Kode Iklan anda yang ingin ada di sebelah kiri disini
Kode Iklan anda yang ingin ada di sebelah kanan disini
Dalam sejarah Padma
Purana, Deva Brahma memiliki lima kepala. Kepala kelima ini menghadap ke atas
dan bersinar dengan terang sekali sehingga para Deva merasa terganggu. Kemudian
para Deva mohon bantuan pada Deva Siva. Deva Siva mendatangi Deva Brahma lalu
memotong kelima kepala Deva Brahma dengan kuku jari tangannya. Tengkorak kepala
Deva Brahma itu terus dibawa oleh Siva.
Deva Brahma menjadi sangat marah sekali kepada Rudra (Siva), kemudian dia
mengambil keringat di keningnya dan membantingnya ke tanah, dari keringat itu
muncullah seorang ksatria yang perkasa yang terhias dengan anting-anting, membawa
anak busur, busur panah, dan memakai baju zirah. Kesatria itu berkata,
"Apa yang akan aku lakukan ?" Brahma berkata "bunuhlah Rudra
yang jahat ini sehingga dia tidak akan lahir lagi". Dengan busur dan anak
panah yang terangkat ksatria itupun mendekati Rudra untuk membunuhnya. Melihat
kepribadian yang mengerikan itu Rudra lari ketakutan menuju tempat tinggal Sri
Visnu. "O Visnu, selamatkan aku dari orang ini, yang diciptakan Brahma.
Lakukanlah sesuatu agar dia tidak membunuhku. Kemudian dengan tenagaNya yang
menghayalkan Sri Visnu menidurkan ksatria itu. Di tempat yang tak terlihat oleh
ksatria itu Rudra bersujud kepada Sri Visnu, berliau bersabda kepada Rudra,
"O Rudra, kau adalah cucuku katakanlah apa yang kau inginkan".
Melihat Sri Visnu yang begitu cemerlang, Rudra menjulurkan tengkorak yang dia bawa kehadapan Visnu, "berilah aku sedekah". Kau adalah orang yang pantas diberikan sedekah", sabda Sri Visnu. Kemudian Beliau memberikan lengan kananNya. Siva memotong lengan itu dengan trisula yang tajam, dan dari lenganNya mengalirlah darah yang bagaikan emas cair. Darah itu mengisi tengkorak yang dibawa oleh Sambhu. Aliran darah itu berlangsung selama 1.000 tahun. Setelah itu Narayana bersabda kepada Sambhu, "Apakah tengkorak itu sudah penuh apa belum ?". "Tengkorak ini sudah penuh", jawab Sambhu. Setelah mendengar kata-kata Siva ini, Visnu menarik aliran darah dari lengan-lenganNya Pulih kembali.
Ketika diamati oleh Sri Hari, Siva sedang meremas darah itu dengan jari-jari tangannya dan terus memandang darah itu selama 1.000 tahun. Kemudian darah itu mengental dan menggelembung lalu tiba-tiba keluarlah seorang kepribadian yang terhias dengan mahkota di kepalanya, membawa busur panah, dengan bahu yang perkasa, tabung busur anak panah terikat di punggungnya, dia nampak bagaikan api yang cemerlang. Melihat kepribadian itu Visnu bersabda kepada Rudra, "O Brahma, siapakah orang ini (nara) yang telah muncul dari tengkorak ini". Siva berkata, "O Devata, orang ini bernama Nara, yang terbaik diantara orang yang mampu menggunakan senjata. Engkau telah memanggilnya Nara, maka dia akan dikenal sebagai Nara. Baik Nara dan Narayana akan termasyur dalam setiap jaman dan dalam pertempuran, dalam membantu para Deva dan melindungi orang-orang saleh. Oleh karena itu Nara ini akan menjadi kawan akrab Narayana. Nara akan membantu Anda dalam membinasakan para asura; dia akan menjadi Sri yang penuh pengetahuan. Dia akan menjadi penakluk di dunia.
Setelah berkata demikian Visnu dan Siva berdiri dengan rasa kagum melihat para Nara. Dengan mencakupkan tangan Nara mulai menyampaikan doa-doa pujian kepada Visnu dan Siva, "apakah yang harus saya lakukan ?", Nara menundukkan kepalanya. Nara berkata, "Brahma telah menciptakan orang yang membawa busur panah di tangannya, kau bunuhlah dia. Ingatlah orang itu sangat mengerikan, sekarang dia sedang ditidurkan oleh tenaga Sri Visnu menghayalkan, bangunkanlah dia segera". Setelah berkata demikian Nara menghilang.
Selanjutnya Nara dan Narayana mendekati tempat dimana ksatria yang diciptakan oleh Brahma itu sedang tidur. Nara menendang orang itu dengan kaki kirinya sehingga dia terbangun dan keduanya terlibat dalam pertempuran yang dahsyat. Pertempuran itu berakhir dengan kekalahan ksatria ciptaan Brahma. Selanjutnya Madhusudana pergi ke Brahmaloka dan bersabda, "O Brahma, kepribadian yang lahir dari keringatmu sekarang telah ditaklukan oleh kepribadian yang lahir dari darahKu". Mendengar hal ini Brahma merasa sedih sekali. "O Hari, tolong hidupkanlah anakku ini lagi", Brahma memohon. "Baiklah", sabda Sri Visnu. Beliau kembali ke medan pertempuran dan setelah menghidupkan ksatria itu Sri Visnu bersabda kepada mereka berdua, "Dalam periode antara Kali dan Dvapara juga kalian akan lahir dan pada waktu itu akan terjadi pertempuran. Atas kehendakKu kalian akan berhadapan lagi untuk bertempur."
Selanjutnya Sri Visnu memanggil Deva Matahari, dan bersabda, "O Matahari, diakhir dvapara yuga turunkanlah kepribadian yang lahir dari keringatnya Brahma ini ke bumi. Atas karunia Durvasa Muni, Kunti Devi akan memanggilmu dan pada waktu itu berilah di anak ini walaupun Kunti belum menikah". "Baiklah," jawab Deva Matahari." Pada masa gadisnya saya akan memberikan Kunti seorang putra yang akan dikenal dengan nama Karna. Dia akan sangat dermawan sekali, apapun yang diminta oleh para Brahma pasti akan dia berikan". Lalu Deva Matahari mohon pamit dan menghilang.
Akhirnya Sri Visnupun memanggil Indra dan bersabda, "O Indra, Nara ini lahir dari darahKu, lahirlah dia ke bumi diakhir dvapara yuga melalui Devi Kunti setelah dia menikah dengan Pandu. Anak ini akan bernama Arjuna. Aku juga akan turun ke bumi untuk menjadi kusir kereta Arjuna, disamping itu pula Aku akan menghancurkan keluarga Kuru" Indra berkata, "Baiklah, saya akan melaksanakan seperti yang Anda perintahkan". Setelah mendengar kata-kata Indra, Sri Visnu kemudian menghilang.*
Melihat Sri Visnu yang begitu cemerlang, Rudra menjulurkan tengkorak yang dia bawa kehadapan Visnu, "berilah aku sedekah". Kau adalah orang yang pantas diberikan sedekah", sabda Sri Visnu. Kemudian Beliau memberikan lengan kananNya. Siva memotong lengan itu dengan trisula yang tajam, dan dari lenganNya mengalirlah darah yang bagaikan emas cair. Darah itu mengisi tengkorak yang dibawa oleh Sambhu. Aliran darah itu berlangsung selama 1.000 tahun. Setelah itu Narayana bersabda kepada Sambhu, "Apakah tengkorak itu sudah penuh apa belum ?". "Tengkorak ini sudah penuh", jawab Sambhu. Setelah mendengar kata-kata Siva ini, Visnu menarik aliran darah dari lengan-lenganNya Pulih kembali.
Ketika diamati oleh Sri Hari, Siva sedang meremas darah itu dengan jari-jari tangannya dan terus memandang darah itu selama 1.000 tahun. Kemudian darah itu mengental dan menggelembung lalu tiba-tiba keluarlah seorang kepribadian yang terhias dengan mahkota di kepalanya, membawa busur panah, dengan bahu yang perkasa, tabung busur anak panah terikat di punggungnya, dia nampak bagaikan api yang cemerlang. Melihat kepribadian itu Visnu bersabda kepada Rudra, "O Brahma, siapakah orang ini (nara) yang telah muncul dari tengkorak ini". Siva berkata, "O Devata, orang ini bernama Nara, yang terbaik diantara orang yang mampu menggunakan senjata. Engkau telah memanggilnya Nara, maka dia akan dikenal sebagai Nara. Baik Nara dan Narayana akan termasyur dalam setiap jaman dan dalam pertempuran, dalam membantu para Deva dan melindungi orang-orang saleh. Oleh karena itu Nara ini akan menjadi kawan akrab Narayana. Nara akan membantu Anda dalam membinasakan para asura; dia akan menjadi Sri yang penuh pengetahuan. Dia akan menjadi penakluk di dunia.
Setelah berkata demikian Visnu dan Siva berdiri dengan rasa kagum melihat para Nara. Dengan mencakupkan tangan Nara mulai menyampaikan doa-doa pujian kepada Visnu dan Siva, "apakah yang harus saya lakukan ?", Nara menundukkan kepalanya. Nara berkata, "Brahma telah menciptakan orang yang membawa busur panah di tangannya, kau bunuhlah dia. Ingatlah orang itu sangat mengerikan, sekarang dia sedang ditidurkan oleh tenaga Sri Visnu menghayalkan, bangunkanlah dia segera". Setelah berkata demikian Nara menghilang.
Selanjutnya Nara dan Narayana mendekati tempat dimana ksatria yang diciptakan oleh Brahma itu sedang tidur. Nara menendang orang itu dengan kaki kirinya sehingga dia terbangun dan keduanya terlibat dalam pertempuran yang dahsyat. Pertempuran itu berakhir dengan kekalahan ksatria ciptaan Brahma. Selanjutnya Madhusudana pergi ke Brahmaloka dan bersabda, "O Brahma, kepribadian yang lahir dari keringatmu sekarang telah ditaklukan oleh kepribadian yang lahir dari darahKu". Mendengar hal ini Brahma merasa sedih sekali. "O Hari, tolong hidupkanlah anakku ini lagi", Brahma memohon. "Baiklah", sabda Sri Visnu. Beliau kembali ke medan pertempuran dan setelah menghidupkan ksatria itu Sri Visnu bersabda kepada mereka berdua, "Dalam periode antara Kali dan Dvapara juga kalian akan lahir dan pada waktu itu akan terjadi pertempuran. Atas kehendakKu kalian akan berhadapan lagi untuk bertempur."
Selanjutnya Sri Visnu memanggil Deva Matahari, dan bersabda, "O Matahari, diakhir dvapara yuga turunkanlah kepribadian yang lahir dari keringatnya Brahma ini ke bumi. Atas karunia Durvasa Muni, Kunti Devi akan memanggilmu dan pada waktu itu berilah di anak ini walaupun Kunti belum menikah". "Baiklah," jawab Deva Matahari." Pada masa gadisnya saya akan memberikan Kunti seorang putra yang akan dikenal dengan nama Karna. Dia akan sangat dermawan sekali, apapun yang diminta oleh para Brahma pasti akan dia berikan". Lalu Deva Matahari mohon pamit dan menghilang.
Akhirnya Sri Visnupun memanggil Indra dan bersabda, "O Indra, Nara ini lahir dari darahKu, lahirlah dia ke bumi diakhir dvapara yuga melalui Devi Kunti setelah dia menikah dengan Pandu. Anak ini akan bernama Arjuna. Aku juga akan turun ke bumi untuk menjadi kusir kereta Arjuna, disamping itu pula Aku akan menghancurkan keluarga Kuru" Indra berkata, "Baiklah, saya akan melaksanakan seperti yang Anda perintahkan". Setelah mendengar kata-kata Indra, Sri Visnu kemudian menghilang.*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar