Kode Iklan anda yang ingin ada di sebelah kiri disini
Kode Iklan anda yang ingin ada di sebelah kanan disini
(Saat ini kita hidup dalam zaman
yang dikenal sebagai zaman Kali Yuga. Zaman ini ditandai oleh kerusuhan
yang hebat serta kemerosotan moral). Meskipun demikian, bila dibandingkan
dengan zaman-zaman sebelumnya, zaman Kali Yuga ini menyodorkan lebih banyak
jalan spiritual untuk mencapai wiweka. Jika yang diperlukan adalah
pendidikan, pada masa ini tersedia berbagai macam sekolah dan yayasan
pendidikan untuk mempelajari apa pun juga. Jika kekayaan yang diinginkan,
sekarang terdapat bermacam-macam jalan untuk memperolehnya secara terhormat.
Meskipun demikian, kebahagiaan dan kedamaian tidak bertambah; sebaliknya, bila
dibandingkan dengan zaman-zaman sebelumnya, masa ini bahkan terdapat lebih
banyak penderitaan lahir batin.
Apakah
penyebab semua ini? Sebabnya terletak pada tingkah laku manusia, cara hidup
manusia masa kini...Kehidupan sebagai manusia adalah tahap yang tertinggi dalam
evolusi dunia. Meskipun begitu, tanpa usaha spiritual yang murni dan suci,
hidup ini tidak ada artinya. Karakter sangat penting dalam usaha spiritual
semacam ini. Karakter membuat hidup kita abadi; karakter hidup terus mengatasi
kematian. Ada yang mengatakan, "Pengetahuan adalah kekuatan." Ini
tidak benar. Karakter adalah kekuatan. Bahkan karakter yang baik merupakan
prasyarat untuk memperoleh pengetahuan. Karena itu, engkau harus
sungguh-sungguh menginginkan dan berusaha membuat karaktermu tidak tercela,
bebas dari segala noda kejahatan.
Budha,
Yesus Kristus, Sankaracharya, dan Vivekananda, semuanya selalu dikenang dan
dikagumi. Orang-orang suci dan bakta Tuhan yang agung ini dihormati hingga
sekarang. Kualitas apakah yang membuat mereka dikenang sepanjang masa?
Kukatakan, itu adalah karena karakter mereka.
Tanpa
karakter yang baik, kekayaan, pendidikan, dan status sosial, semua tidak
berguna. Karakter adalah keharuman bunga yang memberi nilai dan hakikat.
Seorang penyair atau pelukis, seniman atau ilmuwan, mungkin terkemuka dalam
bidangnya masing-masing. Meskipun demikian, tanpa karakter ia tidak akan
dihargai sebagai tokoh yang besar.
Mungkin
engkau bertanya, apakah semua orang yang kini dianggap besar dan dihormati
masyarakat benar-benar mempunyai watak yang luhur? Tetapi sekarang Aku
berbicara tentang suatu masyarakat dan jenis karakter yang mengikuti
nilai-nilai yang tidak berubah dan ini berlaku sepanjang waktu di segala
tempat. Biasanya sifat-sifat yang dikagumi dunia berubah dari hari ke hari.
Ragam watak berubah-ubah seiring dengan tingkah masyarakat. Tetapi watak yang
tidak tercela mempunyai sifat utama yang abadi, tidak terpengaruh oleh
perubahan masyarakat. Dalam pengertian itu, karakter yang baik bersifat
langgeng karena berhubungan dengan sesuatu yang abadi, yaitu atma atau
"diri yang sejati".
Sifat utama dalam karakter yang
ideal adalah: kasih, kesabaran, kemampuan untuk menahan diri, ketabahan,
kesetiaan, dan kedermawanan. Inilah sifat-sifat paling luhur yang harus kita
jungjung tinggi.
Ratusan
hal-hal kecil yang kita lakukan setiap hari akhirnya menetap menjadi kebiasaan;
kebiasaan ini memberi bentuk pada kecerdasan dan mempengaruhi pandangan serta
cara hidup kita. Semua hal yang kita jalin dalam rekaan angan-angan, semua yang
kita cari dalam idaman dan kita rindukan dalam cita-cita, meninggalkan jejak
yang tidak terhapus dalam pikiran serta perasaan. Hal ini menyimpangkan dan
memutarbalikkan pengertian serta gambaran yang kita bentuk mengenai dunia di
sekeliling kita, dan kita lalu terikat pada pengertian serta gambaran ini.
Keadaan
seseorang sekarang diakibatkan oleh masa lalunya dan oleh kebiasaan-kebiasaan
yang selama itu terbentuk. Apa pun juga sifat karakter seseorang, hal itu pasti
dapat diubah dengan mengubah proses berpikir dan berangan-angan yang selama ini
merupakan kebiasaannya.
Tidak
ada orang jahat yang tidak dapat diperbaiki. Angulimala, bandit pembunuh,
berubah menjadi orang yang baik budi karena pengaruh Buddha. Rathnakara,
seorang pencuri, menjadi Resi Walmiki yang bijak waskita. Kebiasaan dapat
diubah dan karakter dapat diperhalus dengan usaha yang sungguh-sungguh. Di
dalam diri manusia selalu ada kemampuan untuk menentang
kecenderungan-kecenderungan yang buruk dan mengubah kebiasaan yang tidak baik.
Dengan melakukan pengabdian tanpa pamrih, dengan penyangkalan diri, dengan
bhakti, doa, dan renungan, kita dapat membuang kebiasaan-kebiasaan lama yang
mengikat manusia pada dunia. Kita dapat membentuk kebiasaan baru yang membawa
kita sepanjang jalan Ilahi.
Tujuan semua kepustakaan spiritual:
puisi, epik, buku, dan majalah adalah untuk membahas sifat karakter,
mengungkapkan ciri-ciri serta keistimewaannya dan memberi penjelasan tentang
proses perbaikannya. Inilah tujuan Sanathana Sarathi; majalah ini tidak
dimaksudkan untuk memamerkan kesarjanaan atau mencari nama dan kemasyhuran.
Meskipun
demikian, camkanlah, bahwa sekedar membaca buku atau majalah spiritual saja
tidak akan memberimu wiweka. Kebenaran yang kau baca atau kau dengar
harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa praktek, membaca buku
hanyalah membuang-buang waktu. Bila kita membaca sesuatu hanya untuk melewatkan
waktu, maka hal yang kita baca akan lewat bersama waktu dan kita tidak akan
mendapat manfaat apa pun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar