Kode Iklan anda yang ingin ada di sebelah kiri disini
Kode Iklan anda yang ingin ada di sebelah kanan disini
Setiap
agama memiliki sejarah. Karena agama turun dari Tuhan melalui kitab suci, maka
setiap agama bukanlah khayalan dan memiliki bukti-bukti pewahyuannya.
Tempat-tempat dimana wahyu Tuhan turun dan dimana orang-orang suci pengemban
misi agama itu lahir dikenal sebagai tanah suci. Tanah suci atau tempat suci
disebut bukan karena dianggap suci oleh pemeluk agama tertentu, namun karena
tempat itu memiliki latar belakang kesucian dan keterkaitan dengan turunnya
ajaran Tuhan dan orang-orang suci yang membawa ajaran itu sehingga
tempat-tempat suci atau tanah suci itu tidak hanya suci bagi pemeluk ajaran
tertentu namun juga bagi seluruh umat manusia.
Umat Islam memuji tanah suci Mekkah, umat Kristiani memuji tanah suci Yerussalem, dan umat Buddha mengagungkan tanah suci Bodh-gaya. Ada banyak tempat suci di Bharata-varsa, India dan semua tempat suci itu adalah tanah suci umat Hindu karena tempat-tempat tersebut berhubungan langsung dengan kegiatan Tuhan dan para orang suci (rsi, acarya). Diantara tempat suci atau tanah suci umat Hindu tersebebut adalah Ayodhya, Kuruksetra, Mathura dan Vridavana, Navadvipa, Ramasetu, Dvaraka, Kasi (Varanasi), Hastinapura dan Indraprastha.
Umat Islam memuji tanah suci Mekkah, umat Kristiani memuji tanah suci Yerussalem, dan umat Buddha mengagungkan tanah suci Bodh-gaya. Ada banyak tempat suci di Bharata-varsa, India dan semua tempat suci itu adalah tanah suci umat Hindu karena tempat-tempat tersebut berhubungan langsung dengan kegiatan Tuhan dan para orang suci (rsi, acarya). Diantara tempat suci atau tanah suci umat Hindu tersebebut adalah Ayodhya, Kuruksetra, Mathura dan Vridavana, Navadvipa, Ramasetu, Dvaraka, Kasi (Varanasi), Hastinapura dan Indraprastha.
1.
RAMASETU
Jika ketujuh keajaiban dunia adalah tujuh bangunan mahakarya manusia, Ramasetu adalah keajaiban dunia ke delapan. Ramasetu berarti “jembatan Rama” menghubungkan selatan India dan Sri Lanka, bisa dicapai dalam 41 jam perjalanan darat dari New Delhi. Namun jalan termudah adalah dengan naik pesawat jurusan Tiruchirapalli, Tamil Nadu, lalu menyewa travel selama 6 jam perjalanan ke selatan. Ujung jembatan ini ada di sebuah semenanjung yang dikenal dengan Kanyakumari, atau Cape Comorin. Di tepi semenanjung ini berdiri sebuah mandir besar bernama Ramesvaram, yang merupakan salah satu dari dua belas Jyotirlingga Mandir untuk Dewa Siva yang paling utama di daratan India.
Jembatan Ramasetu ini berusia sekitar 2 juta tahun, dan dibangun tidak hanya oleh manusia, namun oleh pasukan kera. Ketika Sri Rama, avatara Tuhan yang berperan sebagai seorang raja yang ideal, berniat menyelamatkan istri-Nya, Sita, beliau meminta bantuan pasukan kera dari kerajaan Kiskinda. Pasukan kera ini di pimpin oleh Nala dan Anila, yang mendapat berkat dari Dewa Varuna bahwa apapun yang mereka lemparkan ke laut akan mengapung.
Ketika jembatan mulai dibangun, Hanomanji, seorang penyembah Tuhan yang agung, menuliskan kata “Rama” pada masing2 bongkahan batu dan kayu yang dilemparkan ke laut. Dewa Varuna menopang jembatan ini hingga betahun-tahun. Ketika Arjuna, Pandawa ketiga yang hidup satu setengah juta tahun setalahnya melakukan perjalanan dalam rangka menaklukan kerajaan-kerajaan kecil di India, beliau masih bisa melewati Ramasetu dan bersujud di tempat itu.
Mungkin kita tidak asing dengan istilah manusia purba. Dalam Kitab Suci Veda Ramayana dijelaskan, pasukan kera yang menjadi pelayan Sri Rama berjalan tegak dengan 2 kaki. Dalam Veda, hubungan antara para kera dan manusia memang ada, namun berasal dari jenis yang berbeda. Keberadaan fosil2 manusia-kera Homo Habilis (yang juga ditemukan bersama2 dengan alat2 primitif jaman batu) yang diperkirakan muncul sekitar 2.2 juta tahun yang lalu (ini sesuai dengan perkiraan usia jembatan Ramasetu). Indikasi keberadaan manusia sebelum 2.2 juta tahun yang lalu sudah diteliti oleh Michael Cremo dan ternyata melalui riset literatur di perpustakaan dia mendapatkan banyak bukti bahwa manusia sudah ada jutaan tahun yang lalu. Menurut kosmologi India Kuno cerita Ramayana ini terjadi pada masa Treta Yuga. Kita sekarang berada di awal Kali Yuga dan urutan masa2 Yuga adalah mulai dari Satya-Yuga, Treta-Yuga, Dvapara-Yuga, dan Kali-Yuga. Sehingga kalau dihitung secara matematis maka era Treta Yuga itu terjadi sekitar: (Treta-Yuga=1,296,000)+(Dwapara-Yuga=864,000)=2,160,000 tahun yang lalu. Angka 2,16 juta tahun yang lalu ini sangat mirip dengan angka pemunculan Homo Habilis sekitar 2,2 juta tahun yang lalu. Ini sungguh suatu kebetulan yang menarik. Sebenarnya memang ada kemungkinan sebuah legenda itu bukan murni cerita dongeng belaka dan ini pernah dibuktikan dengan ditemukannya kota Troya yang sebelumnya hanya dianggap kota dongeng belaka. Jadi teori evolusi Darwin yang menyatakan bahwa manusia berasal dari kera akan hangus ketika seseorang membaca kisah dalam Kiskinda Kanda Ramayana, karena disana disebutkan, bahwa manusia kera sangat berbeda dengan manusia sejak jaman Ramayana yang terjadi pada Era Pleistosen.
Jika ketujuh keajaiban dunia adalah tujuh bangunan mahakarya manusia, Ramasetu adalah keajaiban dunia ke delapan. Ramasetu berarti “jembatan Rama” menghubungkan selatan India dan Sri Lanka, bisa dicapai dalam 41 jam perjalanan darat dari New Delhi. Namun jalan termudah adalah dengan naik pesawat jurusan Tiruchirapalli, Tamil Nadu, lalu menyewa travel selama 6 jam perjalanan ke selatan. Ujung jembatan ini ada di sebuah semenanjung yang dikenal dengan Kanyakumari, atau Cape Comorin. Di tepi semenanjung ini berdiri sebuah mandir besar bernama Ramesvaram, yang merupakan salah satu dari dua belas Jyotirlingga Mandir untuk Dewa Siva yang paling utama di daratan India.
Jembatan Ramasetu ini berusia sekitar 2 juta tahun, dan dibangun tidak hanya oleh manusia, namun oleh pasukan kera. Ketika Sri Rama, avatara Tuhan yang berperan sebagai seorang raja yang ideal, berniat menyelamatkan istri-Nya, Sita, beliau meminta bantuan pasukan kera dari kerajaan Kiskinda. Pasukan kera ini di pimpin oleh Nala dan Anila, yang mendapat berkat dari Dewa Varuna bahwa apapun yang mereka lemparkan ke laut akan mengapung.
Ketika jembatan mulai dibangun, Hanomanji, seorang penyembah Tuhan yang agung, menuliskan kata “Rama” pada masing2 bongkahan batu dan kayu yang dilemparkan ke laut. Dewa Varuna menopang jembatan ini hingga betahun-tahun. Ketika Arjuna, Pandawa ketiga yang hidup satu setengah juta tahun setalahnya melakukan perjalanan dalam rangka menaklukan kerajaan-kerajaan kecil di India, beliau masih bisa melewati Ramasetu dan bersujud di tempat itu.
Mungkin kita tidak asing dengan istilah manusia purba. Dalam Kitab Suci Veda Ramayana dijelaskan, pasukan kera yang menjadi pelayan Sri Rama berjalan tegak dengan 2 kaki. Dalam Veda, hubungan antara para kera dan manusia memang ada, namun berasal dari jenis yang berbeda. Keberadaan fosil2 manusia-kera Homo Habilis (yang juga ditemukan bersama2 dengan alat2 primitif jaman batu) yang diperkirakan muncul sekitar 2.2 juta tahun yang lalu (ini sesuai dengan perkiraan usia jembatan Ramasetu). Indikasi keberadaan manusia sebelum 2.2 juta tahun yang lalu sudah diteliti oleh Michael Cremo dan ternyata melalui riset literatur di perpustakaan dia mendapatkan banyak bukti bahwa manusia sudah ada jutaan tahun yang lalu. Menurut kosmologi India Kuno cerita Ramayana ini terjadi pada masa Treta Yuga. Kita sekarang berada di awal Kali Yuga dan urutan masa2 Yuga adalah mulai dari Satya-Yuga, Treta-Yuga, Dvapara-Yuga, dan Kali-Yuga. Sehingga kalau dihitung secara matematis maka era Treta Yuga itu terjadi sekitar: (Treta-Yuga=1,296,000)+(Dwapara-Yuga=864,000)=2,160,000 tahun yang lalu. Angka 2,16 juta tahun yang lalu ini sangat mirip dengan angka pemunculan Homo Habilis sekitar 2,2 juta tahun yang lalu. Ini sungguh suatu kebetulan yang menarik. Sebenarnya memang ada kemungkinan sebuah legenda itu bukan murni cerita dongeng belaka dan ini pernah dibuktikan dengan ditemukannya kota Troya yang sebelumnya hanya dianggap kota dongeng belaka. Jadi teori evolusi Darwin yang menyatakan bahwa manusia berasal dari kera akan hangus ketika seseorang membaca kisah dalam Kiskinda Kanda Ramayana, karena disana disebutkan, bahwa manusia kera sangat berbeda dengan manusia sejak jaman Ramayana yang terjadi pada Era Pleistosen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar