Kode Iklan anda yang ingin ada di sebelah kiri disini
Kode Iklan anda yang ingin ada di sebelah kanan disini
Kebenaran adalah Tuhan, dan Tuhan adalah Kebenaran.
Untuk dapat mencapai tingkat pemahaman ini, kita memerlukan hidup yang bersusila sebagai landasan, yaitu hidup yang
didasarkan pada pemilah-milahan antara hal-hal yang benar dan yang tidak benar,
yang sementara dan yang kekal. Bila orang mengambil mutiara dari dalam tiram,
biji mutiara itu disimpan sedangkan kulit kerangnya dibuang. Demikian pula kita harus menerima hakikat kebenaran dan menolak hal-hal yang tidak penting.
Selain itu, diperlukan baik daya upaya manusiawi maupun rahmat Tuhan.
Berusahalah agar selalu ingat bahwa badan dan diri yang sejati itu berbeda.
Merenungkan hal ini merupakan latihan rohani yang sangat bermanfaat. Wiweka atau pemilah-milahan
semacam ini diperlukan dalam semua aspek kehidupan, baik kehidupan duniawi
maupun rohani. Hal ini sangat dibutuhkan untuk menyadari kebenaran, yakni
kebenaran yang bertahan dalam penciptaan, kehidupan, dan pemusnahan, kebenaran
yang merupakan Tuhan Sendiri.
Untuk mengabdi Tuhan Yang
Mahatinggi, kita harus memulainya dengan mengikuti diet makanan yang murni. Mengenai makanan
ini, penekanannya harus pada kwalitasnya, walau tentu saja kuantitas tidak
dapat diabaikan pula. Mengapa makanan diperlukan? Karena kita memerlukan
tenaga untuk melakukan pengabdian sosial. Agar pengabdian yang kita persembahkan
pada Tuhan dapat menghasilkan buah, diperlukan makanan, dan makanan itu harus
murni. kita harus berhati-hati agar hanya makan makanan yang murni.karena akan sangat berpengaruh pada kwalitas pikiran dan niat hati dalam melakukan pengabdian kepada Tuhan. sebab output bisa dinilai dari inputnya.
Demikian pula kita harus
selalu memperhatikan kebiasaan dan perangai karakter kita. Kemudian keterikatan
pada badan akan lenyap dan kebahagiaan Tuhan dapat diraih dengan mudah.
Manusia harus mempraktekkan
berbagai kewajiban yang telah diuraikan dalam kitab-kitab suci agama sebelum ia
dapat benar-benar mencapai kesadaran diri yang sejati. Hanya dengan menempuh
hidup spiritual ini orang dapat menjadi murni, dan hanya sifat murni inilah
yang memungkinkan manusia menyadari diri yang agung. Tanpa melakukan
kewajiban-kewajiban spiritual ini, tidak ada gunanya menangis sedih karena kita belum mengenal Tuhan.
Bila orang belum menghayati
kemurnian kehidupan spiritual, ia tidak akan dapat memahami dan menghargai
nilainya. Mungkin engkau beranggapan bahwa orang hanya dapat melakukan usaha
spiritual setelah memahami nilainya, tetapi ini sama saja dengan mengatakan
bahwa orang hanya boleh menceburkan diri ke dalam air setelah ia belajar
berenang. Orang hanya akan dapat belajar berenang bila ia mencebur ke dalam air
dengan mengenakan pelampung. Demikian pula, kenakanlah pelampung pada pikiranmu
dan masuklah ke dalam sadhana
spiritual tanpa rasa takut. Kemudian kita akan memahami nilai usaha
spiritual. Sifat dan keadaan jalan spiritual hanya diketahui oleh mereka yang
telah menempuhnya. Mereka mengerti bahwa jalan kebenaran dan wiweka akan membawa
sadhaka
menuju Tuhan. Orang yang belum pernah menempuh jalan ini dan mereka yang bahkan
tidak menyadari adanya jalan spiritual semacam itu, tidak akan dapat
menjelaskannya bagi diri mereka sendiri atau bagi orang lain.
Hanya Tuhanlah yang nyata.
Tuhan adalah kebenaran. Tuhan adalah kasih. Bermeditasilah kepada-Nya sebagai
kebenaran, sebagai kasih. Tuhan dapat disadari dalam wujud apa pun yang kita
renungkan. Bergaullah selalu dengan umat-Nya. Pergaulan yang baik dan suci ini
akan menanamkan dan mengembangkan wiweka
serta penyangkalan diri. Hal ini akan menguatkan semangat kita dan mendatangkan
kedamaian batin. Pikiran serta perasaan akan manunggal dengan Tuhan.
Dalam segala hal yang kita
lakukan, gunakanlah seluruh kekuatan serta bakat yang telah dianugerahkan
kepada kita. Berbicara dan bertindaklah dengan jujur. Mungkin mula-mula kita
gagal. Mungkin kita akan menghadapi kesulitan. Mungkin kita menderita. Tetapi
akhirnya pastilah kita berhasil dan mencapai kejayaan serta kebahagiaan. Ada
pepatah yang mengatakan, "Kebenaran selalu menang" (satyameva jayathi, nanritham).
Pernyataan ini benar sekali. Dengan tingkah laku kita, dengan jalan hidup kita yang murni, kita dapat menyadari kesunyataan, dan dapat menyadari Tuhan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar