaratan tiba-tiba kepala terpenggal di tubuhnya dan karena ia akhirnya
menjatuhkannya ke tanah, maka kepalanya meledak. -Kekalahan Karna: Karna dan
Arjuna menjadi musuh dalam epik, masing-masing telah mengambil sumpah untuk
membunuh satu sama lain dalam pertempuran. Pada hari keenam belas perang,
pertempuran berimbang, Karna meluncurkan Nagastra kepada Arjuna, yang dihuni
oleh Taksak, ular mematikan yang ingin membalas dendam pada Arjuna. Krishna
menyelamatkan Arjuna dengan menurunkan kereta enam inci dari tanah. Pada hari
ketujuh belas pertempuran kedua musuh saling berhadapan sekali lagi.
Pertempuran ini antara Arjuna dan Karna mungkin yang paling dahsyat dan
mengagumkan dari epik besar. Para prajurit di medan perang dan para dewa di
surga menyaksikan pertempuran ini dengan takjub terdiam dalam kekaguman takut
kekuatan dan keterampilan prajurit terbesar ini. Kemudian kereta Karna rodanya
terjebak di lumpur. Selanjutnya, karena kutukan Karna diterima dari gurunya
Parasurama, Karna lupa mantra untuk memohon Brahmastra. Epik menyatakan bahwa
Arjuna, selalu benar, Arjuna ragu-ragu untuk menyerang musuhnya pada saat itu.
Mengingatkan Arjuna semua kekejaman yang dilakukan Karna terhadap Pandawa,
seperti dorongan dan partisipasi dalam penghinaan istri mereka Dropadi
dihadapan publik dan andil dan partisipasinya dalam pembunuhan putra Arjuna
Abimanyu, Krishna memerintahkan Arjuna untuk menyerang. Krishna mengingatkan
Arjuna bahwa Karna memihak adharma dan tidak tepat dalam hidupnya bersembunyi
di balik ketidak benaran. sehingga Arjuna diminta oleh Krishna memenggal Karna
menggunakan senjata Anjalika. Kemudian, ketika Arjuna tau bahwa Karna
sebenarnya kakak Arjuna, Gandiva Arjuna terlepas dari genggamannya untuk
pertama kalinya. Arjuna menjadi dihantui oleh pembunuhan Karna, dan Arjuna
bersumpah pada dirinya untuk menjaga dan melatih Vrishakethu, anak Karna yang
tersisa, dengan baik >Penaklukan untuk Ashvamedha Tak lama setelah
Bharatayuddha berakhir, Yudistira diangkat menjadi Raja Kuru dengan pusat
pemerintahan di Hastinapura. Untuk menengakkan dharma di seluruh Bharatawarsha,
sekaligus menaklukkan para raja kejam dengan pemerintahan tiran, maka Yudistira
menyelenggarakan Aswamedha-yadnya. Upacara tersebut dilakukan dengan melepaskan
seekor kuda dan kuda itu diikuti oleh Arjuna beserta para prajurit. Daerah yang
dilalui oleh kuda tersebut menjadi wilayah Kerajaan Kuru. Daerah2 yang dilaui
adalah: - Uttarapatha, termasuk orang-orang dari Pragjyotisha, Uluka, Modapura,
Vamadeva, Sudaman, Susankula, Northern Uluka, Puru kerajaan Viswagaswa,
Utsava-Sanketa, Lohita, Trigarta, Darava, Abhisara, Kokonada, Ursa, Simhapura,
Suhma, Sumala, Balhika, Darada , Kamboja. - Wilayah Transoxiana (Sakadvipa atau
Scythia), Lohas, Param Kambojas, Rishikas Utara (atau param Rishikas),
Limpurushas, Haratakas, Gandharva dan Uttarakurus. - Trigarta: Ketuvarman dan
Dhritavarman -Vajradatta Raja, putra Bhagadatta -Saindhava - Manipura dan mati
oleh Babruvahana: Ketika Arjuna sampai di Manipura, ia bertemu dengan
Babruwahana, putra Arjuna yang tidak pernah melihat wajah ayahnya semenjak kecil.
Babruwahana bertarung dengan Arjuna, dan berhasil membunuhnya. Ketika
Babruwahana mengetahui hal yang sebenarnya, ia sangat menyesal. Atas bantuan
Ulupi dari negeri Naga, menggunakan Mritasanjivani, anugerah dari Ganga Devi
untuk membawa Arjuna hidup kembali. - Magadha, Rajagriha dan Raja Meghasandhi
-Chedi dan kerajaan lainnya -Kasi, Angga, Kosala, Kirata dan Tanga kerajaan.
Arjuna menerima penghargaan dari penguasa masing-masing. -Dakarna -Nishada:
Arjuna mampu mengalahkan Raja Nishada, putra Eklavya. -Orang Andhra dipimpin
oleh Mahishaksha, suku bukit Kolwa -Saurashtra, kota Gokarn dan Prabhaska
-Dwarvati dan Vrishni ras -Punjab -Gandhara Perjalanan terakhir dan kematian
Perjalanan terakhir yang dilakukan oleh para Pandawa diceritakan dalam kitab Prasthanikaparwa
atau Mahaprasthanikaparwa. Dalam perjalanan sucinya, para Pandawa dihadang oleh
api yang sangat besar, yaitu Agni. Ia meminta Arjuna agar senjata Gandiwa
beserta tabung anak panahnya yang tak pernah habis dikembalikan kepada Baruna,
sebab tugas Nara sebagai Arjuna sudah berakhir pada zaman Dwaparayuga tersebut.
Dengan berat hati, Arjuna melemparkan senjata saktinya ke lautan, ke kediaman
Baruna. Setelah itu, Agni lenyap dari hadapannya dan para Pandawa melanjutkan
perjalanannya. Ketika para Pandawa serta istrinya memilih untuk mendaki gunung
Himalaya sebagai tujuan akhir perjalanan mereka, Arjuna gugur di tengah
perjalanan setelah kematian Nakula, Sahadewa, dan Dropadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar