Kode Iklan anda yang ingin ada di sebelah kiri disini
Kode Iklan anda yang ingin ada di sebelah kanan disini
Berbagai kejadian alam yang terjadi
dan dianggap sebagai sebuah keanehan yang tidak bisa dijelaskan melalui
pengamatan ilmu pengetahuan material dan juga oleh logika berfikir manusia
menyebabkan istilah “Miracle” atau keajaiban ini diperkenalkan. Sesungguhnya apa
yang disebut dengan istilah ajaib hanyalah suatu bentuk atau kejadian yang
tidak mampu dipahami oleh daya nalar manusia yang serba terbatas ini apalagi jika
dibandingkan dengan kemaha kuasaan Tuhan yang tiada batasnya. Hal-hal yang bagi
manusia merupakan sesuatu yang menakjubkan bisa jadi hanya merupakan secuil
dari kemuliaan Tuhan yang maha besar. Namun begitu, betapapun kecilnya hal ini
dalam ukuran beliau, rasa takjub manusia telah dibangkitkan karenanya. Sebuah keyakinan
akan keberadaan dan kemaha kuasaan Tuhan seringkali pula bertumbuh melalui
hal-hal seperti ini.
Dibeberapa tempat dan berbagai keyakinan
agama yang ada, Tuhan telah menunjukkan sebuah kebenaran bahwasannya kemuliaan
beliau hadir dimana-mana, kapanpun dan dimanapun beliau dipanggil dengan penuh
keyakinan dan rasa rindu, Tuhan akan menanggapi setiap do’a yang dipersembahkan
para bhakta-Nya. kadang-kadang untuk memberikan keyakinan sekaligus sebagai
obat untuk menguatkan kepercayaan tentang beliau, Tuhan akan menunjukkan suatu
hal yang kasat mata, ataupun hal lain yang masih bisa ditangkap dan dijangkau
oleh alat penginderaan manusia yang serba terbatas ini. walaupun dalam
kenyataannya untuk bisa mendapatkan gambaran nyata tentang kehebatan Tuhan,
kita harus mendapatkan sebuah penglihatan kedewataan (Divya Caksuh) sebagaimana
yang pernah diberikan Tuhan Sri Krishna kepada Arjuna ketika beliau menunjukkan
wujud kosmis alam semesta ini dalam badan beliau sendiri.
Menyimak dari pengalaman Arjuna
seperti yang tersurat dalam Kitab Bhagavad Gita khususnya pada Bab ke sebelas,
kita bisa mendapatkan sedikit gambaran bahwasannya Tuhan yang maha besar
memiliki kekuatan dan kemaha kuasaan penuh untuk meresapi seisi ruang dan waktu
dalam dunia ini. tidak ada tempat dimana beliau tidak ada dan sebaliknya tidak
ada sesuatupun di alam semesta ini yang tidak ada dalam badan beliau. Alam adalah
gambaran paling dekat dalam penginderaan manusia yang bisa ditangkap dan
dipahami secara logika manusia. Manusia tidak bisa menjelaskan siapa yang
mewarnai bulu burung atau binatang lainnya dari sejak dalam cangkang telurnya,
kekuatan apa yang mengikat lautan agar tidak menyerbu daratan, dan kekuatan apa
pula yang telah mengaktivkan system di tubuh mahluk hidup seperti jantung, paru-paru,
ginjal, dan lain sebagainya agar bisa bekerja dengan begitu sistematis. Jawabannya
tentu adalah karena Tuhan yang juga hadir dalam badan mahluk hidup untuk
menemani sang jiwa dalam menemukan jalannya pulang ke tempat asalnya dikerajaan
Tuhan. Hal ini hampir sama dengan kenyataan bahwa Tuhan yang sama telah
memasuki semua unsur dalam alam ciptaan-Nya termasuk dalam citra beliau yang
berusaha diwujudkan oleh para pelukis maupun pemahat dalam sebuah patung maupun
lukisan. Pengertian keliru yang sering dilontarkan oleh orang yang kurang memahami
hal ini adalah dengan menyamakan bahwa Tuhan justru telah terperangkap dalam
karya cipta manusia, atau bahkan para pelukis dan pemahat itu yang dicela telah
melakukan tindakan syirik mempersamakan Tuhan dengan unsur alam ciptaan Beliau yang
kemudian dengan keyakinan bodoh memenjarakan Tuhan dalam pahatan batu yang
dianggapnya sebagai diri Tuhan. Sehingga tak jarang bahwa manusia telah
terjangkiti virus kebencian dan kecongkakan akan kebenarannya sendiri ini
menggunakan faham fanatisme sempitnya untuk menghakimi dan bahkan berani
menghancurkan media patung dimaksud dengan dalil pembenaran akan sejarah
diturunkannya Nabi untuk mengoreksi model pemujaan patung seperti yang
dilakukan kaum Jahiliyah di ketika itu. Sebagian dari mereka bahkan dengan
suara lantang bisa menyuarakan bahwa patung dan gambar itu hanyalah berhala
imajinasi manusia, sebab jika mereka memang hidup dan ada kehidupan di
dalamnya, tentulah mereka akan menyelamatkan diri mereka sendiri ketika akan
dihancurkan, tapi nyatanya mereka bahkan tidak mampu berbuat apa-apa. Lantas perlindungan
macam apa yang bisa diharapkan dari sebuah patung atau gambar bisu nan tuli
seperti itu.”inilah kenyataannya bahwa patung dan gambar hanyalah benda mati
yang tidak bisa apa-apa, maka tinggalkanlah cara ini dan berserah dirilah hanya
kepada Ia yang bisa mendengar dan melakukan sesuatu yang nyata sebagaimana
riwayat yang telah dicobakan Nabi untuk membuktikan hal ini, bahwa Allah mampu
menyatukan dan menghidupkan kembali burung yang telah mati.”
Pernyataan demikian memang sepintas
sangat masuk akal dan bisa diterima logika, tetapi bagaimana mereka menjelaskan
tentang fenomena keberadaan Tuhan dalam pencitraan beliau di media patung atau
gambar setelah mendapati sesuatu yang kita sebut sebagai suatu miracle?. Peristiwa
keluarnya air mata dari patung bunda maria di kota Ho Chiminh, Vietnam, di
dalam sebuah gereja Katolik pada tanggal 31 Oktober 2005 lalu telah menyedot
perhatian ribuan orang yang ingin menyaksikan keajaiban ini.bahkan ilmuwan yang
tertarik terhadap fenomena supernatural ini telah melakukan penelitian. Sebuah
penelitian yang terkenal baru-baru ini adalah penelitian terhadap patung Yesus
di Kota Cochabumba, Bolivia. Ahli ilmu jiwa dan saraf, yakni Profesor Ricardo
Castanon mengadakan penelitian terhadap fenomena ini. Ricardo pernah
menghabiskan selama bertahun-tahun waktunya melakukan penelitian dan survei
terhadap saksi mata yang pernah melihat patung suci meneteskan air mata di
berbagai daerah di dunia. Juga pernah meneliti patung Bunda Maria di Jepang
yang meneteskan air mata dan darah. Dan ia sendiri juga pernah menyaksikan
patung suci di Cochabumba meneteskan air mata sekaligus melakukan tes
laboratorium. Ia mengambil sampel darah yang mengalir dari mata patung
tersebut. Lalu dibawa ke laboratorium genetika di AS, dan hasil tes biologi
molekul membutikan komposisi dalam darah adalah DNA yang sangat mirip denga DNA
manusia. Sampel lainnya dibawa ke laboratorium nasional Australia dan terbukti
ditemukan hasil yang sama.Bahkan ia juga mengadakan scan sesar terhadap patung
ini, ia menscan setiap bagian. Dan hasilnya ditemukan, patung itu tertutup
rapat, tidak ada udara apa pun dan berhubungan dengan luar, selain itu juga
tidak ditemukan adanya cairan apa pun di dalamnya. Di samping itu, sebuah
patung Bunda Maria di Tokyo juga ditemukan meneteskan air mata. Melalui
pengujian kimia didapati, cairan itu adalah komposisi air mata yang hampir
mirip dengan manusia. Para ilmuwan tidak habis mengerti bagaimana terjadinya
air mata ini dan mengapa terjadi.
Phenomena
yang sama dalam beberapa decade tahun ke belakang ini juga sering terjadi di
kalangan para bhakta yang memuja Bhagavan Sri Sathya Sai Baba (seorang tokoh
dan guru spiritual suci dari India) yang memiliki pengaruh hampir di seluruh
belahan dunia. Di beberapa tempat pemujaan beliau (Center atau Sai Mandir)
sering diberitakan bahwa berbagai keanehan muncul pada saat perayaan hari-hari
suci keagamaan. Beberapa umat Budha yang mengimani beliau pernah menceritakan
bahwa patung suci Dewi Kwan Im tiba-tiba mengeluarkan Vibhuti atau abu suci
berbarengan dengan keluarnya Vibhuti yang sama dalam photo/ gambar Sai Baba
yang dipujanya. Seorang pemuja Sri Krishna bahkan mendapati bentukan cakra dengan
kumkum berwarna warni dalam altarnya pada saat perayaan Krishna Janmastami. Fenomena
atau keajaiban Vibhuti yang paling banyak terjadi adalah di sai mandir monang
maning, dimana semua patung dan gambar yang ada di altar itu mengeluarkan
Vibhuti atau kumkum dengan aroma yang sangat khas. Bentuk vibhuti yang muncul
di setiap gambar itupun berbeda-beda. Ada yang berbentuk Omkara, Trisula, atau
ular kobra yang biasa melilit di leher dewa Shiva. Peristiwa ini juga telah
banyak diteliti oleh para ilmuan dari luar yang berusaha memecahkan masalah
yang tidak masuk akal itu, tetapi mereka hanya bisa mengurut dada ketika ilmu
pengetahuan yang mereka miliki tak mampu menjawab persoalan dimaksud. Inilah
yang akhirnya disebut sebagai mujizat/ keajaiban yang dipertontonkan kepada
manusia untuk meyakini bahwa patung atau gambar bukanlah barang mati. Bahwa Tuhan
hadir dalam semua ciptaan beliau, dalam kelima unsure panca maha bhuta yang
berusaha dibentukkan menyerupai citra beliau dan dipakai sebagai media untuk berkosentrasi
memikirkan beliau yang acintya.
Banyak
orang mengklaim bahwa hal ini adalah perbuatan syetan karena Tuhan tidak
mungkin akan memberikan dan mengikat manusia dengan hal-hal material duniawi
yang sifatnya temporer. Tapi apalah yang manusia ketahui tentang kesunyataan
sejatinya sebab parameter penilaian manusia sangat terbatas dengan alat yang
dipakainya untuk menilai yakni pengetahuan dan wawasan yang hanya terpaku pada
satu rentangan waktu yang juga sangat terbatas yakni masa dikehidupan ini saja
dan itupun hanya dalam kurun waktu yang bisa diperkirakan kemampuan otaknya.lagipula sungguh tidak masuk akal jika syetan bisa berbuat seenak hatinya dalam kawasan dimana nama-nama suci beliau dikumandangkan, syetan mana yang paling betah mendengar pengucapan mantram-mantram suci dan mempunyai kekuatan untuk menatap kecemerlangan wujud Tuhan yang dipuja di altar. sungguh sebuah penilaian ngawur yang tak bisa dipertanggung jawabkan hanya karena didasarkan pada dogma sempit agama tanpa mau menjunjung keuniversalan unity in diversity.
Bhagavan
Sri Sathya Sai Baba menyatakan bahwa segala hal yang manusia sebut sebagai
Miracle hanyalah secuil dari kemaha kuasaan beliau yang tiada batas, Beliau
adalah Shiva Shakti yang telah muncul untuk membimbing manusia kembali ke jalan
yang benar, sebab banyak manusia yang telah saling membenci atas dasar
keyakinan yang berbeda lalu melupakan esensi sebenarnya dari semua kitab suci
agama. Miracle hanyalah sebuah kartu nama atau hadiah yang dipergunakan untuk
menarik perhatian masyarakat manusia yang saat ini sangat diperbudak material
agar mau mendekat dan mendengarkan ajaran beliau. Analoginya untuk dapat
mengeluarkan duri yang menancap di tangan maka manusia harus mempergunakan duri
atau benda tajam lainnya untuk mengeluarkan. Jika duri itu sudah keluar maka
duri yang dipakai itupun pada akhirnya harus ditinggalkan. Maka demikian
pulalah aneka miracle atau mujizat yang diberikan Bhagavan Sri Sathya Sai Baba
kepada para bhakta-Nya adalah sarana untuk menguatkan keimanan umat-Nya akan
keberadaan dan kehendak Tuhan yang sempurna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar