Kode Iklan anda yang ingin ada di sebelah kiri disini
Kode Iklan anda yang ingin ada di sebelah kanan disini
“ Sesungguhnya menjelang terjadinya
kiamat, ada fitnah-fitnah seperti sepotong malam yang gelap gulita, pada pagi
hari seseorang dalam keadaan beriman, tetapi pada sore hari ia menjadi kafir.
Sebaliknya, pada sore hari seseorang dalam keadaan beriman, namun pada pagi
hari ia sudah dalam keadaan kafir. Orang yang duduk pada masa itu lebih baik
daripada berdiri, orang yang berdiri lebih baik daripada yang berjalan, dan
yang berjalan lebih baik daripada yang berjalan cepat. Maka, patahkan busur
kalian, putus-putuslah tali kalian dan pukullah pedang kalian dengan batu.
Jika salah seorang dari kalian kedatangan fitnah-fitnah ini, hendaklah ia
bersikap seperti anak terbaik diantara dua anak Adam (yakni bersikap seperti
Habil, jangan seperti Qabil-Pent).
Dalam sebuah hadits, Rasullulah juga
menyebutkan “ Ketahuilah, sesungguhnya fitnah itu dari sini, fitnah itu dari
sini, dari arah terbitnya tanduk setan”
Ini merupakan peringatan penting
bagi setiap muslim, bahwa banyaknya fitnah yang menyebabkan seseorang murtad
merupakan tanda dekatnya akhir jaman. Namun diantara berbagai fitnah yang
dinubuatkan oleh beliau, tidak ada satupun fitnah yang lebih berbahaya, lebih
dahsyat, dan lebih keras efek yang ditimbulkannya melepihi fitnah Dajjal.
Sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah “…Wahai sekalian manusia!
Sesungguhnya tidak ada fitnah dimuka bhumi ini semenjak Allah menciptakan
keturunan Adam-yang lebih besar dari fitnah Dajjal. Sesungguhnya Allah tidak
mengutus seorang Nabi, melainkan telah memperingatkan kaumnya tentang fitnah
Dajjal.(Al-Fath Juz XIII.)
Berbagai tafsiran yang muncul dari
orang-orang yang merasa sebagai ahli agama seringkali menumbuhkan ketakutan
yang berlebihan pada umatnya sendiri sehingga berbagai fenomena alam yang
terjadi selalu dikaitkan dan dihubungkan dengan semakin dekatnya akhir zaman
seperti yang dijanjikan Rasulullah. Peristiwa gempa dengan dibarengi Tsunami
yang menelan korban ratusan jiwa, banjir bandang, tanah longsor, fenomena nabi
palsu, perang, dan yang lainnya terus dihubung-hubungkan oleh penulis buku
agama yang merasa diri paling tahu rencana Tuhan walaupun sebagian dari penulis
itu kemudian merevisi kembali berbagai statement dan klaim yang pernah mereka
lontarkan karena tidak ada kesesuaian dengan realita dan bahkan tidak pernah
terbukti kebenarannya.namun bagi seorang muslim,memahami dengan baik nash-nash
yang terkait dengan berita akhir zaman adalah merupakan sebuah kewajiban karena
kesalahan dalam memahami nash dimaksud akan sangat berakibat pada sikap dan
tindakan yang keliru dalam melakukan amal ataupun dalam menentukan prioritas
amalan.misalnya hadits tentang pastinya kejadian perang antara umat islam
dengan orang-orang Yahudi di akhir zaman.
Makaadalah sangat keliru mereka
yang membolehkan damai dengan Yahudi. Bagaimana hal itu dibolehkan sedangkan
Rasulullah menyatakan bahwa kiamat tidak akan berdiri hingga umat islam
memerangi mereka, bahkan jika orang-orang Yahudi itu berlindung di balik
batu dan pepohonan, maka keduanya akan memberitahukan tempat persembunyian
mereka. Dengan demikian, tabi’at umat islam adalah memerangi orang-orang
Yahudi, Memusuhi mereka, dan tidak boleh ada kata damai dengan mereka. (Dajjal
sudah muncul dari Khurasan Bab 01.hal 27). Bagi penganut agama cinta kasih
dan kedamaian, hadits ini pasti dirasakan sebagai kesesatan atau paling tidak
kesalahan tafsir yang cukup serius karena telah menganjurkan umatnya untuk
melakukan tindakan kekerasan dan penghakiman kepada bangsa Yahudi atau umat
agama lain yang mereka label sebagai Kafir hanya karena tidak memakai nama
Allah sebagai Tuhan dalam keyakinan mereka. Keimanan seseorang hanya dipandang
dari segi keseragaman penampilan luar tanpa mau mengerti bahwasannya kedalaman
iman dan spiritual seseorang hanya Tuhan sendiri yang tahu. Nama Islam sendiri
artinya Damai sehingga sungguh tak pantas jika isi hadits demikian justru
dipelihara dimuka bhumi ini. Beberapa nama lain dari Allah yang dikenal umat
islam adalah Al-Rahman, Al Rahim, dan Al Alim yang artinya Allah itu maha pengasih
dan penyayang juga maha adil. Lalu pantaskah jika kesucian nama beliau akhirnya
dikotori oleh penafsiran hadits yang justru memutar balikkan makna dari
kesucian nama itu. Bagaimanapun bejat dan nakalnya seorang anak, tetapi sang
ayah tidak akan pernah membencinya sedemikian rupa sampai harus mengancam untuk
membunuhnya. Sang ayah selalu diliputi oleh sifat pemaaf, dan sikap yang penuh
welas asih untuk menyadarkan anaknya jika memang keliru. Jika ayah di dunia
saja bisa memiliki sifat yang sedemikian mulia, tidakkah Tuhan kita juga akan
lebih memiliki perasaan demikian yang jauh lebih besar untuk dilimpahkan kepada
anak-anaknya. Betapa berani dan kurang ajarnya manusia yang telah membatasi
kemaha kuasaan Tuhan dalam hal ini.
Kembali kepada hadits-hadits lain
tentang fitnah akhir zaman, maka akan kita dapatkan bahwa Rasulullah terus
menerus mengulangi peringatan tersebut kepada umatnya. Hadits-hadits tersebut
mengisyaratkan bahwa masa depan kaum muslimin adalah berjihad fie sabilillah
dan keharusan kaum muslim untuk bergabung bersama kelompok itu untuk
menaklukkan dunia, hingga islam benar-benar merata dan dan kaum muslimin hidup
dalam kondisi aman dalam melaksanakan agama mereka.
Kalau pernyataan ini ditafsirkan apa
adanya tanpa mencari tahu Kenapa Rasulullah berkata demikian, dimana Ia
mengatakan hal itu, kepada siapa ia mengatakannya dan dalam kondisi bagaimana
umat ketika itu,maka bisa jadi umat muslim akan terbawa kepada kesesatan
selanjutnya. Walaupun saya bukan seorang muslim, tetapi saya membaca beberapa
riwayat tentang Beliau yang sangat jauh dari penafsiran seperti ini. Sebab
bagaimana mungkin orang yang dipilih Allah sebagai Rasul memiliki pikiran picik
seperti itu walau memang dalam riwayatnya, Beliau hanyalah seorang yang
buta huruf namun memiliki hati bersih yang menjadikannya pilihan bagi
Allah untuk mewahyukan kebenaran Tuhan dalam qur’an. Pastilah ada alasan dan
situasi khusus yang menjadikan nash seperti itu diucapkan. Misalnya, kenapa di
Indonesia sekarang harus ada hukum yang mengatur tentang kejahatan teroris
padahal dari dulu tidak ada ayat dalam UUD 45 yang membicarakan hal ini.
Jawabannya adalah karena di Negara Indonesia sekarang ada sebuah gerakan
teroris yang ingin memaksakan keinginannya guna menaklukkan dunia hingga islam
/ agama lain yang menganggap diri paling benar dan paling baik merata dan
diterima oleh semua umat manusia.(Saya berani mengatakan demikian berdasarkan
kenyataan bahwasannya sebagian besar pelaku teroris yang ada di dunia yang
berhasil ditangkap adalah berasal dari umat muslim. Tapi saya tidak akan
mengatakan bahwa Islam agama teroris, karena terrorist berbeda dengan Islam.
Hanya kebetulan saja semua pelaku itu mengimani keyakinan yang disebut Islam.)
salah tafsir akan isi kitab suci besar kemungkinan telah menjadi penyebab
tumbuh suburnya sikap fanatisme buta yang selalu mengagungkan keyakinan sendiri
lalu memandang rendah keyakinan lain yang juga berasal dari Tuhan yang sama.
Memang pro dan kontra dalam memahami
sesuatu adalah hal wajar dan alami bagi kehidupan di muka bhumi ini, karena
bukankah Tuhan telah menciptakan perbedaan ini sebagai dua buah pilar yang
saling menguatkan dan melengkapi. Ada terang ada gelap, ada hitam ada putih,
ada benar pasti ada yang salah, ada pria ada wanita, dan sebagainya. Jadi
amatlah picik jika kita sampai berfikir bahwa keseragaman itu selalu baik.
Bukankah pelangi tidak akan lagi memiliki keindahan jika hanya ditopang oleh
satu warna saja. Demikian halnya dengan kebun bunga yang tidak lagi kelihatan
indah jika hanya terdiri dari satu warna saja. Bandingkan jika di dunia ini
hanya ada satu keyakinan agama yang disebut muslim, apakah kita mengira bahwa
hidup akan menjadi lebih baik ?. Misalnya karena islam telah merata dan tidak
ada lagi agama lain maka tentu segala bunga, daun kelapa, ataupun
buah-buahan yang biasa dipakai melakukan ritual keagamaan khususnya oleh agama
Hindu dan Budha tidak bisa lagi memberikan manfaat sebagai sumber penghidupan
oleh umat islam yang tingkat kehidupannya menengah ke bawah karena biasanya
bunga, buah, dan daun yang mereka miliki masih bisa menjadi sumber penghasilan
saat dijual kepada umat Hindu. Namun jika Hindu, atau Budha yang telah di cap
sesat ini kemudian diusahakan untuk dimusnahkan dari muka bhumi oleh kaum
fanatisme buta, apakah bisa terjamin bahwa siklus kehidupan ini bisa berjalan
lebih baik. Apakah mereka sudah mempersiapkan diri untuk menampung tenaga kerja
yang banyak menganggur karena wisatawan tidak lagi mau ke bali karena Ikon
keindahan bali sudah ditelanjangi. Saya kira ini adalah sebuah mimpi di siang
bolong yang sangat sulit untuk digapai karena sekarang saja pertumbuhan umat
islam yang telah menjadi mayoritas ternyata belum bisa mencukupi kebutuhan
umatnya yang masih banyak hidup di kolong jembatan hingga seringkali
menjalani kehidupan yang bertentangan dari Akidah agama
kenyataan di media yang memaparkan
hal ini tidak bisa ditutupi dan dipungkiri bahwasannya penghuni sel penjara
masih lebih banyak didominasi oleh masyarakat dari kaum ini walaupun beberapa
juga datang dari latar belakang keyakinan lain). Tidakkah gambaran nyata
tentang pertentangan kaum Sunni dan Syi’ah di Irak ataupun Negara Islam lainnya
menyadarkan bahwa dalam kesamaanpun masih tetap akan ada perbedaan. Lalu kenapa
harus terus mempersoalkan perbedaan yang sesungguhnya bisa dipakai untuk
melengkapi keindahan ?. sebagaimana fitnah Dajjal yang kita bahas sekarang yang
juga tidak terlepas dari pro dan kontra masyarakat luas dan bahkan dari kaum
muslimin sendiri yang telah terbagi menjadi 3 kelompok yakni :
Kelompok pertama,
yakni kelompok yang beriman dan paling yakin dengan semua hal yang
dijanjikan Rasulullah tentang kiamat dimana kesemuanya itu akan didahului oleh
berbagai fitnah yang muncul. Namun keyakinan kelompok ini biasanya asal yakin
tanpa terlebih dulu melakukan penelusuran akan kebenaran tafsir yang sudah
terlanjur disuratkan
Kelompok kedua,
adalah mereka yang kurang perduli dengan nash-nash tentang peristiwa akhir
jaman dan tidak banyak mengkajinya sebab dianggap kurang realistis dan bukan
masanya.apalagi jika peristiwa akhir zaman ini dikaitkan dengan kemenangan umat
islam dibawah kepemimpinan Al-Mahdi yang menaklukkan seluruh dunia, mereka
menganggapnya hanya ilusi dan mimpi kosong. Diantara beberapa pendapat yang
bersesuaian dengan hal ini adalah apa yang dilakukan oleh Muhammad Fahim Abu
Ubayyah dalam tahqiqnya terhadap kitab “Al-Bidayah wan Nihaya fil fitan wal
Malahim” karya Ibnu Katsir. Dalam mengomentari hadits tentang Dajjal, Abu
Ubayyah cenderung menafikan keberadaannya dan menyebutkan bahwa Dajjal hanyalah
sebatas simbul dan lambang keburukan, bukan manusia anak Adam yang
sesungguhnya. Sikap serupa juga ditunjukkan oleh Hasan At-Turabi yang
mengatakan bahwa turunnya Nabi ‘Isa (Yesus) ke bhumi untuk memerangi Dajjal
merupakan hal musykil dan mustahil yang tak bisa diterima akal sehat. Senada
dengan itu, Syaikh Muhammad Abduh juga memberikan pendapat yang sama
bahwasannya Dajjal hanyalah merupakan symbol bagi khurafat, kedustaan dan
keburukan-keburukan yang akan sirna seiirng ditegakkannya syari’at
dihadapannya. Sementara itu, orang-orang liberal sekuler islam menganggap bahwa
membicarakan tentang munculnya Imam Mahdi dan Nabi Isa untuk membunuh Dajjal
hanyalah merupakan bagian dari kemalasan berfikir dan kejumudan umat
islam.mereka menganggap bahwa kedatangan Al-Mahdi hanyalah rekayasa kaum
minoritas fanatik yang tidak mampu bersosialisasi dengan kehidupan global.
Sedangkan berbicara tentang petaka akhir zaman yang akan mengembalikan kejayaan
Islam adalah upaya menghibur diri secara palsu dan merupakan pembodohan umat
secara terselubung.
Kelompok ketiga,
adalah mereka yang tidak percaya dengan datangnya kiamat akhir jaman.
Jika dalam satu keimanan saja sudah
muncul beragam pendapat yang tidak sejalan,lantas bagaimana seseorang tetap
bersikukuh bahwa klaim yang dilontarkannya adalah paling benar dan paling masuk
akal, padahal dalam kasus Dajjal inipun berbagai pendapat dari para ahli kitab
agama nyatanya masih menyisakan tafsiran-tafsiran yang tidak sama, baik itu
mengenai ciri-ciri fisiknya, lamanya ia berada di bhumi, dan juga tentang sepak
terjangnya. Berikut adalah uraian singkat terhadap hal dimaksud.
MAKNA DAJJAL
Dalam sejarahnya, penisbatan nama
Dajjal dipergunakan oleh Rasulullah untuk menamai para pendusta agama. Beliau
menjanjikan munculnya para Dajjal hingga berjumlah 30 pendusta. Dan yang
terakhir kali keluar adalah rajanya pendusta yakni Al masih Al Dajjal.
Dikatakan Dajjal karena ia menutup kebenaran dengan kebatilan, oleh karena ia
menutupi kekafirannya terhadap orang lain dengan kebohongan,kepalsuan,dan
penipuannya atas mereka. Namun ada juga yang mengartikan karena Dajjal telah
menutupi bhumi dengan banyaknya pengikutnya.
CIRI-CIRI PHISIK DAJJAL.
Menurut beberapa tafsir, Dajjal
adalah laki-laki keturunan Adam. Ia adalah seorang pemuda Yahudi berkulit
merah, bertubuh pendek, berambut keriting, dahinya lebar, pundaknya bidang,
matanya yang sebelah kanan buta,(namun dibeberapa riwayat muslim yang lain,
justru ada yang menyifati bahwa mata Dajjal yang buta adalah sebelah kirinya),
matanya itu tidak menonjol keluar tetapi juga tidak tenggelam (seperti
buah anggur yang masak). Pada mata kirinya terdapat daging tumbuh yang lebih
besar daripada sudutnya. Dan diantara kedua alisnya terdapat tulisan huruf
Ka Fa Ra secara terpisah yang dapat dibaca oleh setiap mukmin, baik buta
huruf maupun pandai menulis. Ciri menonjol lainnya adalah bahwa ia mandul dan
tidak punya anak.
Ketidak jelasan tentang ciri-ciri
phisik Dajjal ini ternyata sudah bermula sejak zamannya Nabi yang mana bisa
kita lihat dari ketidak sesuaian uraian antara hadits Al-Jassasah / hadits
Tamim Ad-Dari dengan hadits Ibnu Shayyad. Pendapat bahwa Dajjal adalah
sebagaimana diriwayatkan oleh Tamim Ad-Dari oleh para ulama dianggap lebih
cocok karena diceritakan langsung oleh Fatimah binti qais. Dikatakan bahwa satu
waktu ketika Rasulullah usai melakukan shalat, beliau duduk diatas mimbar
sambil tersenyum lalu menceritakan kisah Tamim Ad-Dari, seorang pengikut
Nasrani yang telah berbai’at masuk islam tentang pengalamannya bertemu dengan
mahluk besar yang mengaku sebagai Al Masih Al-Dajjal di sebuah pulau kecil
ketika Ad-Dari terdampar karena perahu yang ditumpanginya pecah. Selanjutnya
Rasulullah bersabda “ Aku heran terhadap cerita Tamin Ad-Dari yang sangat
sesuai dengan apa yang telah aku ceritakan kepada kalian. Juga tentang kota
Mekkah dan Madinah. Ketahuilah bahwa sekarang ia sedang berada di laut Syam
atau Yaman. Oh tidak, tetapi dia akan datang dari arah timur…dari arah timur…”.
Bertitik tolak dari hal ini dapat kita lihat bahwasannya Rasulullahpun sebenarnya
tidak tahu persis bagaimana rupa dari wujud Dajjal itu, Ia hanya mendapat
pewahyuan tentang ciri-ciri Dajjal sehingga iapun merasa heran saat mendengar
ada kesesuaian antara pengalaman atau apa yang dilihat oleh Tamin Ad-Dari
dengan ciri-ciri Dajjal yang pernah diberitahukannya kepada para sahabatnya
sebelum itu. Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari penuturan Tamin
Ad-Dari kepada Rasulullah adalah :
1.
Dajjal saat itu (ketika dijumpai oleh Tamim Ad-Dari) sedang
berada di sebuah pulau dekat laut Yaman.dan dia akan keluar pada waktu yang
telah dijanjikan.
2.
Kondisi Dajjal saat itu sedang terbelenggu pada kedua
tangannya hingga ke kuduknya, antara kedua lututnya dan kakinya dirantai dengan
besi.
3.
Dajjal akan keluar setelah cirri-ciri yang disebutkannya
terjadi (Keringnya mata air Zughar, keringnya danau Thabariah dan berhentinya
buah di Nakhl Baisan)
4.
Dajjal saat itu hingga kini masih dikerangkeng dengan rantai
besi dan dijaga oleh seekor binatang bernama Al-Jassasah.
Dalam riwayat Ibnu Shayyad,
dikisahkan bahwa ia sendirilah yang telah tertuduh sebagai Dajjal berdasarkan
beberapa ciri (yang sesungguhnya belum merupakan bukti mendasar ) misalnya
karena ia berada dalam kandungan ibunya selama 12 bulan, dan ketika lahir tangisannya
menyerupai tangisan anak yang sudah berusia 1 bulan. Hal lain juga adalah
karena Ia pernah mengklaim diri sebagai Rasul ketika ditanya oleh Rasulullah
dan diperkuat lagi ketika dalam satu riwayat, Ibnu Shayyad pernah berkata bahwa
demi Allah dia bersumpah bahwa sesungguhnya ia mengetahui dimana keberadaan,
dan tempat kelahiran si Dajjal sehingga beberapa orang akhirnya menyindirkan ia
sebagai pendusta agama.
WAKTU DAN TEMPAT KELUARNYA
DAJJAL
Tentang hal inipun beberapa perbedaan tafsir masih menyelimuti karena menurut
hadits Tamim Ad-Dari yang diriwayatkan oleh Fatimah binti qais, menjelaskan
bahwa posisi Dajjal berada di laut Yaman sedangkan janji Rasulullah tentang
tempat keluarnya Dajjal adalah dari wilayah Khurasan. sungguh sebuah fenomena
yang menggelikan jika terjadi pembiaran tafsir yang demikian tajam padahal
mereka (Fatimah dan Rasul) berada dalam kurun waktu yang sama.bukankah hal ini
justru akan menimbulkan kebingungan atau barangkali orang yang menerima tafsir
ini yang terlalu membodohkan diri. Bukankah sudah menjadi kebiasaan manusia
yang karena egonya biar dibilang sumber yang paling pasti, paling tahu, dan
paling mengerti seringkali membubuhi cerita dengan kepentingannya sendiri.
(titip omong seringkali dibumbu-bumbui atau dilebihi tetapi jika titip uang
seringkali di sunat-sunat atau dikurangi) jadi bukan tidak mungkin bahwa tafsir
kitab suci agama yang dalam satu rumpun ternyata memiliki variasi yang berbeda
dalam penyampaiannya telah mengalami bias seperti ini. Oleh karena itu
sungguhlah bijak jika kita lebih memakai nalar atau akal bhudi dalam menelaah
sesuatu dan bukannya seperti burung beo yang asal menerima dan mengikuti tanpa
mengerti apa yang dibicarakannya.
Kembali kepada waktu keluarnya
Dajjal, disebutkan bahwa perioda pertama keluarnya Dajjal berlangsung cukup
lama, jika merujuk pada pendapat yang menyatakan bahwa Ibnu Shayyad adalah Dajjal.
Adapun keluarnya Dajjal untuk kedua kalinya, adalah pada saat pertempuran
terakhir antara Dajjal dengan kaum muslimin untuk menaklukkan Konstantin dan
itu terjadi setelah kedatangan Al-Mahdi. Dan pendukung Dajjal pada saat itu
bukan lagi Yahudi Israel tetapi adalah Yahudi Asbahan yang tinggal di sebuah
perkampungan Yahudiyah. Jumlah mereka sebanyak 70.000 orang dan semuanya
menggunakan pakaian seragam yang sama. Juga disebutkan bahwa dalam perioda ini
Dajjal akan keluar karena suatu kemarahan.
Mengenai lamanya Dajjal tinggal di
bhumi, menurut riwayat Imam Hambal dan Imam Ahmad dari jalur Ibnu
Khaitsam menyatakan bahwa ia keluar selama 40 hari, akan tetapi hari pertamanya
bagai 1 tahun, hari keduanya bagai 1 bulan dan hari ketiganya bagai 1 pekan.
Kemudian sisa-sisa hari lainnya sebagaimana hari-hari di dunia. Selama masa
inilah banyak kaum muslimin yang murtad dan menjadi pengikut Dajjal. Namun
lagi-lagi sebuah ketidak pastian melanda isi-isi hadits ini karena beberapa
ulama justru menafsirkannya secara beragam, seperti komentar Sayikh Nashiruddin
Al-Albani yang mengatakan “Terdapat perbedaan pendapat, apakah 40 tahun ataukah
40 hari 40 malam sebagaimana pula disebutkan dalam riwayat lain. Menurutnya,
yang benar dan harus diperhatikan adalah pendapat kedua (40 hari dan 40 malam)
sebab hadits-haditnya lebih shaih dan jumlahnya lebih banyak. (Dari hal ini
semakin jelas bahwa banyak sahabat ternyata memakai nama Rasulullah untuk
memperkuat tafsiran yang dilakukannya sendiri karena dalam riwayat lain oleh tafsiran
sahabat lainnya juga menyebutkan Rasulullah berkata “….” Yang isinya justru
berseberangan dengan tafsir versi sahabat yang lain. Jadi tidakkah kita
sekarang mesti berfikir lebih dalam untuk mengkaji kebenaran hadits ini
daripada langsung main tuduh dan berprasangka buruk kepada orang lain sebagai
Dajjal.
KEADAAN DUNIA
SEBELUM KELUARNYA DAJJAL
Keadaan manusia sebelum datangnya Dajjal
dalam kondisi serba kacau, Dajjal dating sebagai pelengkap fitnah-fitnah zaman
yang melanda manusia. Peperangan, perampokan,pembunuhan terus dialami oleh
manusia. Karena sejak di bai’atnya Imam Mahdi, maka tiada hari yang dilalui
oleh kaum Muslimin yang bersamanya kecuali perang dan penaklukkan. Selama masa
itu pula kondisi alam berada dalam ketidak seimbangan. Tahun-tahun itu adalah
tahun-tahun paceklik dan kekeringan, tahun dimana banyak manusia yang mengalami
kelaparan dan banyaknya bencana alam. Hujan tidak menurunkan airnya dan bhumi
tidak mengelurakan tumbuh-tumbuhan. Tentang kondisi dunia saat itu, Rasulullah
pernah menggambarkannya sebagai berikut : “Sesungguhnya sebelum keluarnya
Dajjal adalah tempo waktu 3 tahun yang amat sulit dimana pada waktu itu,
manusia akan ditimpa oleh kelaparan yang sangat. Allah memerintahkan kepada
langit pada tahun pertama darinya untuk menahan 1/3 dari hujannya dan
memerintahkan kepada Bhumi untuk menahan 1/3 dari tanamannya. Tahun kedua
darinya, bumi dan langit diperintahkan untuk menahan 2/3 dari air dan tanaman
kemudian pada tahun ketiga, darinya Allah memerintahkan kepada langit untuk
menahan semua air hujannya sehingga langit tidak meneteskan setitik airpun dan
juga memerintahkan bhumi supaya menahan semua tanamannya, maka sesudah itu
tidak tumbuh satu tanamanpun sehingga semua binatang berkuku akan mati kecuali
yang dikehendaki Allah. Para sahabat kemudian bertanya “Dengan apa manusia
akan hidup pada saat itu ?” Beliau menjawab “Tahlil, Takbir, dan Tahmid akan
sama artinya bagi mereka dengan makanan “
PARA PENGIKUT DAJJAL
Disebutkan bahwa Dajjal akan
memiliki pengikut yang sangat banyak namun pasukan inti Dajjal adalah
orang-orang Yahudi yang telah lama menantikan kehadirannya. Ia banyak
mengelabui orang-orang dengan kekuatan sihir dan sulapnya sehingga banyak orang
tertipu karenanya. Disamping itu hal ini juga dikarenakan bahwa pada saat
Dajjal mendekati kota Madinah, Ia menghentak-hentakkan kakinya di kota itu yang
membuat suasana seperti gempa dan menimbulkan kegaduhan sehingga banyak orang
yang keluar lalu memohon perlindungan kepadanya. Orang ajam juga banyak yang
mendukung Dajjal, orang Turki dan manusia dari berbagai Negara yang kebanyakan
adalah orang-orang arab dusun yang tidak banyak mengetahui hakekat Dajjal. Kaum
wanita juga termasuk kelompok yang paling mudah terpengaruh oleh fitnah si
Dajjal.
FITNAH DAN STRATEGI DAJJAL.
1.
Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Hudzaifah “Rasulullah
berkata “ sungguh Aku lebih mengetahui apa yang menyertai Dajjal. Ia akan
bersama 2 buah sungai yang mengalir dimana yang satu akan kelihatan mengalirkan
air dan satunya lagi mengeluarkan api yang menyala-nyala. Maka hendaknya kamu
mendatangi sungai yang kelihatan seperti api itu, dan hendaklah ia pejamkan
matanya, karena yang Nampak api itu sesungguhnya adalah air yang dingin. Arti
kiasnya adalah bahwa Dajjal akan menggunakan strategi pemutar balikan keadaan
dimana kebenaran dibungkus dengan kepalsuan dan kemurtadan dikemas dengan hal
hal yang tampaknya indah dan benar. Dajjal akan membawa surge dan neraka, siapa
yang masuk surge Dajjal maka Allah akan mengazabnya dengan neraka dan barang
siapa yang bersabar dengan neraka Dajjal, ia akan dimasukkan dalam surge yang
sesungguhnya.
2.
Dajjal mampu menghidupkan kembali orang yang sudah mati,
sehingga banyak orang yang menganggapnya sebagai Tuhan yang sesungguhnya.
3.
Karena Dajjal diberi kemampuan untuk menurunkan hujan dan
memerintahkan bhumi untuk mengeluarkan tanaman, maka hal ini akan dipakai trik
dan strategi untuk mendapatkan pengikut. Barang siapa yang tidak mengikutinya,
maka sawah ladangnya dan juga hewan ternaknya akan dihancurkan dengan
kelaparan dan tempatnya akan diselimuti oleh kekeringan.
4.
Dajjal akan memaksa seorang manusia, lalu membunuh dan memotongnya
dengan gergaji hingga tubuhnya terbelah menjadi dua. Kemudian Dajjal akan
menghidupkan kembali orang itu dan memaksanya untuk beriman (Sebuah demo
kekuasaan yang dimilikinya sehingga orang merasa takut dan akhirnya mau beriman
kepadanya.)
5.
Dajjal mampu mendatangi sebuah bangunan yang runtuh,
kemudian ia meminta agar semua harta simpanannya keluar, maka secara tiba-tiba
harta itu akan beterbangan mengikutinya seperti sepasukan lebah yang terbang.
6.
Dajjal akan datang dengan menyertakan gunung roti dan sungai
air
7.
Dajjal bisa berpindah dari satu tempat ke tempat lain secara
cepat untuk menunjukkan kemampuannya.
Berdasarkan semua hal diatas dan
menyimak fenomena kehidupan yang terjadi sekarang yang sudah tentu karena
didasarkan pada ketakutan yang sangat akan datangnya hari kiamat disebabkan
karena di Islam tidak dicantumkan secara jelas saat zaman ini berakhir.
Sehingga hidup mereka jadi was-was, dan selalu diliputi kecurigaan dan
penafsiran tak pasti tentang kapan waktu itu tiba. Namun terlepas dari Benar
tidaknya hari Kiamat total yang dijanjikan, tidakkah kita sebagai umat beragama
tetap harus mempersiapkan diri untuk menyongsong kematian entah itu sekarang
atau pada saat kedatangan Dajjal di akhir zaman. Membentengi diri dengan iman
dan ahlak yang baik jauh lebih baik daripada mengotori pikiran dengan aneka
kecurigaan tentang hal-hal tidak baik kepada orang lain yang belum teruji
kebenarannya. Jangan lantas seperti maling yang teriak maling untuk menutupi
kebusukan yang dilakukannya. Menuduh seseorang sebagai pendusta sedangkan kita
sendirilah yang telah melakukan fitnah kejam itu kepada orang lain. Memang
penyakit jiwa /rohani ini sangat beda dengan penyakit jasmani. Kalau penyakit
jasmani, maka kita sendirilah yang paling tahu tempat dan rasa sakitnya
sedangkan orang lain belum tentu bisa mengetahuinya misalnya penyakit bisul,
sakit perut, dll. Berbeda dengan penyakit rohani, ini justru kebalikannya,
orang lainlah yang justru paling tahu tentang hal ini tetapi kita tidak
menyadarinya. Penyakit macam ini misalnya rasa sombong, iri hati, dan dengki.
Sepertinya inilah penyakit kronis yang sedang diderita saudara kita yang paling
gemar menuduh orang lain sebagai pendusta tanpa sedikitpun menyadari bahwa
sesungguhnya ia tidak lebih baik daripada yang dituduhkan kepada orang lain.
Kenapa harus membuang-buang waktu yang tidak pasti untuk memikirkan keburukan
orang lain dan keselamatan orang lain yang juga belum tentu kurang beruntung
daripada kita. Bukankah lebih bijaksana jika sisa waktu hidup ini dipergunakan
untuk memikirkan kemuliaan Tuhan karena di alam akhirat nanti, semua orang akan
sibuk mengurusi dirinya sendiri, sehingga bukan tidak mungkin jika seorang ayah
tidak lagi sempat mengurusi anak, istri, maupun keluarganya yang lain karena
system dunia akhirat sudah lebih cermat dalam mengurusi kita sesuai dengan
amalan yang pernah kita perbuat di bhumi. Berfikir untuk menyelamatkan orang
lain agar tidak terkena fitnah atau tercebur kedalam samsara kehidupan di luar
kaidah agama adalah hal baik tetapi sudahkah kita juga benar-benar telah
selamat sehingga berani mengambil resiko demikian. Jangan sampai orang yang
masih tenggelam dan tidak bisa berenang karena kecintaan yang tidak pada
tempatnya nekat ingin menolong temannya yang juga berada di air. Ini namanya
goblok karena selamat belum tentu dan tenggelam bersama sudah pasti. Betapa
indah dan nyamannya bhumi ini ditempati jika kita bisa berfikir seperti itu.
Menjaga iman dan akidah masing masing dengan kuat dan baik tanpa mencampuri
keyakinan orang lain. Bukankah fitnah merupakan bagian dosa paling kejam karena
lukanya akan tetap membekas di hati seumur hidup. Ia dikatagorikan sebagai dosa
yang lebih kejam daripada membunuh anak kecil yang tak berdosa. Karenanya,
sebelum kita berbicara dan mengeluarkan statement tertentu, alangkah baiknya
jika kita menanyakan ketiga hal ini terlebih dahulu :
1.
Apakah hal yang akan kita bicarakan itu BENAR ? (Bukan
gossip, Akurat dalam artian tidak hanya berdasarkan pengakuan sepihak, sudah
teruji dan terbukti)
2.
Apakah yang akan kita katakan itu hal BAIK ? ( bagus untuk
diucapkan atau tidak. Bukankah seorang dokter juga akan menjaga etika ini,
untuk tidak mengatakan keadaan gawat kepada pasiennya karena dirasa bukan
merupakan hal yang baik bagi motivasi hidupnya walaupun itu hal yang benar.)
3. Apakah yang akan kita katakan itu
BERMANFAAT bagi diri sendiri maupun bagi orang lain
Jika ketiga pertanyaan ini tidak
kesemuanya terjawab dengan kata “YA”, sebaiknya kita menunda dulu untuk
berbicara apalagi jika hal tersebut menimbulkan rasa tidak enak bagi orang
banyak seperti misalnya fitnah Dajjal yang dituduhkan kepada seorang Guru suci
Spiritual yang bernama Bhagavan Sri Sathya Sai Baba. (Agar pembaca tidak
terlalu bosan berada dalam halaman ini, maka ulasan tentang Fitnah Dajjal yang
dituduhkan kepada Sai Baba, akan saya ulas pada halaman lain dengan judul
Dajjal = Sai Baba ???.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar