Bagi sebagian besar
masyarakat Hindu utamanya yang menganut paham Shiwaistik, maka pemujaan kepada
Lingga yoni sebagai perlambang dari Shiva beserta sakti beliau adalah merupakan
hal yang umum. Terlebih jika ada perayaan khusus untuk memuja personifikasi
Tuhan dalam aspeknya sebagai pengembali (recycle) semua unsure pembentuk alam
semesta ini. Mahashivaratri atau perayaan puncak dari semua malam Shiva (sehari
sebelum bulan mati) adalah sebuah kemeriahan puja dimana banyak orang akan
melakukan pemandian atau Abhiseka terhadap bentuk Lingga dan yoni ini.
Beberapa orang
mengindikasikan bahwa Lingga dan Yoni merupakan miniature dari alat kelamin
laki-laki (Purusha) dan alat kelamin perempuan (Prakriti) sehingga dari pertemuan
keduanyalah kehidupan bisa terjadi. Sehingga Shiva dan Parvathi juga dikenal
sebagai Bapak Ibu Ilahi, asal muasal semua kehidupan di bhumi. Jadi pemujaan
kepada simbul ishvara ini bisa jadi merupakan wujud rasa terima kasih kita
kepada Tuhan yang telah memberikan kesempatan kepada sang Jiwa untuk
mendapatkan badan manusia guna berkarma agar lebih bisa meningkatkan kwalitas
kehidupannya dari tingkat Manava kepada tingkatan Madhava. Sebab hanya dalam
kelahiran sebagai manusia di Bhumi, sang jiwa memperoleh kesempatan untuk
berbenah dan juga merasakan cinta kasih sosok Ilahi yang memunculkan diri-Nya
sebagai Avatara. Mengingat di berbagai loka lainnya, kesempatan yg sama untuk
mendapatkan Dharsan, Sparsan, ataupun Sambhasan ketika Tuhan hadir adalah
sesuatu yang sangat sulit.