Kode Iklan anda yang ingin ada di sebelah kiri disini
Kode Iklan anda yang ingin ada di sebelah kanan disini
Sejak dahulu selalu
ada guru-guru agung yang membimbing manusia untuk mencapai tingkat spiritual
yang tertinggi dengan mewujudkan sepenuhnya kekuatan fisik, mental, serta
kecerdasannya. Sekarang dan kelak pun akan selalu ada guru-guru agung semacam
itu. Mereka mengungkapkan dan mengajarkan cara-cara pemusatan usaha serta
pikiran yang diperlukan untuk mencapai tujuan spiritual. Pikiran manusia
menyukai obyek-obyek dunia lahiriah dan senang mengamati serta mengkritik dunia
luar tanpa tujuan. Jadi, bagaimana pikiran semacam itu dapat dilatih agar
mantap dan terpusat?
Setiap orang harus
bertanya pada dirinya sendiri, tokoh-tokoh yang suci bijaksana itu adalah
manusia juga seperti kita. Mereka juga mempunyai tubuh manusia. Bila mereka
dapat mencapai kesempurnaan, kita pun juga dapat, bila kita ikuti jejak mereka.
Faedah apa yang akan kita peroleh bila kita habiskan waktu untuk mencari cacat cela
dan kelemahan orang lain? Karena itu, langkah
pertama pada jalan spiritual adalah upaya untuk mencari cacat cela serta
kelemahan itu sendiri. Berjuanglah untuk memperbaiki hal itu dan berusahalah
menjadi sempurna.
Manusia bekerja keras
tiada hentinya setiap hari dengan tujuan agar kelak ia dapat hidup senang di
hari tua. Tetapi, setiap hari senja pun tiba. Bila hari itu dilewatkan dalam
perbuatan-perbuatan yang baik, maka malam harinya kita diberkati dengan tidur
nyenyak yang menguatkan dan menyegarkan badan. Tidur semacam itu sama seperti
keadaan semadhi.
Manusia hanya
mempunyai masa hidup yang singkat di dunia ini. Tetapi dengan menggunakan waktu
secara saksama dan bijaksana, dalam masa hidupnya yang singkat ini, ia dapat
mencapai kebahagiaan Ilahi. Dua saudara kandung mungkin tampak serupa, tumbuh
dan dibesarkan dalam kondisi yang sama. Tetapi yang satu menjadi sebaik
malaikat sedangkan lainnya tetap memiliki sifat-sifat binatang. Mengapa
perkembangan mereka berbeda? sebabnya adalah kebiasaan mereka yang berlainan.
Dari kebiasaan itu terbentuklah tingkah laku dan tingkah laku itu kemudian
menetap menjadi karakter. Manusia dikuasai oleh karakternya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar