Kode Iklan anda yang ingin ada di sebelah kiri disini
Kode Iklan anda yang ingin ada di sebelah kanan disini
Kehidupan
manusia penuh dengan kegiatan. Ini adalah kenyataan yang diketahui semua orang.
Ada demikian banyak hal yang akan dilakukannya sehingga dua puluh empat jam
tampaknya tidak cukup untuk kegiatannya sehari-hari: makan, minum, membaca,
berjalan, duduk, disamping melamun, membenci, membual, memuji, menangis,
tertawa, menyapu, berharap; segala jenis kegiatan berlangsung tanpa henti.
Semua ini mengisi jangka hidup manusia. Semua kegiatan ini berhubungan erat
dengan pikiran dan perasaan. Karena itu, hidup manusia ini hanya merupakan
kumpulan kesan-kesan mental yang mendalam yang ditimbulkan oleh rangkaian
pengalaman. Kesan-kesan mental yang mendalam ini menimbulkan pengaruh yang kuat
pada karakter dan kepribadian.
Ada
dua jenis kegiatan, baik dan buruk. Engkau harus mempertimbangkan akibat kedua
jenis kegiatan ini dalam kehidupan manusia. Perbuatan anak kecil
berangsur-angsur lenyap terlupakan seperti corat-coret di atas batu tulisnya.
Bila berbagai perbuatan pada masa kecilmu sendiri sudah kau lupakan, bagaimana
engkau berharap dapat mengingat kejadian-kejadian yang berlangsung dalam
kelahiranmu yang telah lalu? Di samping itu, kelirulah bila engkau beranggapan
bahwa hanya hal-hal yang kau ingat adalah hal yang sungguh-sungguh terjadi atau
telah membentuk karaktermu. Akibat dari perbuatan dan kegiatan yang telah
terlupakan, terpendam dalam kesibukan kejadian-kejadian yang selama itu terus
berlangsung, meninggalkan jejaknya dalam pikiran dan perasaan manusia. Bekasnya
tetap ada. Bila sebelum tidur engkau berusaha mengingat kembali
kejadian-kejadian yang berlangsung hari itu, engkau tidak akan mengingat setiap
hal yang remeh dan tidak berarti. Hanya beberapa kejadian penting yang berkesan
bagimu akan dapat kau ingat.
Karena
setiap hari engkau melupakan sebagian besar hal yang telah berlangsung dan
hanya teringat pada beberapa kejadian yang menyedihkan atau menyenangkan,
berapa banyak yang dapat kau ingat dari kejadian-kejadian minggu lalu, bulan
lalu, atau tahun yang lalu? Hanya peristiwa yang paling berkesan akan dikenang
dengan jelas. Selebihnya menjadi kabur, terlupakan, dan lenyap. Beberapa
peristiwa yang tetap teringat ini adalah samskara
atau pengalaman penting yang meninggalkan kesan yang cukup mendalam.
Manusia
melakukan perbuatan yang tidak terhitung jumlahnya, menghimpun pengalaman dan
pengetahuan yang sangat banyak, mempelajari aneka macam hal dari aneka macam
kegiatan. Meskipun demikian, dari semua ini hanya menyimpan sekedar empat atau
lima hal yang berkesan dalam, kuat, dan sangat penting
ASYIK DALAM
URUSAN KEHIDUPAN, MANUSIA HANYA MEMPEROLEH SAMSKARA
Pada
akhir minggu, bulan, atau tahun, seorang pedagang menghitung pengeluaran dan
pemasukan untuk mengetahui besarnya penghasilannya. Demikian pula dalam bisnis
kehidupan ini, setelah semua pemberian dan penerimaan selesai, segala sesuatu
berakhir dalam sejumlah penghasilan bersih. Pada akhir kehidupan, hasil kecil
inilah yang akan kau ingat. Itulah pengalaman yang bertahan hingga saat
terakhir, dua atau tiga hal yang timbul dalam kesadaran ketika orang berusaha
mengingat-ingat semua hal yang telah terjadi dalam hidupnya.
Pengalaman-pengalaman tersebut adalah penopang yang sesungguhnya, prestasi yang
sejati.
Ini
tidak berarti bahwa semua perbuatan dan pengalaman yang lain terbuang sia-sia.
Dilupakannya perbuatan dan pengalaman yang lain itu hanya berarti bahwa tugas
mereka telah selesai dan nilai mereka telah diinsyafi. Bila seseorang berdagang
dengan modal beberapa juta rupiah, ia akan kecewa bila rugi ratusan ribu; bila
laba ratusan ribu, ia senang. Demikian pula halnya dengan bisnis kehidupan.
Bila pada saat kematian seseorang ketagihan suatu makanan kegemarannya, hal itu
merupakan bukti bahwa sepanjang hidupnya lidahnyalah yang menguasai dirinya.
Mungkin menjelang ajal, seorang wanita teringat pada anaknya dan ingin
menimangnya. Ini memperlihatkan bahwa samskara
cinta kepada anaknya merupakan perasaan yang menguasai dirinya sepanjang
hidupnya. Semua pengalaman yang lain terlupakan.
Demikianlah,
dari semua smaskara
kehidupan, hanya beberapa kesan yang menonjol dan lebih berpengaruh dari
kesan-kesan lain bertahan hingga saat terakhir. Itulah kehidupan manusia;
engkau harus mengambil pelajaran dari hal tersebut. Hasil akhir dari semua
kehidupan dan kerja keras ini adalah hal yang timbul dalam pikiran kita pada
saat menjelang ajal. Karena itu, arahkanlah seluruh tenaga hidupmu untuk
memperoleh samskara
yang kau anggap paling baik buat saat yang terakhir. Siang malam pusatkan
perhatianmu pada hal itu. Perasaan yang menguasai diri manusia pada saat
kematian akan menimbulkan pengaruh yang kuat dalam kehidupannya yang akan
datang. Kebenaran ini juga harus menjadi pegangan bagimu dalam menempuh hidupmu
sekarang ini, karena samskara
merupakan bekal manusia dalam perjalanan hidup ini maupun dalam perjalanan
selanjutnya.
Karena
itu, untuk selanjutnya, ingatlah selalu pada kematian yang tidak dapat
dielakkan. Dengan kesadaran ini tempuhlah perjalanan hidupmu. Harapkanlah
kebaikan bagi setiap orang. Berpeganglah selalu pada kebenaran. Bergaullah
hanya dengan orang-orang yang baik. Pusatkan selalu pikiranmu kepada Tuhan.
Jangan melakukan perbuatan yang tercela. Hindarkan pikiran yang penuh kebencian
dan membahayakan. Hiduplah di dunia tanpa melekat padanya. Bila engkau menempuh
hidup seperti ini, saat akhirmu akan murni, indah, dan terberkati. Untuk
memastikan terwujudnya cita-cita ini, diperlukan usaha keras yang penuh
disiplin sepanjang hidupmu. Engkau harus melatih pikiran dan perasaanmu untuk
mengembangkan samskara
yang baik (dengan kata lain, mengusahakan pikiran, perkataan, dan perbuatan
yang baik). Periksalah dirimu sendiri dengan teliti. Carilah cacat celamu dan
berusahalah untuk memperbaikinya. Bila seorang mawas diri dan menginsyafi cacat
celanya sendiri, ia seperti dilahirkan kembali. Kemudian ia mulai lagi dari
permulaan, seperti dari masa kanak-kanak yang baru. Inilah saat kebangkitan
yang sejati.
Hidup
selalu diikuti oleh kematian. Tetapi, manusia tidak tahan mendengar kata
"mati" diucapkan. Mendengar kata itu dianggapnya sial. Namun,
betapapun tidak tertahankannya kata itu, semua makhluk hidup setiap saat maju
terus, makin lama makin mendekati peristiwa itu. Misalkan engkau membeli karcis
dan naik kereta api menuju ke suatu tempat. Tidak menjadi soal apakah engkau
duduk diam, berbaring, membaca, atau bermeditasi, mau tidak mau kereta api itu
akan membawamu ke tujuan yang telah ditetapkan. Demikian pula setiap makhluk
hidup pada waktu lahir telah menerima karcis untuk pergi menuju kematian dan
sudah memulai perjalanannya. Apa pun juga daya upaya, penjagaan, dan tindakan
pencegahan yang kauikhtiarkan, pada suatu hari engkau akan tiba di tempat itu.
Hal lain mungkin tidak pasti, tetapi kematian merupakan suatu kepastian. Tidak
mungkinlah mengubah hukum itu.
Mata,
telinga, dan lidahmu terbiasa pada kemewahan untuk terus menerus menikmati
sesuatu yang baru. Sekarang engkau harus berlatih untuk membalik kecenderungan
ini. Engkau harus mengarahkan pikiranmu pada perbuatan yang baik. Periksalah
kegiatan yang kau lakukan setiap menit dari segi pandangan ini. Setiap
perbuatan adalah gerakan pahat yang mengukir batu kepribadian manusia. Gerakan
pahat yang salah, dapat merusak dan menjelekkan patung yang akan dibuat. Karena
itu, tindakan yang paling remeh pun harus dilakukan dengan hati-hati dan penuh
bhakti.
Bagi
orang yang sedang tenggelam, sebilah bambu pun merupakan bantuan. Demikian pula
bagi orang yang berjuang dalam lautan kehidupan, beberapa perkataan simpatik
yang diucapkan orang lain dapat merupakan bantuan yang besar. Tidak ada
perbuatan baik yang sia-sia, tidak, bahkan perbuatan buruk pun tidak lenyap
demikian saja, karena itu pun akan ada akibatnya. Karena itu, berjuanglah
dengan tiada putusnya untuk menghindarkan perbuatan yang buruk. Jagalah agar
pandanganmu selalu murni. Isilah telingamu dengan sabda Tuhan dan kisah
perbuatan-perbuatan yang suci. Jangan biarkan telingamu mendengarkan fitnahan.
Gunakan lidahmu untuk mengucapkan kata-kata yang baik, simpatik, dan benar.
Biarkan lidahmu selalu mengingatkan engkau pada Tuhan. Usaha yang terus menerus
semacam itu pastilah akan membawa keberhasilan. Untuk memperoleh samskara yang suci
ini, engkau harus mengusahakan aliran pikiran dan perasaan yang luhur dengan
tiada putusnya.
Tanganmu
harus digunakan untuk melakukan perbuatan yang baik. Ucapkan nama Tuhan dengan
tiada putusnya di dalam hatimu dan biarlah tindakanmu selalu mencerminkan
kebenaran serta kebajikan Tuhan. Bila tanganmu sibuk melakukan bhakti sosial,
biarkan pikiranmu asyik dengan japa,
mengulang-ulang nama Tuhan. Hal ini tidak ada buruknya (bahkan sebaliknya).
Bila hujan tercurah di puncak gunung dan airnya mengalir turun melalui
lereng-lerengnya, tidak akan ada sungai yang timbul dari aliran itu. Tetapi
bila airnya mengalir searah, mula-mula di selokan, kemudian dalam alur sungai
kecil, lalu dalam arus yang deras, dan akhirnya dalam sungai yang banjir
meluap-luap, maka air hujan itu mencapai lautan. Air yang mengalir ke segala
arah akan terhisap dan lenyap. Samskara
juga demikian. Apakah gunanya bila samskara
itu hanya datang dan pergi, hari ini begini dan besok dengan cara lain lagi?
Aliran suci kecenderungan yang baik harus mengalir penuh dan mantap melalui
alur pikiran yang murni dan akhirnya manunggal dengan samudra kebahagiaan pada
saat kematian. Sungguh mulialah manusia yang mencapai tujuan yang agung ini.
Sebongkah
batu mungkin tidak dapat dipecahkan dengan dua puluh kali pukulan martil,
tetapi akhirnya pecah pada pukulan yang keduapuluh satu. Apakah ini berarti dua
puluh pukulan yang sebelumnya tidak ada gunanya? Tidak. Keduapuluh pukulan itu
masing-masing ikut memberikan bantuan hingga tercapainya sukses yang terakhir.
Hasil akhir ini diakibatkan oleh gabungan kedua puluh satu pukulan tersebut.
Demikian pula pikiranmu sibuk dalam perjuangan lahir dan batin dengan dunia.
Tidak ada gunanya Kukatakan bahwa mungkin engkau tidak selalu sukses, tetapi
engkau dapat meraih kebahagiaan kekal dengan menenggelamkan dirimu dalam
perbuatan yang baik dan dengan memenuhi pikiran serta perasaanmu dengan cinta
Tuhan. Isilah setiap detik kehidupanmu dengan kasih, maka
kecenderungan-kecenderungan buruk tidak akan dapat menghalangi kemajuanmu di
jalan kerohanian. Bila engkau selalu memikirkan Tuhan, secara otomatis engkau
hanya akan tertarik melakukan perbuatan yang baik. Tujuan semua praktek
spiritual adalah untuk menghancurkan pikiran. Pada suatu hari, suatu perbuatan
baik akan berhasil menghancurkannya, seperti pukulan keduapuluh satu yang dapat
memecahkan batu. Semua perbuatan baik yang telah dilakukan pada masa lalu, ikut
mempunyai sumbangan dalam pencapaian kemenangan ini. Setiap kebaikan yang
paling remeh pun mempunyai nilai. Tidak ada perbuatan baik yang sia-sia.
Pada
waktu engkau berjuang di jalan spiritual, biarlah Tuhan sendiri menjadi
pelindungmu. Untuk menimbulkan keberanian anak, seorang ibu membujuknya agar
berjalan beberapa langkah tanpa bantuan, tetapi ibu itu tidak akan membiarkan
anaknya jatuh. Bila si anak terhuyung-huyung akan kehilangan keseimbangan,
ibunya akan bergegas datang dari belakang dan memegangnya agar tidak jatuh.
Demikian pula Tuhan pun memperhatikan setiap jiwa. Tuhan memegang tali
layang-layang manusia. Kadang-kadang Ia akan menarik layang-layang itu,
kadang-kadang mungkin Ia mengendorkan pegangan-Nya, tetapi apa pun yang
dilakukan-Nya, percayalah saja, tanpa rasa khawatir, karena Dialah yang
memegang talinya. Bila engkau selalu memiliki keyakinan ini, dan bila perasaan
tersebut menjadi bagian dari dirimu, engkau akan menghayati manisnya cinta
Tuhan.
Tali
layang-layang itu adalah ikatan kasih dan rahmat Ilahi yang menambatkan jiwamu
pada Tuhan. Berbuatlah baik dan kembangkanlah sifat-sifat yang luhur agar
ikatan kasih dan rahmat itu menjadi lebih erat, agar Tuhan membawamu lebih
dekat kepada-Nya. Kesan-kesan yang ditimbulkan oleh pikiran, perkataan, dan
perbuatanmu, dapat mendorong atau menghambat (kemajuan spiritualmu); hal itu
adalah langkah-langkah yang dapat membawamu ke tujuan atau menyebabkan engkau
terperosok ke dalam rawa kesedihan. Hanya dengan kesan-kesan pikiran,
perkataan, dan perbuatan yang baik sajalah engkau dapat mencapai Tuhan. Karena
itu, kalian masing-masing harus mengabdikan hidupmu untuk melakukan kegiatan
tanpa pamrih yang tidak mementingkan diri sendiri. Kegiatan semacam itu
merupakan pemujaan yang sejati bagi Tuhan, merupakan cara yang terbaik agar
dapat selalu ingat pada Tuhan. Kegiatan tanpa pamrih semacam ini merupakan lagu
pujian yang terindah bagi Tuhan. Kegiatan ini akan menyebarkan kasih kepada semua
(makhluk) tanpa perbedaan. Hal ini merupakan pengabdian yang dilakukan sebagai
kewajiban jiwa.
Sibuklah
selalu dalam perbuatan yang luhur semacam itu. Bergembiralah selalu dalam
perenungan kepada Tuhan. Itulah jalan yang termudah untuk mencapai tujuan hidupmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar