Kode Iklan anda yang ingin ada di sebelah kiri disini
Kode Iklan anda yang ingin ada di sebelah kanan disini
2 Hal mendasar yakni
Hukum sebab akibat atau Karma phala dan juga Reinkarnasi, mungkin tdk tersurat
secara jelas dlm kitab agama Abrahamik. Namun terlepas dari yakin tidaknya
seseorang terhadap hal dimaksud, kedua hukum ini adalah keniscayaan yang pasti
akan dialami semua roh. Sebab Ia adalah produk Tuhan bukan hasil kecerdasan
manusia.
Kisah tentang Putana,
seorang Raksasi wanita yang dikirim oleh Raja Kamsa untuk menghabisi Sri
Krishna yang telah ditakdirkan sebagai maut bagi Kamsa, adalah salah satu
gambaran nyata bagaimana seharusnya mahluk hidup yang dikarunia daya pikir agar
mampu mempergunakannya dengan baik untuk menyelamatkan dan meningkatkan
kwalitas kehidupan jiwanya ke taraf yang lebih tinggi dan mulia dari kehidupan
yang didapatkannya pada saat ini.
Sebenarnya siapakah
Putana sebelum ia dilahirkan dalam wujud seorang raksasa wanita ?. Sebagaimana
penuturan dari Bhagavan Sri Sathya Narayana, Putana adalah putrid dari Maharaja
Bali yang merupakan penguasa di kerajaan Kerala. Walaupun Bali adalah seorang
raksasa, tapi Ia adalah pemimpin yang sangat arif. Ia melandaskan segala
kegiatannya pada kebenaran. Dilaksanakannya tugas-tugasnya dengan menganggap
rakyat sebagai anak-anaknya sendiri. Bali adalah raja yang sangat dermawan. Ia
penuh belas kasihan dan cemerlang bagaikan surya kebenaran sehingga menyebabkan
pemerintahannya di Kerala makmur dan bahagia. Namun sangat disayangkan bahwa
dengan berkah kekuatan yang dimilikinya, ia menjadi agak congkak dan menyerang
beberapa kerajaan untuk dikuasainya, bahkan alam sorgapun hendak ditaklukannya.
Ia telah mengalahkan semua dewa yang kurang sakti dengan keperkasaannya yang
hebat. Maka suatu hari, untuk memperingati kemenangannya itu, ia
menyelenggarakan sebuah yajna yang disebut Visvahit yajna di tepian sungai
Narmada.
Pada waktu itu, Tuhan
mempergunakan kesempatan yang baik ini guna memberikan pelajaran dan menekan
kesombongan sang raja. Tuhan yang telah menjelmakan diri menjadi seorang putra
cebol bernama Vamana dari pasangan saleh Rsi Kasyapa dan Aditi yang tinggal di
pertapaan Sidhaashram.
Vamana yang masih
kanak-kanak berjalan menuju tempat Maharaja Bali menyelenggarakan upacara suci
itu. Bocah Vamana tampil dengan kecemerlangannya yang begitu berseri sehingga
semua orang yang melihatnya begitu merasa takjub. Vamana adalah perwujudan daya
tarik magnetis yang menawan hati. Pada waktu itu, putri raja Bali yang bernama
Ratnamala juga hadir dan melihat bocah Vamana, Ia begitu terpesona melihat anak
itu sehingga dalam hatinya terbersit keinginan untuk dapat memilikinya sebagai
seorang anak agar ia bisa menimang dan menyusuinya. Tapi sesudah itu saat
upacara pemberian hadiah tiba, saat Sang Raja akan membagi-bagikan hadiah
kepada siapa saja yang hadir dan meminta berkahnya, Bocah Vamana tampil ke
depan untuk mengajukan sebuah permintaan. Sementara itu Guru dari para raksasa
yang bernama Sukracharya telah dapat mengenali bahwa bocah itu adalah Vishnu
sendiri yang datang untuk memberikan hukuman. Ia menyarankan agar Maharaja Bali
tidak menyetujui apapun permintaan sang bocah, Namun Maharaja Bali adalah
seorang yang sangat Dermawan, apalagi Ia telah berjanji bahwa tidak ada
siapapun yang tidak akan diberikan hadiah pada saat suci itu jika mereka mau
datang dan memohon padanya. Walaupun itu berarti Ia harus kehilangan banyak hal
karena ia yakin bahwa ia akan bisa mendapatkannya kembali dengan kekuatan yang
dimilikinya. Bahkan saat diingatkan oleh Gurunya sendiri bahwa yang dating
sebagai bocah kecil itu sesungguhnya adalah Sri Vishnu sendiri, Ia justru
merasa berbangga dapat memberikan sesuatu kepada Tuhan yang dipuja oleh para
dewa.
Maka demikianlah saat
bocah Vamana meminta tanah seluas 3 jengkal kaki-Nya, Maharaja Bali dengan
sangat gembira mengiyakannya. Pada saat itulah bocah Vamana menunjukkan
diri-Nya sebagai yang Mahabesar sehingga langkah kaki-Nya pertama sudah memenuhi seluruh bhumi dan langkah
kedua menutupi langit, kemudian saat Vamana bertanya dimana Ia seharusnya mengijakkan
langkahnya yang terakhir, Maharaja Bali baru menyadari kesombongannya selama
ini yang menganggap diri sangat besar dengan kekuasaan dan kekuatan yang
dimilikinya. Akhirnya Iapun dengan rela menyerahkan kepalanya sebagai pijakan
langkah kaki ketiga bagi Sri Vamana.
Tuhan dalam wujud Sri
Vamana menghukum Maharaja Bali dengan menekannya ke dunia bawah sampai Patala
Loka. Namun begitu karena kesadarannya untuk menyerahkan diri, maka ia diangkat
sebagai penguasa di alam tersebut. Putri Maharaja Bali yakni Ratnamala yang
melihat kejadian ini saat ayahnya diinjak dan dibenamkan ke dunia bawah menjadi
begitu gusar dan marah. Rasa saying yang sempat dimilikinya agar dapat menjadi
ibu bagi bocah yang begitu cemerlang itu mendadak lenyap tergantikan dengan
kebencian untuk dapat membunuhnya.
Vamana yang maha tahu
memperhatikan gagasan yang melintas pada pikiran Ratnamala dan mengucapkan “
Tathastu “ yang artinya “Semoga terjadi demikian”. Sebenarnya Tuhan terus
menerus mengucapkan berkah ii epada semuanya. Tiada yang lepas dari perhatian
Beliau. Itulah sebabnya kita harus menjaga agar pikiran kita selalu baik. Pada
waktu itu Vamana bersabda :” Ibu, mula-mula engkau ingin agar dapat menjadi ibu
agar bisa menyusui saya, akan tetapi ketika melihat jatuhnya ayahmu, keinginan
itu berubah menjadi kebencian. Engkau ingin meracuni dan membunuhku. Maka untuk
memenuhi keinginanmu itu, engkau akan lahir sebagai Putana pada jaman Dvapara
yang akan datang guna menyusui saya dengan susu beracun, tetapi kemudian engkau
sendiri akan tewas karenanya.”
Beranjak dari kisah ini,
maka penting sekali bagi kita semua untuk selalu mempunyai pikiran yang baik
karena Tuhan mengucapkan berkah yang mengabulkan dengan tiada putusnya.
OM Ano bhadrah Krtavo
yantu Visvatah, Semoga pikiran baik dari segala arah. OM Shanti Shanti Shanti
OM.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar