Kode Iklan anda yang ingin ada di sebelah kiri disini
Kode Iklan anda yang ingin ada di sebelah kanan disini
Noda-noda batin harus dibersihkan
dengan kehidupan yang bersusila dan dengan memenuhi kewajiban hidup kita
sebaik-baiknya. Akan tiba waktunya ketika orang merasa lelah dan lemah. Itulah
saatnya ia harus berdoa, "Tuhan, hal-hal berlangsung di luar kemampuanku.
Aku merasa tidak sanggup lagi mengerahkan tenaga. Berilah aku kekuatan, oh
Tuhan!"
Mula-mula
Tuhan berdiri di kejauhan mengawasi usaha manusia, seperti guru yang menjauh
bila para siswa sedang menulis jawaban pertanyaan-pertanyaannya. Kemudian, bila
manusia melepaskan kelekatannya pada kesenangan duniawi dan melakukan berbagai
perbuatan yang bajik serta bhakti sosial, Tuhan mendekat dan memberi dorongan. Karena
Ia seperti sang surya yang berdiri menanti di depan pintu yang tertutup,
bagaikan pelayan yang mengetahui hak majikannya dan keterbatasannya sendiri. Ia
tidak mengumumkan kedatangan-Nya atau menggedor pintu. Ia hanya menunggu. Bila
sang tuan membuka pintu sedikit saja, surya menyerbu masuk dan segera mengusir
kegelapan keluar. Bila pertolongan Tuhan kita mohon, Ia hadir di sisi kita
dengan tangan terjulur siap memberikan bantuan. Jadi, yang kita perlukan
hanyalah wiweka untuk berdoa kepada-Nya, kebijaksanaan untuk selalu
mengingat Tuhan
Jnana atau pengetahuan berarti pengertian, tetapi bukannya
sekedar prestasi kecerdasan. "Makan" bukanlah sekedar meletakkan
makanan di atas lidah. Kegiatan makan hanya bermanfaat bila makanan itu
dikunyah, ditelan, dicernakan, diserap ke dalam darah, kemudian diubah menjadi
otot dan tulang, tenaga serta kekuatan. Demikian pula pengetahuan tentang Tuhan
harus meresapi, menguatkan, dan menyegarkan seluruh kehidupan kita. Hal itu
harus diekspresikan melalui semua indera dan seluruh kegiatanmu. Inilah tingkat
yang harus diraih manusia.
Sekedar
mengumpulkan pengetahuan tidaklah membuat manusia menjadi arif. Hanya orang
yang mempunyai sifat-sifat baik (sadguna) yang dapat disebut arif
bijaksana.
Agar
dapat bertahan hidup di dunia, kita harus memenuhi kebutuhan indera dalam
batas-batas tertentu. Tetapi kita dapat melakukan kegiatan ini sebagai
pengurbanan (yagna). Agar mesin badan ini dapat bekerja, diperlukan
bahan bakar yang berupa makanan. Makanan itu sendiri bukanlah pengurbanan,
tetapi makanan memungkinkan manusia melakukan pengurbanan. Karena itu, kegiatan
makan tidak boleh dipandang rendah seolah-olah hanya memenuhi selera rakus.
Kegiatan makan merupakan suatu bagian dari pemujaan kita kepada Tuhan.
Puja
bukanlah sekedar memetik bunga dan meletakkannya di atas altar. Tukang kebun
yang bekerja keras memelihara tanaman yang menghasilkan bunga-bunga itu juga
pemuja Tuhan. Badan hanya dapat berfungsi bila diberi makanan. Bahkan sarana
untuk suatu pengurbanan itu pun merupakan pengurbanan.
Sesungguhnya
semua kegiatan merupakan pengurbanan bagi Tuhan bila perbuatan itu termasuk
dalam ketiga golongan di bawah ini:
- bila engkau menggunakan dunia untuk memuja Tuhan,
- bila engkau bekerja untuk membina kedamaian dan keadilan dalam masyarakat,
- bila engkau mengendalikan dan menyelaraskan fungsi-fungsi tubuhmu.
Kegiatan
dalam golongan pertama sama dengan upacara pengurbanan (yajna). Kegiatan
dalam golongan kedua merupakan amal, dan kegiatan dalam golongan ketiga
merupakan olah tapa. Semua perbuatan manusia harus disalurkan ke arah tujuan
ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar